Lebih dari 40 petani terlihat sedang sibuk mengamati ciri-ciri tanaman padi lokal dan sayuran lokal yang dibawanya, ada yang mengukur panjang malai, menghitung jumlah buah per malai, ada yang mencatatnya di sehelai kertas. Ada 19 jenis padi lokal yang tercatat pada pertemuan tersebut, ditambah 18 jenis sayuran lokal. Semua petani terlibat aktif dalam bekerja dan berdiskusi.
"Melestarikan kekayaan sumber pangan lokal menuju ketangguhan" merupakan judul kegiatan yang disepakati oleh petani padi dan sayuran, pada saat pertemuan di nagari Lasi Kab. Agam (3 maret 2012). Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode Sekolah Lapangan dan dilaksanakan secara swadaya, dimana setiap yang hadir membawa nasi sendiri -sendiri. SL ini dilaksanakan setiap hari sabtu jam 08.00 -16.00 wib. Untuk melestarikan kekayaan tersebut dilakukan dengan cara mengawetkan dan menanam di lahan. Satu bagian lainya adalah mereka melakukan studi pertanian masa depan berkelanjutan untuk budidaya padi dan sayuran demi mencapai impian dalam kemandirian. Kegiatan ini merupakan bentuk implementasi petani dari rangkaian perjalanan panjang persoalan yang dihadapi oleh mereka. Akhirnya mereka secara sadar dan bersepakat untuk melestarikan kekayaan lokal yang telah mereka peroleh turun temurun sejak nenek moyang dahulu, agar ini bisa menjadi warisan bagi generasi petani berikutnya. Kegiatan ini didukung sepenuh hati tokoh masyarakat di Lasi, hal ini dibuktikan dengan menyediakan tempat belajar dan lahan belajar (sawah dan ladang untuk studi petani). Hari ini merupakan awal bagi perjuangan panjang petani di Agam dan Sumatera Barat untuk melestarikan kekayaanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H