Mohon tunggu...
Isra Amin Ali
Isra Amin Ali Mohon Tunggu... Wiraswasta - KTP

"Dari BANDA NEIRA Menjadi INDONESIA"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menelisik Sejarah Letusan Gunung Api Banda - Etna van Indonesia

6 Desember 2024   21:27 Diperbarui: 8 Desember 2024   11:50 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemukiman Penduduk di Pulau Neira dan Pulau Gunung Api/ Sumber : https://pergimulu.com/panduan-tips-pergi-liburan-ke-banda-neira/

Berdasarkan rekomendasi tersebut Pulau Gunung Api Banda ditunjuk sebagai kawasan taman wisata alam (TWA) melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 1135/Kpts-II/1992 tanggal 28 Desember 1992 seluas 671,08 ha. Tanggung jawab pengawasan Kawasan TWA ini berada di bawah Resort KSDA (Konservasi Sumber Daya Alam) - Banda.

Dalam Dokumen Rencana Penanggulangan Bencana Daerah (RPBD) baik Kabupaten Maluku Tengah maupun Provinsi Maluku memasukkan Pulau Gunung Api dan pesisir barat Pulau Neira sebagai Zona (Merah dan Kuning) untuk Risiko Bencana Geologi (Letusan gunung berapi).

Oleh karenanya pemerintah daerah melalui BPBD rutin memberikan edukasi kepada masyarakat Banda terkait bahaya, dampak, maupun proses mitigasi atas bencana letusan gunung berapi. 

Penulis ketika mengitari Pulau Gunung Api dengan Longboat/ Sumber : Dokumentasi Pribadi.
Penulis ketika mengitari Pulau Gunung Api dengan Longboat/ Sumber : Dokumentasi Pribadi.

Wilayah Kepulauan Banda memiliki multi risiko bencana, baik itu bencana geologi seperti gempa bumi, letusan gunung api, tsunami maupun bencana hidrometeorologi seperti gelombang tinggi, angin kencang, badai/cuaca ekstrim dan lain sebagainya.

Oleh karenanya simulasi untuk menguji skenario-skenario mitigasi sangatlah dibutuhkan dan bisa dilakukan secara regular.

Sosialisasi dan pembuatan jalur-jalur evakuasi bencana, persiapan logistik serta tindakan-tindakan preventif lainnya perlu lakukan dan harus sampai ke seluruh lapisan masyarakat.

Sinergitas antara pemerintah, masyarakat, pihak-pihak yang relevan lainnya sangat dibutuhkan.

Sebagai manusia biasa tentunya kita selalu berharap yang terbaik untuk dijauhkan dan dilindungi dari segala macam bencana dan marabahaya, namun perlu diketahui bahwa bencana bisa datang kapan saja.

Sebagai pengingat diri, marilah senantiasa kita patuh terhadap himbauan-himbauan yang dikeluarkan oleh pemerintah, meningkatkan pengetahuan tentang kebencanaan, jangan terprovokasi oleh informasi hoax, serta bijaklah dalam menerima dan menyampaikan informasi, serta satu hal yang paling penting yaitu marilah kita senantiasa bersujud dan mengangkat tangan untuk berdoa memohon perlindungan dari Sang Pemilik Hidup - Allah SWT.

Oleh : Isra Amin Ali

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun