Mohon tunggu...
Isnuansa Maharani
Isnuansa Maharani Mohon Tunggu... -

Menulis segala hal yang terlintas di kepala. Berbicara dalam takaran yang berlebih. Berjalan pagi dengan hak sepatu tinggi yang mulai menipis. Mengejar bis kota yang penuh sesak dan berbau khas. Minum kopi jenis tertentu setiap ada waktu. Pengen bisa naik vespa sendiri keliling kota. Berharap menemukan soulmate dalam waktu dekat. Blog pribadi saya di IsnuansaDotCom

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Cara Komentar di Blog

4 Desember 2009   02:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:05 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya termasuk ke dalam kategori bloger yang [mulai mencoba] peduli pada komentar yang ditinggalkan oleh bloger lainnya di blog ini. Ya, memang dulu saya hanya membacanya saja, malas untuk menjawab komentar yang masuk. Setelah saya pikir, membalas komentar yang masuk, ada gunanya juga. Meskipun sebagian berpikir bahwa usaha tersebut sia-sia saja –karena-komentator-belum-tentu-datang-untuk-kedua-kalinya-hanya-sekedar-melihat-jawaban-terhadap-komentar-yang-mereka-tinggalkan-, tetapi hal itu akan memberikan kesan positif terhadap kita dari komentator selanjutnya, karena merasa dia tidak akan diabaikan oleh kita. Komentator merasa mendapat sambutan pembukaan dari kita, dan memiliki pemikiran positif terhadap diri kita. Mereka merasa komentar yang akan dituliskannya pun pasti akan kita tanggapi dengan baik, sama seperti komentar sebelumnya. Berdasarkan pengalaman selama ini, saya agak kurang sreg atau kurang suka dengan komentar seperti di bawah ini: 1. Hanya terdiri kata Pertamax! Saya tidak alergi terhadap komentar jenis ini, namun merasa kurang puas terhadap pemberi komentar yang hanya sekedar meninggalkan satu kata tersebut. Pertamax!, tentu tidak ada hubungannya dengan isi tulisan kita. Saya tidak tahu pasti asal muasal munculnya Pertamax ini. Yang jelas, memang Pertamax menunjukkan kedekatan hubungan antara pemberi komentar dengan pemilik blog. Sekedar lucu-lucuan antara bloger. Namun, sebenarnya ada konsep dibalik komentar tersebut. Bukan rahasia lagi, jika kita para bloger, biasanya akan membaca beberapa komentar yang ditinggalkan oleh bloger sebelumnya ketika akan berkomentar terhadap suatu tulisan. Dan yang paling diuntungkan oleh hal itu adalah komentator pertama, karena biasanya ketika kita akan blogwalking, kita mencari blog lainnya yang akan kita baca. Komentator pertama biasanya akan memperoleh trafik dari blog tempat ia meninggalkan komentar. Nah, demi mengejar posisi pertama yang memang sangat menggiurkan tersebut, bloger akan berebut posisi sebagai komentator pertama. Semakin cepat meninggalkan komentar akan semakin baik. Untuk mempersingkat waktu, maka saya menebak itulah asal muasalnya muncul kebiasaan kata pertamax dalam berkomentar. Ada baiknya jika kita meninggalkan komentar yang ada hubungannya dengan isi tulisan yang disajikan, meskipun komentarnya hanya pendek saja. 2. Menitipkan lebih dari satu komentar. Dan yang makin parah adalah jika melakukan hatrick dengan hanya meninggalkan kata: Pertamax!, Keduax!, dan Ketigax!. Doh. Ini adalah contoh komentator yang meninggalkan komentarnya lebih dari satu kali pada satu tulisan yang sama. Bukan berarti saya tidak memperbolehkan Anda melakukan hal tersebut, namun saya tidak menyukainya. Saya menghormati hak Anda, namun respect saya berkurang oleh karenanya. Lain halnya jika yang disampaikan masih ada hubungannya dengan isi tulisan, saya masih bisa memakluminya. Dan terus terang, saya juga pernah melakukan komentar lebih dari satu kali pada tulisan yang sama [maaf], tetapi rasanya memang tidak begitu nyaman saya melakukannya. Biasanya karena sudah terlanjur menekan tombol submit, namun masih ada satu hal yang ingin saya sampaikan berkaitan dengan topik yang mereka tulis. 3. Komentar Spam. Sering menerima komentar dengan bahasa Inggris, padahal blog kita berbahasa Indonesia? Seperti: Nice post. You’ve done a great job! Dan kata-kata sejenis, atau jka dilakukan dalam bahasa kita akan seperti: Bagus banget infonya, makasih! Biasanya saya otomatis akan mendelete komentar spam yang masuk. 4. Komentar yang ditinggalkan oleh fast reader. Karena kejar setoran atau memang sudah kebiasaannya, baca judul, satu dua kalimat di paragraf awal, skip the body, trus baca satu dua kalimat terakhir, mikir sejenak kira-kira komentar apa yang cocok diberikan, nulis satu kalimat -yang-biasanya-pendek-, lantas berharap mendapatkan kunjungan balik. No. Saya jarang mengunjungi balik pemilik blog semacam itu. 5. Menitipkan link di dalam kolom komentar. Jika akan berkomentar, biasanya ada kolom nama, alamat email dan alamat website yang bisa kita isi sesuai dengan kemauan kita. Ini akan dihitung sebagai linkback terhadap blog pemberi komentar. Dan tentu sangat tidak menyenangkan jika kita masih harus ’membayar’ lebih karena adanya link [lain lagi] yang dititipkan oleh pemberi komentar di blog kita, bukan? Ok, mungkin bisa timbul perdebatan, bagaimana seandainya jika yang bersangkutan berusaha memberikan informasi sehubungan tulisan sejenis atau bertolak belakang dengan tulisan yang kita buat? Selama itu masuk akal, dan biasanya link yang diberikan berasal dari blog yang lain [pihak ketiga], saya merasa tidak ada masalah sama sekali. Tetapi jika sekedar ’iklan’ tulisan yang ada di blog mereka sendiri, maaf, dengan terpaksa akan saya hapus. Jika ada yang merasa keberatan dengan sikap saya, saya sudah mencantumkannya di dalam halaman TOS. Bagaimana dengan kebiasaan Anda meninggalkan komentar, atau memperlakukan komentar yang masuk ke dalam blog Anda? Dulu, saya memoderasi komentar yang masuk ke blog ini, tetapi berhubung intensitas saya dalam ngeblog tidak bisa dilakukan setiap hari, saya agak kesulitan sendiri jika harus menyortir dan meloloskan komentar satu per satu. Jika dalam waktu 3 hari saya tidak bisa ngeblog, kasihan sekali komentar yang tidak ’dikeluar-keluarkan’ dari dalam daftar moderasi. Saat ini, hanya komentar yang berisi link saja yang saya moderasi. Jadi, jika komentar Anda tidak langsung ’lolos’ dengan sendirinya, pasti Anda sedikit nakal ’menitip’ link di kolom komentar.

;)
;)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun