Bulan Juni-Agustus aku melaksanakan Praktik Kerja Lapang (PKL) di salah satu perusahaan pengolahan ikan yang berlokasi di Pandaan, Pasuruan. Perusahaan tersebut merupakan cabang dari perusahaan di Jepang. Seperti yang kita tahu bahwa budaya kerja di Jepang sangat menghargai waktu. Begitu pula yang aku rasakan ketika melaksanakan PKL di sana. Setiap karyawan datang dan pulang tepat waktu. Pernah suatu ketika saat aku dan tim akan bertemu HRD jam 15:00 WIB. Namun, kami terlambat sekitar 10-15 menit karena salah satu temanku pergi ke toliet. Saat di ruangan akhirnya kami ditegur oleh HRD agar tidak terlambat kembali. HRD tersebut juga mengingatkan agar ketika hari presentasi aku dan tim tidak terlambat, bahkan diusahakan datang 30 menit sebelum waktu dimulai.
Pada esok hari ketika waktu pelaksanaan presentasi, benar saja para pimpinan yang datang sangat menghargai waktu. Saat itu kami diberi waktu 60 menit presentasi dan sudah termasuk waktu tanya jawab. Namun, aku dan tim butuh waktu 58 menit untuk menyelesaikan pemaparan kami. Sehingga waktu tanya jawab hanya berlangsung 2 menit. Mungkin kalau di tempat lain waktu akan ditambah, akan tetapi di sini waktunya tetap 2 menit dan tidak ada penambahan. Akhirnya kami hanya diberi 1 pertanyaan dan tidak ada pertanyaan lain lagi.
Pengalaman tersebut menjadi refleksi diri saya bahwa saya sendiri masih sering meremehkan waktu. Waktu yang terbuang sia-sia tidak akan memberi value apapun. Sehingga kita harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Pembelajaran mengenai waktu bisa dimulai dari hal-hal kecil seperti tidak datang terlambat dalam sebuah pertemuan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI