Mohon tunggu...
Isra Amin Ali
Isra Amin Ali Mohon Tunggu... Wiraswasta - KTP

"Dari BANDA NEIRA Menjadi INDONESIA"

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sketsa Wajah "Lady Diana" (Princess of Wales) di Banda Neira

15 Juli 2021   07:48 Diperbarui: 15 Juli 2021   07:53 1237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sketsa Pensil Wajah Lady Diana yang terpampang di Hotel Maulana -- Banda Neira (Dokpri)

Banda Neira .... ? ? Iya.. Banda Neira..!! mungkin bagi sebagian orang masih asing mendengar nama itu, tapi bagi sebagian orang yang lain nama itu sudah sangat familiar.   Banda Neira adalah gugusan kepulauan vulkanik yang terletak di Provinsi Maluku tepatnya di arah Selatan Pulau Ambon.  Banda Neira terkenal sejak berabad-abad yang lalu sebagai penghasil buah Pala, dari era pra-kolonial, era kolonial, sampai pada era Kemerdekaan.

Di era Kemerdekaan Banda Neira lebih dikenal sebagai salah satu destinasi wisata di Indonesia, alam Banda menyajikan sejuta pesona keindahan, keindahan nan eksotis yang berselimutkan haru biru sejarah perjalanan bangsa.  Harum bunga pala dan fuli serta keramahan penduduknya menjadi magnet tersendiri bagi para pelancong lokal maupun mancanegara untuk berkunjung ke Banda.  Tidak ketinggalan beberapa selebriti dan tokoh dunia terkenal datang berkunjung ke Banda untuk menikmati keindahan alamnya, seperti Mick Jagger (pentolan The Rolling Stone),  Jacques Yves Cousteau (Oceanografer), Princess of York Sarah Ferguson, Prince Bernhard dari Belanda, hingga sang Putri cantik yang tersohor dari Kerajaan Inggris siapa lagi kalau bukan Lady Diana Spencer serta masih banyak lagi para pesohor yang berkunjung baik itu yang terekspos maupun yang tidak.

Salah satu sudut Hotel Maulana, tempat menginap sang putri selama di Banda (Dokpri)
Salah satu sudut Hotel Maulana, tempat menginap sang putri selama di Banda (Dokpri)

Sketsa Pensil Wajah Lady Diana yang terpampang di Hotel Maulana -- Banda Neira adalah hadiah dari mendiang sang Putri kepada Des Alwi Abubakar sebagai wujud terima kasih beliau atas undangan berlibur ke Banda Neira, dalam sketsa wajah yang ditandatangani oleh beliau tersebut tertulis "To Des, All the Best tanggal 2/6/97". Kurang lebih 2 bulan kemudian Putri Diana meninggal dunia (31 Agustus 1997) dalam kecelakaan mobil di Perancis
Diana, Putri dari Wales (Diana Frances Mountbatten-Windsor; alias Lady Diana Spencer; lahir 1 Juli 1961 -- meninggal 31 Agustus 1997 pada umur 36 tahun) merupakan istri pertama dari Charles, Pangeran Wales, anak sulung dari Ratu Elizabeth II dan juga merupakan pewaris takhta kerajaan Britania Raya dan 15 negara Persemakmuran Inggris.. Pada tanggal 28 Agustus 1996, Pangeran Charles dan Lady Diana benar-benar bercerai.
Atas undangan Des Alwi dan untuk mengendurkan urat yang tegang saat badai perceraian melanda rumah tangganya dengan Pangeran Charles, Putri Diana angkat koper dan berwisata ke Banda Neira dan beberapa tempat terpencil lainnya di Indonesia.
Almarhum Des Alwi sempat bercerita, selama di Banda Neira Putri Diana menginap di Hotel Maulana, sang Putri sering duduk dengan tenang sambil terus menatap Pulau Gunung Api -- pulau vulkanik kerucut yang berdiri tegak di depan dermaga Banda Naira . Tak ada yang tega untuk mengusik sang putri, saat ia larut dalam pikirannya sendiri. Yang pasti, keterisolasian Banda Neira memberi keuntungan tersendiri sehingga Putri Diana bisa terhindarkan dari buruan paparazzi.

Pemandangan indah dari depan Hotel Maulana yang menghadap ke Pulau Gunung Api dan selat Zonegate (Dokpri)
Pemandangan indah dari depan Hotel Maulana yang menghadap ke Pulau Gunung Api dan selat Zonegate (Dokpri)

Selama berlibur di Banda Neira, Putri Diana meminta untuk tidak mengabadikan dirinya dalam bentuk foto atau rekaman kamera, sehingga beliau bisa dengan aman, tenang dan nyaman dalam menikmati liburan tersebut. Liburan tersebut sangat private dan bersifat rahasia, bahkan masyarakat Banda pun tidak menyadari kalau sang Putri yang sangat terkenal di dunia kala itu sempat tinggal beberapa hari di Banda.  Setelah sang Putri kembali ke Inggris barulah beredar kalau beberapa waktu lalu beliau mengunjungi Banda. 

alm.Des Alwi Abubakar (kanan), pemilik Hotel Maulana dan yang mengundang Putri Diana
alm.Des Alwi Abubakar (kanan), pemilik Hotel Maulana dan yang mengundang Putri Diana

Saya (penulis) yang kala itu berusia 17 tahun dan duduk di bangku kelas 2 SMA di Banda, menyaksikan sendiri beliau (Lady Diana)  sedang berjalan di suatu sore dengan 3 orang lelaki  bule (yang kemungkinan pengawal, dokter pribadi, dan asisten pribadinya) di salah satu ruas jalan di kawasan  Kota Tua Neira, tepatnya di ruas jalan belakang Istana Mini (ex-Istana Gubernur VOC di Banda).  Seperti  biasa dengan senyum khasnya beliau membalas sapaan.  Dengan penampilan yang sederhana dan tidak mencolok, tidak ada satupun dari kami yang berpapasan saat itu menyangka kalau beliau adalah Lady Diana yang terkenal itu, karena Kepulauan Banda ada salah satu daerah kunjungan wisata jadi yang ada dalam pikiran kami, beliau hanyalah salah satu wisatawan asing biasa yang sedang mengunjungi Banda. 

Pernyataan lain yang memperkuat kalau Lady Diana pernah mengunjungi Banda selama beberapa hari yaitu, saya (penulis) mendengar lagsung dari bincang-bincang secara tidak sengaja di tahun 2011 di Kota Ambon, dengan salah seorang pensiunan Pegawai di Bandara Pattimura, yg bernama pak Niko.  Beliau mengatakan kalau salah satu tugas yang beliau dapatkan waktu itu adalah memfasilitasi perpindahan Lady Diana dan rombongan kecilnya dari pesawat yang membawanya dari Jakarta ke pesawat jenis Cassa yang akan membawa mereka ke Banda Neira di Bandara Pattimura. Beliau di briefing oleh Des Alwi dan  pihak keamanan terlebih dahulu untuk memastikan sang putri dan rombongan dalam keadaan aman dari pantauan wartawan dan publik.

Kini menjelang 24 tahun kematiannya, Lady Diana meninggalkan sejuta kenangan dan pelajaran berharga bagi warga dunia, terlepas dari kontroversi atas sosok beliau, banyak teladan yang bisa dipetik dari kehidupannya yang humanis, sifat keibuannya, kedermawanannya, maupun kisah asmaranya.

Oleh : Isra Amin Ali

(Pemerhati Sejarah dan Budaya Banda)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun