Setelah berbulan-bulan "basitungkin" bekerja, akhirnya kami menyempatkan diri "retreat". Air terjun Lembah Anai menjadi pemberhentian kami yang pertama. Disini kami duduk berlama-lama menikmati gemuruh suara air yang jatuh dari ketinggian dan merasakan terpaan angin bercampur air pegunungan nan sejuk dari cipratan air terjun, sambil menjuntaikan kaki kedalam dinginnya air. Perjalanan dilanjutkan menuju kota Padang Panjang, di kota Serambi Mekkah ini kami sempatkan diri untuk mampir menikmati enaknya Katupek Pitalah dan Kampiun, di warung dekat simpang lampu merah. Setelah perut terisi, Singkarak menjadi persingahan berikutnya. Menikmati indahnya pemandangan danau Singkarak, walau kami mengetahui daerah ini adalah jalur patahan semangka yang masih menyimpan "misteri". Bermain air dipinggir danau sambil melihat, mengobrol dengan seorang ibu yang sedang menangkap ikan bilih, ikan endemik danau Singkarak. Menjelang siang perjalanan kami lanjutkan menuju Danau di Ateh dan di Bawah Kabupaten Solok. Sebelumnya kami mampir terlebih dahulu makan siang di Sari Manggis. Menurut "felmi" tempat ini merupakan lokasi pertemuan yang banyak menyimpan kenangan indah ketika masa pacaran dahulu dengan suaminya. Kab.Solok selama ini dikenal memiliki buah markisa yang rasanya enak, supaya tidak penasaran kamipun membeli beberapa ikat buah tersebut untuk dinikmati dalam perjalanan. Di Kebun teh Kayu Aro, kami pun berfoto-foto ria, sambil menikmati hijaunya dedaunan teh dibawah rintik-rintik hujan. Danau Diateh berkabut sehingga kami tidak bisa memandang ke bukit barisan disebelahnya, udara dingin sehabis diguyur hujan lebat. Kami sampai disana sudah sore, berdiri dipinggir danau, merendam kaki membasuh tangan merasakan dinginya air danau menikmati anugerah sang pencipta. Dipuncak "panorama" kami melihat danau diateh dan danau dibawah, dua danau yang berdekatan. Selanjutnya kami menuju Batusangkar kab. Tanah Datar, melewati pinggir danau di bawah, kota Solok, danau Singkarak dan tak lupa pula membeli ikan bilih untuk oleh-oleh keluarga dirumah. Di Batusangkar kami sempatkan diri untuk melihat istana Pagaruyung yang telah selesai pembangunanya, pasca kebakaran beberapa tahun lalu. Dingin malam makin menggigit ketika kami menikmati enaknya" kopi kawa" di salah satu warung di Sungai Tarab. Tempat ini merupakan tujuan akhir retreat kali ini, sebelum melanjutkan perjalanan pulang ke Lubuk Alung. Catt : Perjalanan ini dilakukan pada tanggal 13 oktober 2011. Selamat berjuang kembali teman-teman. (Donna, Felmi, Ati, Heri, Reza dan pak Cah)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H