Mohon tunggu...
Risa Amrikasari
Risa Amrikasari Mohon Tunggu... -

I speak, only if I care.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Shelter - A Movie Review - Kesurupan Ala Barat

20 Oktober 2010   07:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:16 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Cara Harding (Juliane Moore), seorang ahli kejiwaan forensik yang diminta memberikan keterangan ahli dalam kasus pembunuhan yang dilakukan oleh seseorang yang diduga memiliki kepribadian ganda, sampai pada kesimpulan bahwa sebenarnya orang tersebut tak benar-benar memiliki kelainan itu. Menurut hasil penelitian Cara, tersangka hanyalah berpura-pura menjadi orang lain saat melakukan pembunuhan sadis itu supaya ia bisa mengelak dengan alasan gangguan kejiwaan. Cara tak mempercayai adanya orang dengan kepribadian ganda. Keterangan Cara sebagai ahli akhirnya membuat pelaku dijatuhi hukuman mati.

Ayah Cara, Dr. Harding, yang juga satu profesi dengannya dan memiliki pusat rehabilitasi, tak begitu sependapat dengan Cara. Ia pun memanggil Cara untuk membantunya menangani salah seorang pasien, dengan maksud untuk menunjukkan pada Cara bahwa orang dengan kepribadian ganda itu benar-benar ada.

Seorang pasien berkursi roda dihadapkan pada Cara. Ia pun mulai mewawancarai pasien tersebut yang mengaku bernama David Bernbug. Hanya dengan prosedur standar, dan ia sama sekali tak menemukan kelainan apa pun. Keluar dari ruang observasi, Cara menghampiri ayahnya dan merasa sang ayah sedang merahasiakan sesuatu. Pasien itu biasa saja, lalu siapa sebenarnya yang ingin diperlihatkan oleh sang ayah?

Dr. Harding pun kemudian menghubungi pesawat telepon yang ada di ruang observasi. Telepon berdering agak lama sebelum akhirnya pasien itu menjawab telepon dengan ragu.

Dr. Harding : "Can I talk to Adam?"

David : "There's no one here except myself. There's no Adam here."

Dr. Harding : "Can you help me to look for him?"

Tiba-tiba saja sesuatu terjadi. Tubuh David mengejang, lehernya tertekuk ke belakang dengan mulut menganga lebar, bunyi gemeretak tulang leher pun terdengar keras disertai geraman David. Dan, seketika karakter dan raut wajah David berubah total. David yang pemalu, dan lemah, berubah menjadi sosok yang terlihat lebih percaya diri, dan kasar, sebuah kepribadian yang cenderung masa bodoh pun muncul.

Cara terkesima. Di dalam ruang observasi itu kini bukan lagi David. Ia kembali dan mewawancarai laki-laki itu dan mendapati jawaban baru. Laki-laki itu kini adalah Adam Sadler, dengan tubuh yang sama, hanya karakter dan sorot matanya jauh berbeda.

Dr. Harding meminta Cara untuk menyelidiki kasus ini dan membantunya menangani pasien ini. Hasil sementara, Cara berkesimpulan, Adam adalah personaliti yang sebenarnya, dan David adalah personaliti yang singgah di tubuh Adam.

Untuk meneliti Adam lebih jauh, Cara menyusuri sejarah masa lalu Adam dan David. Dalam perjalanan penelitiannya, ia kemudian menemukan bahwa ternyata bukan hanya David yang ada dalam diri Adam, melainkan juga Wesley. Di sinilah semua perjalanan penelitian medis ini kemudian mau tak mau harus bergulir dari jalurnya. Semakin banyak informasi yang didapat oleh Cara, ia semakin diarahkan pada suatu hal yang sangat tidak dipercayainya, yaitu sihir.

Di titik inilah identitas film ini sebagai film horor dan misteri mulai muncul. Cara menemukan bahwa semua kepribadian lain yang dimunculkan oleh Adam adalah sangat nyata dan berasal dari orang-orang yang sudah lama meninggal.  Muncul pula kepribadian lain dari Adam pada suatu kesempatan, dan ia bernama Wesley.

Yang paling mengejutkan lagi adalah saat Cara menemukan ternyata Adam Sadler pun ternyata sudah meninggal. Cara pun harus menyelidiki lebih jauh, siapa sebenarnya laki-laki yang saat ini sedang ditelitinya. Semua teori yang dipegang teguh olehnya mulai luntur saat mau tak mau ia harus membuktikan sendiri bahwa sihir itu memang ada.

Dalam beberapa kesempatan, pribadi yang singgah di tubuh laki-laki itu sempat bertanya apakah ia seorang yang percaya pada Tuhan. Dan Cara pun selalu menjawab bahwa ia adalah seorang peneliti yang percaya Tuhan, bahkan ia pun memakai tanda salib sebagai liontinnya.

Penelitian Cara ternyata membawa banyak korban. Beberapa orang di sekelilingnya meninggal dengan cara yang sama, menderita batuk dan luka gatal di punggung. Sahabat sang ayah, dan ayahnya sendiri bahkan sempat masuk ke dalam tubuh yang tadinya diduga adalah Adam Sadler.

Sampai pada suatu saat adik Cara, Steven, menemukan suatu kejanggalan pada saat anak Cara, Sammy, sedang memainkan musik. Ia melihat suatu bayangan hitam di sekitar Sammy yang sedang memainkan musik di studionya. Saat itulah Steven berhasil menangkap bayangan tersebut dan ketika coba diterjemahkannya dalam bentuk grafik, ternyata musik itu adalah musik yang selalu dimainkan oleh David dengan pianonya dulu saat ia sedang bersedih, dan kebetulan pula, saat itu ternyata Sammy pun memainkan musik yang sama di studio itu.

Riset Steven membawa Cara pada seorang ahli yang berhasil mendokumentasi kejadian di masa lampau yang menceritakan bagaimana seorang dokter yang kebetulan adalah seorang pastor, mengobati penyakit flu yang parah, tetapi ia hanya mau mengobati orang-orang yang percaya pada Tuhan. Pastor ini di kemudian hari diculik dan disiksa oleh salah seorang penyihir yang merasa dendam padanya. Penyihir ini menyedot nyawa pastor ini dan melepaskannya kembali ke alam bebas, sementara mulut sang pastor disumpal oleh tanah dengan harapan ia tak akan dapat kembali ke dalam tubuh sang pastor. Akan tetapi karena nyawa ini kemudian masuk ke dalam tubuh salah seorang pengikut dari penyihir ini, maka ia pun kemudian membalaskan dendamnya dengan cara membunuhi orang-orang yang tak percaya Tuhan.

Jika anda ingin tahu secara detail, ada bagusnya juga film ini ditonton. Akting yang apik dari Julian Moore dan Jonathan Ryes Meyers, membuat film ini menarik ditonton, meski pada awalnya agak sulit untuk menyambung antara plot demi plot.

Directors: Måns Mårlind, Björn Stein Writer:Michael Cooney Casts : Julianne Moore, Jonathan Rhys Meyers

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun