Mohon tunggu...
suhatril isra
suhatril isra Mohon Tunggu... Administrasi - selama ini berkegiatan dengan masyarakat pedesaan terkait isu pertanian berbasis sumber daya lokal

bertualang dari waktu ke waktu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pengetahuan Sebagai Dasar-dasar Pemberdayaan Masyarakat(1)

6 November 2017   13:15 Diperbarui: 6 November 2017   13:42 967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setiap manusia dibekali dengan kemampuan berpikir, dengan berpikir secara sistimatis maka pengetahuan akan terus bertambah menjadi pengetahuan baru. Pengetahuan bisa didapatkan melalui pengalaman. Pengalaman dapat diperoleh melalui proses mengalami. Dengan mengalami maka semua panca indra menjadi aktif untuk memberikan informasi kepada otak untuk berpikir. Kemudian Otak akan menganalisanya, manarik kesimpulan dari pengalaman tersebut. 

Kesimpulan dari pengalaman tersebut merupakan sebuah pengetahuan yang baru. Jika berulang kali dilakukan dan hasilnya tetap maka menjadi ilmu. Jadi kita perlu mengembangkan pengetahuan kita secara sistimatis menjadi sebuah bangunan pengetahuan, dengan begitu bangunan pengetahuan yang tertata dapat menjadi pedoman untuk kehidupan yang lebih baik dalam berkehidupan ditengah masyarakat. 

Pengetahuan itu bisa meliputi apa saja yang sehari-hari dialami, dari apa yang dilihat, didengar, dirasa,...

Sebagai contoh sederhana, : ada informasi bahwa gula itu rasanya manis, setelah kita coba ternyata manis, otak kita akan bilang memang manis rasa gula tersebut, ternyata kita bilang manis itu setelah ada pengetahuan lainya di otak kita bahwa kita pernah merasakan sesuatu yang lain yang pahit. Otak kita butuh pembanding untuk menyimpulkan sesuatu.

Pernah suatu kali anak saya yang kecil, mau pegang knalpot motor yang masih panas. Saya kemudian bilang ke dia, jangan dipegang masih panas. Karena belum tau defenisi panas, dia tetap ngotot ingin memegang. Maka saya dampingi, saya pegang tanganya, dan secara perlahan di dekatkan ketanganya, dia kemudian menarik tangannya karena merasakan hawa panas ditangannya. Dia waktu itu belum bisa bicara. Ini merupakan salah satu contoh dalam kehidupan kita dari kecil hingga dewasa, bagaimana pengetahuan itu terbangun.

Hal yang berbeda akan kita temui pada orang dewasa, karena orang dewasa telah memiliki banyak pengetahuan dari pengalaman hidupnya. Berdasarkan kondisi tersebut maka perlu strategi yang berbeda juga dalam beraktivitas dengan orang dewasa.

Berdasarkan pengalaman saya selama ini (13 tahun) dalam berkegiatan dengan masyarakat petani di desa, menggunakan model pendekatan pendidikan partsipatif yaitu Sekolah Lapangan. Dengan begitu saya mengalami dan menyaksikan sendiri bagaimana proses membangun pengetahuan dapat menjadi dasar dasar untuk melakukan pemberdayaan masyarakat. 

Untuk selanjutnya saya akan memberikan contoh-contoh kejadian yang pernah dialami di Sekolah Lapangan.

Tampil di depan kelas, Saat itu Presentasi hasil diskusi kelompok, ada satu orang perempuan (Marida) yang berani tampil kedepan untuk menyampaikan hasil diskusi kelompoknya, dengan posisi memunggungi warga lainya, dia hanya melihat ke dinding tempat bahan presentasi ditempel, sampai selesai. Setelah selesai acara saya tanyakan kenapa, dia bilang baru kali ini tampil di depan, grogi katanya, tangan saya sampai dingin, tapi lega ketika sudah selesai.

....

Diskusi kelompok kecil (5-6 orang), pada awalnya kita akan dapat menyaksikan beberapa kondisi seperti ini : ada satu dua orang yang dominan, ada yang ikut saja, ada yang diam, ada yang kerja, ada yang semuanya aktif ngomong tapi kerja kelompok tidak selesai-selesai,  ada yang otoriter dalam pengambilan keputusan, ada yang tidak mau mendengarkan pendapat temannya, merasa pendapatnya sendiri yang betul, ada juga yang sedikit ngomong banyak kerja, ada yang nurut saja, ada yang duduk melingkar, ada yang memilih duduk agak kebelakang, ada yang percaya diri, ada malas-malasan, ada yang sudah merasa tahu sehingga gak ikut diskusi dan kerja kelompok,...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun