Ada hal yang tidak biasa di TPS 002, tepatnya di Desa Sumber Rejo Transad, Kecamatan Bermani Ulu Raya, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu saat pelaksanaan Pilkada di 27 November 2024 silam. TPS pada umumnya memiliki suasana formal dan kaku, namun tidak untuk TPS yang satu ini. Pasalnya, saat tiba di depan pintu masuk saja, masyarakat yang hendak memilih akan disambut oleh LinMas yang mengenakan kostum Gatot Kaca. Petugas yang lainnya juga tak kalah kompak. Para petugas perempuan tampil anggun dengan baju kebaya yang dipadukan dengan rok nuansa batik, sementara itu kostum penari kuda lumping dikenakan oleh para petugas laki-laki. Tentunya hal ini mengundang tanda tanya pemilih yang datang, kira-kira ada hal mengejutkan apa di dalam sana?
TPS 002 mengusung nama "Turonggo Ngesti Budoyo," yang bermakna "usaha keras untuk melestarikan budaya." Sesuai dengan namanya, TPS ini tampil antimainstream dengan mendekorasi area pemungutan suara bernuansa kental kebudayaan Jawa, menciptakan suasana yang unik dan berbeda dari TPS pada umumnya.
Saat memasuki TPS, masyarakat akan disambut dengan dinding sekelilingnya yang terbungkus rapi dengan kain batik/jarik dan menciptakan suasana yang teduh. Tampak pula kerajinan anyaman bambu seperti caping dan tampah yang digantung pada dinding turut meramaikan suasana. Di tiang tengah tenda, tergantung kelapa, pisang, dan jagung sebagai representatif dari hasil bumi. Setiap sudut di dalam tenda terdapat pula hasil bumi lainnya seperti jeruk, pepaya, singkong, labu, dan sebagainya yang disandingkan dengan tanaman-tanaman hias hijau yang akan menyejukkan mata. Tak ketinggalan, barongan dengan berbagai warna yang menjadi ikon dari kesenian kuda lumping turut dihadirkan sebagai dekorasi di TPS 002 ini.
Tentunya dalam menyiapkan dekorasi seunik ini tak luput dari banyak pihak yang berkontribusi. Mulai dari anggota KPPS, PPS, LinMas, hingga masyarakat sekitar lokasi tempat pemungutan suara saling bahu-membahu menyiapkan dan mengerjakan segala sesuatunya, menyumbangkan ide-ide, tenaga, dan materi untuk mewujudkan TPS “Turonggo Ngesti Budoyo” ini. Semangat gotong royongnya yang begitu kental menunjukkan tingginya rasa memiliki dan peduli terhadap pelestarian budaya.
Proses pembuatan TPS ini, mulai dari menyiapkan alat dan bahan, mendirikan tenda, pembuatan dekorasi, hingga penataan akhir, berhasil tercipta tempat pemungutan suara bak galeri seni mini yang cukup memakan waktu sekitar 3-4 hari saja. Meskipun dikerjakan dalam waktu yang relative singkat, berkat kerja sama semua pihak, segala sesuatu dapat terlaksana dengan baik.
“Sebenarnya, tujuan awal tim KPPS Sumber Rejo Transad memilih membuat TPS dengan suasana yang berbeda, yang pertama, karena itu memang dari pihak Komisi Pemilihan Umum yang mewaibkan setiap TPS untuk dapat mendekorasi atau mengkreasikan tempat pemungutan suaranya seunik dan semenarik mungkin. Dan yang kedua, kami mengangkat tema “Turonggo Ngesti Budoyo” karena kami ingin menonjolkan dan melestarikan kebudayaan Jawa” ujar Siska Handayani, selaku petugas di TPS 002 Sumber Rejo Transad.
Latar belakang masyarakat desa Sumber Rejo Transad sendiri memang mayoritas bersuku Jawa, sehingga dalam kehidupan sehari-harinya masih banyak menerapkan nilai-nilai kebudayaan Jawa. Hal tersebut pula yang menjadi inspirasi bagi tim KPPS Sumber Rejo Transad untuk membawakan tema ini ke dalam dekorasi sebagai wujud pelestarian kebudayaan Jawa.