Mohon tunggu...
Isra Amin Ali
Isra Amin Ali Mohon Tunggu... Wiraswasta - KTP

"Dari BANDA NEIRA Menjadi INDONESIA"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Benteng Delfs Haven dan Cikal Bakal Keberadaan Kaum Mestizo di Pulau Kisar-Maluku Barat Daya

22 November 2024   19:02 Diperbarui: 22 November 2024   22:33 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Reruntuhan Benteng Delshaven di Kawasan Kota Lama | Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pulau Kisar atau dalam bahasa lokalnya disebut "Jotowawa" ada salah satu pulau kecil terluar dan terdepan yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

Pulau ini di sebelah selatannya berhadapan langsung dengan Distrik Lautem - Republik Demokratik Timor Leste yang hanya dipisahkan laut dan berjarak sekitar 25 Km. Jika kita menggunakan longboat maka waktu tempuh untuk sampai ke daratan Timor Leste berkisar 2,5 jam. 

Secara administratif Pulau Kisar masuk dalam wilayah Kabupaten Maluku Barat Daya - Provinsi Maluku.  Di pulau ini  terdapat 2 kecamatan yaitu Kecamatan Pulau-Pulau Terselatan dengan ibu kotanya di Wonreli dan Kecamatan Kisar Utara dengan ibu kotanya di Lebelau.

Pulau yang memiliki luas 82 Km2 dihuni oleh 13.500 jiwa memiliki budaya dan adat istiadat yang unik dan beragam (perpaduan antara Maluku, Timor Leste, & NTT). Dalam percakapan sehari-hari orang Kisar menggunakan 3 bahasa. Jika dengan orang luar atau pendatang mereka menggunakan Bahasa Indonesia dengan aksen Maluku, sedangkan komunikasi sesama mereka lebih banyak menggunakan Bahasa Meher dan Bahasa Oirata. 

Peta Pulau Kisar dan Kawasan Kota serta Benteng Delfs Haven | Sumber: Google Earth
Peta Pulau Kisar dan Kawasan Kota serta Benteng Delfs Haven | Sumber: Google Earth

Pulau yang indah ini juga banyak menyimpan situs sejarah/prasejarah serta istana bagi bermacam satwa yang menjadi sumber pangan masyarakatnya. Bentang alam Pulau Kisar didominasi oleh perbukitan dan berbatu karang sehingga terlihat gersang dan tandus. Terdapat pula tebing-tebing karst yang terbentuk akibat proses geologi di masa lalu.

Orang-orang Kisar pada akhir abad XVI sampai awal abad XVII sudah melakukan interaksi dengan orang-orang Portugis yang kala itu tersingkir ke Pulau Timor akibat kalah perang dengan Kesultanan Ternate dan terusir dari Maluku.  

Berdasarkan informasi sejarah, Portugis sempat membangun benteng di Pulau Kisar, namun keberadaan mereka di sana tidaklah lama. Setelah Portugis keluar dari Maluku kekuasaan dan monopoli perdagangan di wilayah Maluku diambil alih oleh maskapai dagang Belanda atau yang dikenal dengan nama Verenigde Oost Indische Compagnie (VOC).

Padang Savana dan Kuda milik warga di Pulau Kisar | Sumber: Dokumentasi Pribadi
Padang Savana dan Kuda milik warga di Pulau Kisar | Sumber: Dokumentasi Pribadi

Di Abad XVII, VOC membagi wilayah Maluku menjadi 3 Provinsi, yakni: Provincie van Molluken yang berpusat di Ternate, Provincie van Ambon yang berpusat di Ambon, dan Provincie van Banda yang berpusat di Banda Neira. Pulau Kisar dan pulau-pulau yang ada di kawasan Selatan Daya (Zuid Wester Einlanden)  diklaim masuk dalam wilayah Provincie van Banda.

Untuk mempertahankan eksistensinya di kawasan pulau-pulau Selatan Daya, Gubernur VOC di Banda waktu itu Johan van Dam mengirim 11 orang serdadu ke Pulau Kisar.  Tepatnya tanggal 14 Agustus 1664 para serdadu tersebut mendarat di Pulau Kisar dengan menggunakan kapal Deck Lerck.  

Misi utama dari kehadiran para serdadu VOC ini, yakni untuk mengantisipasi pergerakan Portugis yang mau meperluas wilayah kekuasaan dari Pulau Timor (yang kini masuk wilayah Republik Demokratik Timor Leste) ke Pulau Kisar dan pulau-pulau lainnya yang berada dalam kontrol VOC.

Penulis berada di Kawasan Panai Kiasar - Pulau Kisar | Sumber: Dokumentasi Pribadi
Penulis berada di Kawasan Panai Kiasar - Pulau Kisar | Sumber: Dokumentasi Pribadi

Kesebelas orang serdadu VOC tersebut berasal dari family (marga) yang berbeda-beda, di antaranya:

  • Ruff
  • Wouthyusen
  • Joostensz
  • Lerrick
  • Peelman
  • Lander
  • Caffin
  • Coenradi
  • Bellmin-Belder
  • van Delsen, dan
  • Schelling

Dengan mendapat izin dari penguasa setempat, para serdadu ini membuat tempat tinggal di kawasan Kota Lama (dekat dengan Lokasi cikal bakal Benteng Delfs Haven). 

Raja Wonreli yang berkuasa di daerah itu menerima dan mengutus satu marga untuk bergabung yaitu Bakker, sehingga ada 12 marga yang menghuni kawasan Kota Lama yang keturunannya sampai saat ini masih bisa ditemui di Pulau Kisar.

Pantai Kiasar, tempat pertama kali para serdadu VOC mendarat di Pulau Kisar | Sumber: Dokumentasi Pribadi 
Pantai Kiasar, tempat pertama kali para serdadu VOC mendarat di Pulau Kisar | Sumber: Dokumentasi Pribadi 

Kurang lebih satu tahun semenjak tiba di Pulau Kisar, tepatnya tanggal 16 Juli 1665 VOC memulai pembangunan sebuah Benteng yang diberi nama "Delfs Haven von Sueden". Benteng dengan bentuk segi empat ini merupakan satu dari dua benteng peninggalan VOC di Pulau Kisar.  

Ukuran panjang benteng 29,5 meter dan lebar 21,5 meter dilengkapi dengan dua buah bastion di sudut barat daya dan timur laut.  Benteng ini berfungsi sebagai sebagai pusat pemerintahan, markas pertahanan , serta gudang logistik untuk makanan dan persenjataan. Terletak di posisi strategis di tengah pulau dan berada di ketinggian mengindikasikan bahwa benteng ini memiliki peran sebagai pengawas kota.

Seiring berjalannya waktu para serdadu VOC ini mulai melakukan melakukan interaksi yang lebih dalam dengan warga lokal Pulau Kisar. Terjadi pernikahan antara serdadu VOC dengan wanita-wanita Kisar dan mulai membentuk pemukiman di sekitar Benteng Delfs Haven. Proses akulturasi dan asimilasi yang terjadi dalam jangka waktu panjang ini memperkaya khazanah budaya di Pulau Kisar.  

Tidak hanya sebatas itu, generasi-generasi yang terlahir dari perkawinan ini membawa sifat dan ciri-ciri fisik yang unik. Di dalam 1 keluarga ada yang membawa ciri fisik lazimnya ras Kaukasoid dengan kulit putih, mata biru, dan perawakan tinggi khas orang Eropa, namun ada juga yang memiliki ciri fisik lazimnya orang Maluku. Terkadang dalam 1 generasi tidak ada yang memiliki ciri fisik Kaukasoid, tapi  akan ada di generasi berikutnya.

Reruntuhan Benteng Delshaven di Kawasan Kota Lama | Sumber: Dokumentasi Pribadi
Reruntuhan Benteng Delshaven di Kawasan Kota Lama | Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pemukiman yang terbangun di sekitar Benteng Delfs Haven atau yang dikenal dengan Kawasan Kota Lama mulai berkembang, dan menjadi salah satu pemukiman Mestizo (orang-orang berdarah campuran Eropa dan pribumi) yang cukup besar di Pulau Kisar. Keturunan Indo-Eropa di Pulau Kisar masih bisa ditemui hingga saat ini dan jumlahnya cukup banyak.  

Selain dengan orang Belanda, perkawinan campuran orang Kisar juga terjadi dengan pendatang Portugis yang terlebih dahulu berinteraksi dengan orang Kisar jauh sebelum kedatangan para serdadu VOC-Belanda.

Kaum Mestizo atau Kaum Indo selalu menarik untuk ditilik sejarahnya bukan saja di Pulau Kisar tepai di belahan dunia lainnya. Keberadaan mereka menciptakan  seribu satu kisah yang terjadi silih berganti dalam perjalanan waktu.  

Ada kala di mana kaum Mestizo ini mendapat privilege (keistimewaan) dalam struktur sosial, struktur ekonomi, kesempatan pendidikan, kesempatan politik, dan lain-lain, namun di kala lain juga mereka  menghadapi diskriminasi dan stereotip sebagai keturunan penjajah.

Beberapa gambar Kaum Mestizo Kisar | Sumber: Ernest Rodenwaldt - G. Fischer, 1927
Beberapa gambar Kaum Mestizo Kisar | Sumber: Ernest Rodenwaldt - G. Fischer, 1927

Sebagai suku bangsa campuran, Kaum Indo atau Mestizo ini memiliki peluang unik untuk menjembatani perbedaan budaya dan mempromosikan pemahaman lintas budaya di dunia yang semakin terhubung ini. 

Orang-orang Indo dan Mestizo adalah simbol dari bagaimana budaya dan identitas dapat berkembang dan beradaptasi melalui proses akulturasi dan asimilasi dalam waktu yang panjang.

Potret sebua keluarga Mestizo Kisar dari Family Ruff di Kawasan Kota Lama | Sumber: Bambang Supriyanto
Potret sebua keluarga Mestizo Kisar dari Family Ruff di Kawasan Kota Lama | Sumber: Bambang Supriyanto

Secara umum saat ini kondisi benteng Delfs Haven rusak berat dan tidak digunakan lagi. Di dalam areal Benteng sempat dibangun Kantor Pemerintahan Desa Kota Lama, namun saat ini sudah tidak difungsikan. 

Pada tahun 2000-an, atas inisiatif warga setempat benteng ini diperbaiki dengan menyusun kembali batu-batu karang dan direkatkan dengan semen.  

Doni Engelbert van Ruff salah satu keturunan Mestizo di Pulau Kisar, pada tahun 2021 membangun sebuah monumen di depan Benteng Delfs Haven, sebagai pengingat akan kisah sejarah keberadaan 12 marga yang menurunkan kaum Mestizo  di Pulau Kisar. Taman dan monument tersebut terdapat 12 pilar sebagai simbol 12 marga bertuliskan "Ruine Des Delfshaven von Sueden".

Monumen 12 Marga yang menurunkan Kaum Mestizo di Pulau Kisar, lokasi depan Benteng Delfs Haven | Sumber: Frangki Mainassy
Monumen 12 Marga yang menurunkan Kaum Mestizo di Pulau Kisar, lokasi depan Benteng Delfs Haven | Sumber: Frangki Mainassy

Keberadaan Orang Mestizo atau Orang Indo di Pulau Kisar menunjukkan betapa beragamnya Indonesia, seiring berputarnya roda zaman mereka telah bermetamorfosis menjadi Orang Kisar.  

Perlu diingat apapun warna kulitnya, apapun warna matanya, bagaimana bentuk hidungnya, berapa tinggi badannya, kita tetap menjadi satu bangsa yaitu Bangsa Indonesia yang terintegrasi dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

NKRI Harga Mati... !!!

(Sebuah catatan dari Pulau Kisar, Tepian Maluku -- Teras NKRI)

Oleh: Isra Amin Ali - Pemerhati Sejarah dan Budaya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun