Dalam waktu yang tidak terlalu lama benteng ini direbut kembali oleh VOC yang dipimpin oleh Gubernur di Ambon saat itu  Arnold de Vlaming van Outshoorn.Â
Setelah keluar Keputusan VOC untuk mengurangi biaya pemeliharaan benteng-benteng di Ambon, maka pada tahun 1697 benteng ini tidak lagi ditempati secara permanen. Benteng ini hanya difungsikan sebagai pos pengintaian hingga tahun 1762.
Saat ini Benteng Vlissingen hanya menyisakan tembok berbentuk segitiga dan ditumbuhi oleh vegetasi liar. Di areal bukit sekitar benteng sudah dijadikan kebun yang ditanami tanaman umur pendek oleh warga setempat. Â Â
Mungkin banyak dari kita yang belum tahu akan keberadaan dan sejarah dari  Benteng Vlissingen ini. Diharapkan  perhatian dari pemerintah melalui instansi terkait untuk merenovasi benteng kecil ini dan dijadikan objek wisata sejarah untuk mendukung potensi wisata alam yang ada di Gugusan Kepulauan Tiga (Nusa Telu).
Kota Ambon dan Kota Vlissingen di Belanda sudah menjalin Kerjasama sebagai "Sister City" sejak tahun 1996 atau sudah 28 tahun. Sepanjang kerja sama itu banyak bidang yang sudah dan yang potensial untuk dikerjasamakan ke depannya seperti: pendidikan, kesehatan, pariwisata, air bersih, persampahan, dan lain-lain. Kegiatan yang memberikan manfaat buat masyarakat. Â
Bukan sesuatu yang mustahil jika restorasi atau publikasi untuk promosi pariwisata akan Benteng Vlissingen ini bisa terealisasi. Â
Walaupun hanya sebuah nama Benteng tapi jejak Vlissingen sudah ada di Maluku sejak 368 tahun silam, ini sebuah kebanggan bagi mereka akan petualangan leluhurnya dan kebanggan juga bagi kita atas jiwa Kepahlawanan para leluhur kita dalam mempertahankan tanah tumpah darahnya.
Ambon, Medio Agustus 2024
Oleh: Isra Amin Ali