Mohon tunggu...
Isrina Nurfaiza
Isrina Nurfaiza Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa aktif S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Diary

Jika Salah Satu Sayap Telah Patah, Apakah Kita Bisa Terbang Kembali? -Ibuku Telah Berpulang.

24 Agustus 2024   17:39 Diperbarui: 16 November 2024   19:00 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Ketika menghadapi masa kuliah, banyak mahasiswa berjuang keras untuk mencapai tujuan akademis mereka. Namun perjuangan ini menjadi jauh lebih berat ketika sebuah tragedi pribadi terjadi seperti kehilangan ibu tercinta. Bagi banyak orang sosok ibu adalah pilar utama dalam kehidupan dan tentu kepergiannya bisa meninggalkan kekosongan emosional yang mendalam. Begitupun bagi seorang mahasiswa yang tengah berjuang menghadapi kerasnya menjadi dewasa yang merasakan kehilangan, hal ini bisa memunculkan rasa putus asa dan ketidakmampuan untuk melanjutkan perjuangan mereka.

Saat ibu meninggal, mahasiswa sering merasa terpuruk dan kehilangan arah. Kehilangan orang terkasih yang selama ini memberikan dukungan emosional dan motivasi bisa membuat seseorang merasa seperti terombang-ambing dalam kehidupan. Kuliah yang awalnya tampak seperti tantangan yang dapat diatasi kini bisa terasa seperti beban yang terlalu berat. Kesedihan dan keputusasaan mengganggu konsentrasi dan membuat seseorang ragu akan masa depan mereka.

Di tengah kesedihan mendalam tetaplah penting untuk mencari cara agar dapat bangkit dan melanjutkan perjuangan. Dukungan dari teman, dosen, atau banyakk hal sederhana lainnya dapat memberikan perspektif baru dan dorongan untuk terus melangkah. Mengambil waktu untuk berduka sambil mencari cara-cara kecil untuk memulihkan semangat dapat membantu dalam proses penyembuhan. Terkadang berbicara tentang kehilangan dan mengungkapkan perasaan dapat membantu mengurangi beban emosional yang dirasakan.

Melanjutkan studi di tengah kesedihan adalah sebuah pencapaian tersendiri. Mahasiswa yang berhasil bangkit dari keterpurukan ini sering kali menemukan kekuatan dan tekad baru dalam diri mereka. Pengalaman ini meskipun terasa sulit nyatanya dapat membentuk karakter dan memberikan pelajaran berharga tentang ketahanan dan keberanian. Hal ini juga mengajarkan pentingnya menghadapi tantangan hidup dengan kepala tegak dan hati yang penuh harapan.

Meski begitu kehilangan ibu adalah peristiwa yang sangat sulit dan rumit di kepala sehingga penting untuk mengingat bahwa perjuangan ini bukan akhir dari segalanya. Dengan waktu dan dukungan yang tepat serta usaha yang konsisten diharapkan seseorang dapat menemukan kembali arah dan tujuan hidup mereka. Melalui proses inilah banyak yang belajar untuk menghargai kenangan yang telah ditinggalkan dan melanjutkan perjuangan hidup mereka dengan semangat yang baru dan kekuatan yang lebih besar.

Ketika merasa terpuruk, ingatlah bahwa setiap tantangan adalah kesempatan untuk tumbuh dan menjadi lebih kuat. Dalam setiap kesulitan tentunya terdapat pelajaran berharga yang dapat membentuk karakter dan membuka jalan menuju masa depan yang lebih baik juga membuka kemungkinan-kemungkinan baru yang mungkin sebelumnya tak pernah terbayangkan sebelumnya.

Semoga seluruh ibu selalu dalam pelukan Tuhan YME

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun