Mohon tunggu...
Isrina Nurfaiza
Isrina Nurfaiza Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa aktif S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Merosotnya Karakter Anak di Era Digital dan Upaya Guru Sekolah Dasar untuk Mengatasinya

17 November 2024   08:00 Diperbarui: 21 November 2024   19:25 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Merosotnya karakter anak-anak zaman sekarang menjadi isu yang sering menjadi perhatian para pendidik khususnya guru sekolah dasar yang berinteraksi langsung dengan mereka dalam proses pendidikan sehari-hari. Banyak faktor yang melatarbelakangi penurunan karakter anak-anak seperti pengaruh teknologi yang berlebihan, minimnya perhatian keluarga serta perubahan nilai-nilai sosial di masyarakat. Guru sekolah dasar memegang peran penting dalam membentuk karakter anak agar menjadi individu yang beretika.

Pengaruh media dan teknologi menjadi salah satu penyebab utama sebagaimana yang telah kita ketahui bersama bahwasanya anak-anak zaman sekarang sangat akrab dengan gawai dan media sosial yang mana didalamnya terdapat pula permainan daring yang sering memaparkan mereka pada konten negatif dan tidak sesuai usia. Penggunaan teknologi tanpa pengawasan bisa mengurangi interaksi sosial yang sehat dan memengaruhi pola pikir serta perilaku mereka. Selain itu, kurangnya pendidikan karakter di rumah menjadi penyebab lainnya sebab keluarga adalah lingkungan pertama yang membentuk karakter anak. Adanya perubahan gaya hidup modern dan kesibukan orang tua menyebabkan minimnya waktu berkualitas bersama anak. Anak-anak yang jarang menerima pendidikan moral di rumah sering menunjukkan perilaku yang kurang baik di sekolah.

Dampak dari merosotnya karakter anak-anak terlihat dalam menurunnya rasa hormat terhadap orang lain. Anak-anak yang kurang pendidikan karakter cenderung sulit menghargai orang lain baik sehingga berpotensi menyebabkan ketidakharmonisan di lingkungan sekolah. Selain itu, melemahnya disiplin dan tanggung jawab menjadi ciri khas anak-anak yang tidak mendapatkan pendidikan karakter yang cukup. Mereka cenderung sulit patuh pada aturan baik di rumah maupun di sekolah. Anak-anak yang tidak memiliki landasan moral kuat juga lebih rentan terhadap pergaulan yang buruk dan perilaku negatif dan tindakan kurang beretika.

Dari kacamata guru sekolah dasar ada beberapa upaya perbaikan yang bisa dilakukan. Integrasi pendidikan karakter dalam pembelajaran menjadi langkah pertama. Guru bisa mengajarkan nilai-nilai moral, etika, dan sikap positif dalam kegiatan belajar dengan menggunakan cerita inspiratif, kegiatan kelompok, dan diskusi nilai-nilai baik agar anak-anak memahami pentingnya memiliki karakter yang baik. Pendekatan personal dan bimbingan moral juga penting dimana guru tidak hanya mengajarkan pelajaran akademik tetapi juga memberikan teladan dan bimbingan moral kepada siswa melalui interaksi yang dekat sehingga anak-anak mendapatkan perhatian dan nasihat yang mereka butuhkan.

Kerjasama yang kuat dengan orang tua juga diperlukan sebab pendidikan karakter tidak bisa berjalan sendiri di sekolah tetapi perlu didukung oleh keluarga di rumah. Guru perlu menjalin komunikasi dan kerjasama dengan orang tua agar nilai-nilai yang diajarkan di sekolah sejalan dengan yang diterapkan di rumah. Selain itu, menciptakan lingkungan sekolah yang positif juga menjadi langkah penting dimana sekolah harus menjadi tempat yang nyaman, aman, dan kondusif untuk membentuk karakter yang baik melalui program penghargaan bagi perilaku baik agar anak-anak lebih termotivasi. Tidak kalah pentingnya adalah pendidikan literasi digital yakni guru dapat mengedukasi siswa tentang penggunaan teknologi yang sehat dan etis sehingga anak-anak tidak hanya cerdas secara teknologi tetapi juga memiliki kesadaran sosial dalam penggunaannya.

Sebagai garda terdepan pendidikan karakter, guru sekolah dasar memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk generasi bermoral dan beretika. Dengan peran aktif serta kolaborasi dengan keluarga dan komunitas maka diharapkan merosotnya karakter anak-anak bisa diminimalisir dan diubah menjadi peluang untuk mencetak individu yang lebih baik di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun