Mohon tunggu...
ISROULLAILI MI
ISROULLAILI MI Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Penyebaran Postmodern: Analisis Jaqcues Derrida dan Jean Baudrillard Tentang LGBT dan Feminisme di Media Sosial

24 Juni 2024   16:53 Diperbarui: 24 Juni 2024   17:13 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Dinamika Sosial: Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
e-ISSN: 2828-4763
Vol. 1, No. 1 (2022): page-page
http://urj.uin-malang.ac.id/index.php/dsjpips
1
PENYEBARAN POSTMODERN: Analisis Jacques Derrida dan Jean Baudrillard Tentang LGBT dan Feminisme di Media Sosial
Isro’ullailiMaghfirohIsnaini
Pendidikan IPS, Fakultas Imu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Indonesia
isroullailimi@gmail.com
ABSTRACT
Postmodern lifestyles give rise to new consumption patterns that are at the core of postmodern lifestyles and allow individuals or consumers to understand what is offered by the era of lifestyles generated from fantasy.Sexual harassment is a common occurrence in today's society. Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender (LGBT) issues are still a topic of debate in Indonesian society. Sensual deviations will bring bad impacts to the perpetrators, which are not useful for various parties. Gay, Bisexual, and Transgender (LGBT) issues are a topic of debate in Indonesian society. The movement began with demands for justice in the treatment of women, and as the movement grew in popularity, it also began to make claims for social injustice through efforts to achieve equality.
The research conducted in this article aims to determine the position of the LGBT community in general media coverage.
Keywords: postmodern, LGBT, gender equality
ABSTRAK
Gaya hidup postmodern memunculkan bangkitpola konsumsi baru yang merupakan inti dari gaya hidup postmodern dan memungkinkan individu atau konsumen memahami apa yang ditawarkan oleh era gaya hidup yang dihasilkan dari khayalan.
Penyimpanan/pelecehan seksual adalah hal yang lumrah terjadi di masyarakat saat ini. Isu Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) masih menjadi topik perdebatan di masyarakat Indonesia . Penyimpangan sensual membawa dampak yang negatif bagi pelakunya, yang tidak berguna untuk berbagai pihak. Isu Gay, Biseksual, dan Transgender ( LGBT ) menjadi topik hangat di masyarakat Indonesia.
Pergerakan dimulai dengan tuntutan akan keadilan dalam perlakuan terhadap perempuan , dan seiring dengan semakin berkembangnya gerakan ini , gerakan ini juga mulai membuat klaim atas ketidakadilan sosial melalui upaya mencapai kesetaraan .dimulai dengan tuntutan akan keadilan dalam perlakuan terhadap perempuan ataupun laki laki , dan seiring dengan semakin populernya tuntutan tersebut , mereka juga mulai mengajukan klaim atas ketidakadilan sosial melalui upaya mencapai kesetaraan .
Penelitian/riset yang dilakukan dalam artikel ini bertujuan untuk mengetahui posisi komunitas LGBT dalam pemberitaan media secara umum.
Kata-Kata Kunci: postmoder, LGBT, kesetaraan gender
Dinamika Sosial: Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Vol. 1, No. 1 (2022)
2
PENDAHULUAN
perjalanan terus-menerus mengalami waktu perubahan dalam banyak aspek; Namun, hal ini bukannya tidak berhubungan, adanya keinginan manusia yang terus - menerus mencari perubahan karena alasan pribadi dan praktis. Namun, dalam jangka panjang, kita tidak akan terkejut dengan beberapa perubahan dalam berbagai aspek kehidupan sehari - hari seperti sebelumnya dalam hal pengetahuan, yang semakin bertambah luas mengalami perkembangan dari abad ke abad. Begitu juga Kehidupan akan terus berputar seiring dengan bertambahnya manusia, sehingga melahirkan pemikiran dan terus berupaya mengembangkan kehidupannya di berbagai aspek kehidupan.
Hal hal yang sama juga benar terjadi dari postmodernisme , yang muncul sebagai akibat dari kegagalan modernisme dalam mengangkat derajat umat manusia. postmodernisme, yang muncul sebagai akibat dari kegagalan. Terkait postmodernisme, modernisme secara keseluruhan telah gagal memenuhi cita - citanya untuk telah merubah manusia lebih baik dan bebas dari ketidakadilan. Umat manusia menghadapi tantangan sebagai akibat hasil kontemporer kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di era era, yang dapat membuat kehidupan manusia semakin sulit .
Lesbian, gay, biseksual, dan transgendergay, (LGBTQ) adalah istilah yang telah digunakan sejak tahun 1990an dan menggantikan istilah “ komunitas gay ” karena lebih akurat menggambarkan kelompok yang telah diidentifikasi (Swain , tahun 1990an) . LGBT merupakan komunitas komunitas kecil yang ada di dalam masyarakat, Selain merupakan komunitas kecil , isu terkait LGBT juga menjadi kontroversi di komunitas dunia (Fatinova, Emha, & Mubarok, 2019 ). Keberhasilan kampanye tersebut tidak lepas dari gerakan pro -LGBT yang sudah berlangsung lama ( Encarnacion, 2014). Di Indonesia, terdapat berbagai bentuk terhadap kelompok LGBTQ , termasuk kelas penentangan agama, politik, dan bahkan sosial diskriminasi terhadap kelompok LGBTQ.
Meski demikian Faktanya, tidak semua anggota masyarakat menganut kesetaraan LGBT. Ada sebagian masyarakat yang mengapresiasi aktivitas kelompok LGBT .Secara umum, HAM adalah alasan dukungan ini . Misalnya Komnas HAM menyatakan bahwa LGBT orang yang mempunyai hak kelompok menerimaberhak mendapat perlakuan yang sama di mata hukum ( Komisioner : Internal Komnas HAM belum paham isu Lesbian dan Gay, 2015).
Di negeri ini, LGBT bukanlah fenomena baru .sama sekali bukan fenomena baru .Sebelumnya, banyak sekali upaya telah dilakukan untuk mengatasi kekhawatiran komunitas LGBT, khususnya dalam mengatasi persepsi mereka sebagai komunitas seksual minoritas . Sebuah seminar diadakan di Yogyakarta pada tahun 2006, dengan tujuan untuk memaparkan Prinsip-Prinsip Yogyakarta tentang Hukum Hak Asasi Manusia Internasional Mengenai Orientasi Seksual dan Identitas Gender.
KAJIAN LITERATUR
Sub Pembahasan
Dalam penelitian ini kami menyangkut pautkan hal tersebut atau teori postmodernisasi dengan teori dari Jacques Derrida dan Jean Baudrillard, yang dimana Jacques Derrida memiliki teori yang sering di sebut teori Dekonstruksi sedangkan Jean Baudrillard yang menganut teori simulasi.
Judul Artikel Jurnal
Nama Penulis
3
Teori Dekonstruksi bertujuan mengakhiri dan menstabilkan akhir proses penerapan pengetahuan secara sistematis pada objek tertentu , seperti persamaan matematika atau persamaan dasar. seperti persamaan matematika atau dasar .Dekonstruksi ini bertujuan untuk mengkaji secara kritis urusan sehari - hari dalam mencari kebenaran tengah atau akhir dan selanjutnya penanganan kebenaran tersebut melalui bahasa. Dalam kritiknya , Derrida menegaskan bahwa semua teks didasarkan pada hierarki pada dualitas hierarkis (seperti ada /tidak ada, realitas /penampakkan, dan rambut /kaki/penampuan), di mana elemen pertama didefinisikan lebih kuat dan elemen kedua diungkapkan secara serupa dalam esensinya dualitascara yang benar , dan semua sistem persepsi memiliki titik acuan di mana sistem persepsi lainnya diungkapkan . Dalam dekonstruksi struktural yang tidak teridentifikasi dan- partikel yang partikel non-spesifik diidentifikasi, dan struktur di atas tempat teks ditulis dijelaskan .dan Dalam hal ini dekonstruksi bertujuan untuk mengidentifikasi pertentangan mendasar dalam suatu objek atau teks atau misalnya hadir/tidak hadir), dengan menonjolkan relasiteks (seperti hadir /tidak hadir), menonjolkan relasi.
Teori dekontruksi mempunyai relevansi yang kuat dengan LGBT postmodernisme. Dekonstruksi berguna untuk memperjelas ambiguitas dan gagasan kompleks yang digunakan dalam kehidupan sehari - hari .menerangi linguistik ambiguitas dan ide-ide kompleks yang digunakan dalam kehidupan sehari -hari . Konteks LGBT , kritik dekonstruktif menantang dan mempertanyakan norma-norma seksual gender tradisional .
Dekonstruksi menciptakan ruang untuk mengkaji biner gender dan heteronormatifnorma-norma yang telah lama membentuk persepsi masyarakat mengenai seksualitas .Hal ini menjadi landasan pentingteoretis dasar teori bagi generasi LGBT postmodern , yang menekankan pentingnya kerja sama , pemahaman, dan toleransi terhadap norma - norma yang tidak konsisten .
Oleh karena itu, teori teori dekonstruksi memberikan alat yang berharga bagi menyediakan muda LGBT untuk menyelidiki dan menantang konstruksi sosial yang melemahkan rasa percaya diri masyarakat terkait identitas gender dan seksualitas .alat berharga bagi generasi muda LGBT untuk menyelidiki dan menantang konstruksi sosial yang melemahkan perasaan diri masyarakat sehubungan dengan identitas gender dan seksualitas .
Menurut kepada Jean Baudrillard, populasi saat ini tidak lagi didominasi oleh produksi , melainkan oleh media , sektor industri , dan faktor populasi produksi lainnya. Ketika populasi populasi telah ditaklukkan dengan metode produksi dan pengendalian , tindakan ini dilatarbelakangi oleh eksploitasi dan eksperimen untuk mencapai batas sistem (Ritzer & Goodman, 2009: 677 ) dan tindakan ini dilatarbelakangi eksploitasi dan eksperi mencapai batas masyarakat postmodern bercirikan simulacrum sehingga sulit melihat hal yang nyata ( 2009 ). dunia sebagai hiperrealis. Sebagai contoh Misalnya , media tidak pernah berhenti, menjadi cerminan realitas , meskipun realitas tersebut menjadi lebih nyata ( Ritzer & Goodman, 2009: 677 ) . akibat yang dihasilkan , atau keadaan dan pengalaman kebendaan atau ruang, dari proses tersebut di atas (Piliang, 2003: 150).
Untuk teori simulacra memiliki relevansi terhadap postmodernisme LGBT. Konsep konsep simulasi berlaku pada representasi atau realitas yang kehilangan hubungan dengan objek aslinya , sehingga mengakibatkan terciptanya realitas yang terdistorsi atau palsu
Dalam konteks postmodernisme LGBT , teori simulasi dapat dipahami sebagai pendekatan terhadap identitas gender dan seksual yang kompleks yang menantang representasi
Dinamika Sosial: Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Vol. 1, No. 1 (2022)
4
sederhana atau biner Postmodernisme LGBT . Hal ini mencerminkan pengalaman individu LGBT yang sering kali tidak terwakili secara akurat atau lengkap dalam narasi-narasi tradisional tentang gender dan seksualitas.
Dengan demikian, teori simulakrum memberikan dasar konseptual yang penting bagi LGBT postmodernisasi dengan mengakui bahwa realitas identitas gender dan seksualitas sangatlah kompleks, dan tidak dapat direduksi menjadi representasi yang statis atau normatif. Hal ini membantu memperluas pemahaman masyarakat mengenai isu - isu identitas LGBT dan menghilangkan kesalahpahaman umum yang disebarkan oleh budaya mainstream.
Keduanya memberikan informasi lebih rinci tentang bagaimana identitas LGBT tidak hanya dibentuk oleh representasi yang beragam, juga oleh pertanyaan -pertanyaan yang lebih mendalam mengenai konstruksi sosial, dan realitas yang menyimpang . Hal ini mendukung upaya gerakan postmodernisme LGBT untuk menciptakan ruang yang lebih inklusif, beragam , dan membebaskan individu dari norma- norma yang menindas .
LGBT mengacu kepada sekelompok orang yang mengidentifikasi diri sebagai Lesbian, Gay, sebagai, dan Transgender. Dijelaskan bahwa Lesbian adalah orang yang tertarik pada orang lain yang sesama jenis, baik yang berlatar belakang fisik maupun non fisik maupun dari
aspek seksual dan spiritual , jadi ini sungguh menjengkelkan. homoseksual menyatakan seorang laki-laki yang menyukai dan mencintai laki-laki, dengan ini sering homoseksual tetap Merujuk pada perilaku homoseksual. Orang biseksual yang dimaksud sedikit berbeda dengan kedua orang yang dibahas di atas , karena orang biseksual adalah seseorang yang mampu melakukan hubungan emosional dan seksual dari kedua jenis kelamin yang disebutkan di atas. Artinya , seorang biseksual dapat memiliki hubungan dekat dengan perempuan atau laki - laki .Sebaliknya , identitas transgender diartikan sebagai perpaduan identitas gender seseorang dengan tipe biologisnya; dengan demikian, seorang transgender dapat mengidentifikasi dirinya sebagai heteroseksual , biseksual , atau homoseksual (Saleh, 2016).
munculnya feminisme dan komunitas LGBT melalui media sosial menjadi fenomena yang semakin signifikan dalam perubahan sosial kontemporer .dari feminisme dan komunitas LGBT melalui media sosial telah menjadi fenomena yang semakin signifikan dalam perubahan sosial kontemporer . Gerakan gerakan feminis sudah lama menjadi kekuatan yang menentang norma gender dan perlakuan terhadap perempuan di beberapa bidang , sedangkan gerakan LGBT memperkuat hak - hak individu terkait orientasi seksual dan identitas gender . Di era digital ini , yang sekarang zamannya media sosial, mempertahankan wacana penting untuk menarik diskusi publik , membentuk opini publik , dan memengaruhi perilaku media sosial.
METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan fokus pada wacana kritis terhadap teks berita tentang pelarangan LGBT. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan jenis studi kepustakaan dan literatur review. Pendekatan kualitatif digunakan untuk memahami konteks dan narasi dalam teks berita, sementara metode deskriptif memberikan gambaran detail tentang fenomena yang diamati. Studi kepustakaan menjadi sumber data utama untuk analisis.
Dalam konteks penelitian ini, penting untuk diingat bahwa pendekatan dan metode yang dipilih akan mempengaruhi cara pengumpulan, analisis, dan interpretasi data. Kombinasi
Judul Artikel Jurnal
Nama Penulis
5
antara pendekatan kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan studi kepustakaan memberikan kerangka kerja yang komprehensif untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diajukan.
HASIL
fokus penelitian ini adalah pada sumber daya dan isu terkait penyebaran ideologi feminisme dan LGBT melalui media sosial .sumber daya dan isu - isu terkait penyebaran ideologi feminisme dan LGBT melalui media sosial . Di dunia semakin terhubung secara digital,, interaksi online menyediakan platform untuk aksi kolektif , mobilisasi massa , dan pembangunan komunitas, Namun, seiring dengan dengan kemajuan teknologi muncul sejumlah masalah terkait , seperti disinformasi , stigma telah datang dan adanya penolakan terhadap perubahan sosial .
Homofobia terhadap kelompok LGBT rakyat seringkali terekspresikan dalam pemberitaan media massa mengenai isu LGBT . Hal ini sering diungkapkan dalam pemberitaan media massa mengenai isu LGBT . Hal ini juga disebutkan dalam artikel pemberitaan LGBT yang dapat ditemukan di Kompas.com .dalam artikeltentang pemberitaan LGBT yang dapat ditemukan di Kompas.com . media seringkali menggambarkan kelompok LGBT sebagai kelompok yang tidak memiliki legitimasi sebagai warga negaranya . dissemination is carried out informasi to highlight untuk menyoroti berbagai bentuk aktivisme , seperti protes, advokasi, gerakan, pendanaan, dan legalisasi isu - isu LGBT , termasuk yang bertentangan dengan hukum Indonesia, khususnya various forms agama ( Nirwanto , 16 )
Di Indonesia, menjadi LGBT bukanlah bukan sebuah konsep yang baru. Menurut laporan CIA tahun 2015 yang di muat di topikmalaysia.com dalam Meilanny (2016: 221) karya Budiarti Santoso, Indonesia memiliki populasi LGBT terbesar kelima di dunia , setelah Tiongkok , India , Eropa , dan Amerika Serikat. Selain itu, beberapa survei independen yang dilakukan baik di dalam maupun luar negeri melaporkan bahwa 3% masyarakat Indonesia mengidentifikasi diri mereka sebagai penyandang LGBT. Artinya, dari 250 juta responden, 7,5 juta diantaranya mengidentifikasi diri sebagai LBGT , atau lebih sederhananya , dari 100 orang yang tinggal di suatu lokasi , tiga di antaranya adalah individu LGBT .
jurnal Ilmiyah Mahasiswa FISIP Unsyiah , Vol. 2. Nomor 3 Agustus 2017 ( Prasetyo dan Amri , 2017 ) , jumlah LGBT di Banda Aceh mencapai 530 orang yang mayoritas adalah pelajar . Dari mereka, jumlah tersebut 70% didiskriminasi oleh laki-laki dan perempuan gay. Komunitas tersebut semakin maju mempromosikan untuk mendapatkan eksistensi di kalangan publik.
PEMBAHASAN
Masyarakat Indonesia mengakar kuat pada nilai-nilai budaya ketimuran yang menitikberatkan pada prinsip moral, etika, dan agama. Hal ini mengakibatkan adanya penolakan terhadap perilaku seksual yang dianggap menyimpang atau tidak sejalan dengan norma-norma sosial yang berlaku. Masyarakat cenderung mempertahankan konsistensi dalam menjaga integritas nilai-nilai tradisionalnya, sehingga perilaku-perilaku yang dianggap melanggar prinsip-prinsip yang dijunjung tinggi jarang diterima dengan baik atau bahkan dihindari.
LGBT kelompok lebih bersedia berinteraksi dengan masyarakat luas , dan mereka bahkan mungkin mendapatkan hasil positif yang membangkitkan keingintahuan seksual mereka .untuk berinteraksi denganmasyarakat pada umumnya, dan mereka bahkan mungkin
Dinamika Sosial: Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Vol. 1, No. 1 (2022)
6
mendapatkan hasil positif yang membangkitkan keingintahuan seksual mereka . Menjadi LGBT tidak selalu menempatkan satu di tempat yang sama pada posisi yang sama. sebagai orang non-LGBT . Beberapa aksi protes dilakukan diselenggarakan oleh sejumlah yang besar anggota masyarakat untuk memastikan bahwa organisasi-organisasi yang terkena dampak LGBT tidak kehilangan posisi penting mereka .
Dalam penelitian pada komunitas LGBT dan feminisme penggunaan media sosial studi terpadu akan mencakup berbagai topik terkait. Pertama dan yang terpenting, untuk itu bahwa fenomena ini bukanlah akibat isolasi , melainkan bagian dari dinamika sosial yang lebih ekspansif di era digital saat ini .
studi konteks ini menyoroti pergeseran paradigma komunikasi dan interaksi sosial yang disebabkan oleh media sosial .platform menyediakan ruang ruang terbuka untuk mempromosikan ideologi LGBT dan ideologi feminis , memfasilitasi wacana gagasan , dan memobilisasi komunitas dalam skala besar . Namun, dalam konteks yang sama , kita juga melihat tantangan-tantangan yang muncul seperti penyebaran informasi yang salah ,tantangan polarisasi seperti penyebaran disinformasi , polarisasi opini , dan penolakan terhadap perubahan sosial .
Kelompok LGBT adalah kelompok minoritas yang ada di dalam masyarakat. Di Indonesia, serangan politik, agama, dan bahkan media sosial terhadap kelompok LGBT telah dilaporkan. Di Indonesia, keadaan yang ada terbagi menjadi dua kelompok yang saling berlawanan. Kelompok yang mendukung kesetaraan LGBT sebagai hak asasi warga negara. Di sisi lain, kelompok oposisi menyatakan bahwa kelompok LGBT di Indonesia tidak bertentangan dengan sistem agama dan budaya Indonesia.
Studi ini menyoroti peran penting media sosial dalam mempromosikan ideologi feminis dan LGBT, memfasilitasi gagasan, dan memobilisasi masyarakat. Platform media sosial sangat penting bagi generasi ini untuk membentuk opini publik dan meningkatkan kesadaran akan isu-isu yang berkaitan dengan kesetaraan gender dan hak-hak LGBT.
Sebuah analisis polarisasi ideologi mengungkapkan bahwa isu-isu feminisme dan LGBT dibahas secara luas di media sosial, dengan kontribusi penting dari para influencer dan aktivis online. Dampak dari pergeseran ideologi ini dapat dilihat dari perubahan sikap, pengetahuan, dan praktik mengenai evolusi feminisme dan komunitas LGBT setelah informasi dari media sosial dipublikasikan.
Meskipun demikian, ideologi LGBT dan feminisme juga ditantang oleh berbagai masalah, seperti resistensi, kontroversi, dan informasi yang keliru. Strategi promosi yang efektif sangat penting untuk mengatasi berbagai hambatan ini dan meningkatkan dampak positif dari generasi ini dalam meningkatkan kesetaraan gender dan hak-hak individu.
Berdasarkan pemahaman tentang dinamika sosial dan perubahan sosial di era digital, penelitian ini menawarkan rekomendasi strategis untuk peliputan yang lebih luas tentang gerakan LGBT dan feminisme di media sosial. Rekomendasi ini menyoroti perlunya memperkuat strategi komunikasi, mengatasi resistensi, dan meningkatkan efektivitas promosi ideologi ini dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara positif.
SIMPULAN
Judul Artikel Jurnal
Nama Penulis
7
penggunaan studi kualitatif sebuah kritis wacana untuk melakukan penyelidikan atau penelitian. Objek penelitian adalah tulisan mengenai kelompok LGBT .Selain itu , metodologi penelitian ini adalah pendekatan deskriptif , sedangkan jenis penelitian yang dilakukan ( library study ) juga menggunakan metodologi kajian pustaka . Metodologi yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif .yang digunakan penulis penelitian dalam penelitian kuantitatif . Penelitian deskriptif, riset, kadang-kadang dikenal sebagai penelitian pustaka , adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi fenomena yang ada dan sedang terjadi. (Hadi, 2002).
Penyebaran postmodernisasi dalam analisis Jacques Derrida dan Jean Baudrillard di media sosial menghasilkan dampak yang signifikan dalam pemahaman dan interpretasi konten-konten yang tersebar. Konsep-konsep dekonstruksi dari Derrida memicu kritisisme terhadap narasi-narasi yang dominan dan mengungkapkan kompleksitas serta ambiguitas dalam pemaknaan teks. Sementara itu, konsep simulasi dan hiperrealitas dari Baudrillard memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana media sosial menciptakan representasi yang seringkali dipertanyakan tentang realitas itu sendiri.
Kesimpulan ini menggarisbawahi pentingnya pemahaman terhadap konsep-konsep postmodernisasi dalam membaca dan menginterpretasi konten-konten yang tersebar di media sosial, serta bagaimana hal tersebut memengaruhi persepsi dan konstruksi makna dalam ruang digital.
REFERENSI Awal, Sebuah Perkenalan, and Markus Dominggus Lere Dawa. "TEORI SOSIAL POSTMODERN DAN POSTKOLONIAL." PRAKOSO, Christian Bayu; ARIFIANTO, Yonatan Alex; SUSENO, Aji. LGBT Dalam Perspektif Alkitab Sebagai Landasan Membentuk Paradigma Etika Kristen Terhadap Pergaulan Orang Percaya. Jurnal Teologi (JUTEOLOG), 2020, 1.1: 1-16. WILLIAM, Robert; SIMANJUNTAK, Ferry. Misi Gereja Era Post Modern. Journal of Industrial Engineering & Management Research, 2022, 3.4: 120-131. HASANAH, Ulfatun. Kontribusi Pemikiran Roland Barthes (Cultural Studies) Terhadap Studi Komunikasi. Al-I'lam: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam, 2020, 3.2: 41-52. Suyanto, B., Sugihartati, R., Syamsiyah, N., & Savira, P. S. (2023). MEMAHAMI TEORI POST-STRUKTURALISME. Airlangga University Press. WEBSTER, Tracy Wright. Pergaulan bebas and gendered youth culture in Yogyakarta, Indonesia. 2010. PhD Thesis. University of Western Australia. Setiawan, Johan. PEMIKIRAN POSTMODERNISME DAN PANDANGANNYA TERHADAP ILMU PENGETAHUAN. Jurnal Filsafat 2018 DENZIN, Norman K. Postmodernism and deconstructionism. In: Postmodernism and social inquiry. Routledge, 2015. p. 182-202. RASNIKA, Wiranda; QUROATUN'UYUN, Zafirah. Pola Penyebaran Konten Homoseksual melalui Media Sosial Wattpad (Studi Kasus Fujoshi di Indonesia). KINEMA: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran, 2022, 1.1: 1-16.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun