Mohon tunggu...
Isniah
Isniah Mohon Tunggu... lainnya -

Pelayan di SMAN 2 PRINGGARATA

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Riview Seminar Dampak Pernikahan Dini di SMAN 2 Pringgarata

31 Oktober 2015   06:48 Diperbarui: 31 Oktober 2015   07:24 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

      Sekolah kami termasuk sekolah yang berada di paling Utara Kecamatan Pringgarata, untuk sampai di Kecamatan kurang lebih menempuh jarak sekitar 7 km.Walaupun bukan sekolah yang berada di pinggir jalan besar, tapi patut bersyukur sekolah kami mungkin lebih baik dibandingkan dengan yang berada dipedalaman Bangka Belitung seperti yang di "Laskar Pelangi".

Namun, untuk lingkungan sekitar sekolah, siswa belum tamat SMP menikah dianggap biasa sama warga masyarakat.Bahkan belum lama ini, kami kehilangan salah satu siswa di kelas XII IPA yang menikah. Padahal Ujian Nasional tinggal beberapa bulan lagi. Tidaklah salah kemudian Mahasiswa KKN UNRAM yang berposko disalah satu ruang di Sekolah kami mengadakan Seminar tentang ''Pentingnya Kesehatan dan Pemahaman Tentang Dampak Pernikahan Dini''.

      Pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan oleh salah satu pasangan yang memiliki usia di bawah umur yang biasanya di bawah 17 tahun. Baik pria atau wanita jika belum cukup umur (17 Tahun) jika melangsungkan pernikahan dapat dikatakan sebagai pernikahan usia dini. Di Indonesia sendiri pernikahan belum cukup umur ini marak terjadi, tidak hanya di desa melainkan juga di kota.

Pernikahan dini memiliki dampak yang cukup berbahaya bagi yang melakukannya baik pria ataupun bagi wanita, dan dalam berbagai aspek seperti kesehatan, psikologi, dan mental. Walaupun pernikahan usia dini ini memiliki dampak positif, namun dibandingkan dengan faktor negatifnya tentu sangat tidak seimbang. Ada berbagai alasan yang menyebabkan terjadinya pernikahan dini, terkadang tidak di sengaja.

        Di Indonesia pendidikan kesehatan khususnya kesehatan reproduksi kurang mendapat perhatian yang cukup. Ada beberapa kemungkinan mengapa hal itu terjadi:
1) Banyak kalangan yang berpendapat bahwa masalah kesehatan reproduksi, seperti juga masalah kesehatan lainnya, semata-mata menjadi urusan kalangan medis,
2.) Banyak kalangan yang beranggapan bahwa masalah kesehatan reproduksi hanyalah masalah kesehatan sebatas sekitar poses kehamilan dan melahirkan, sehingga dianggap bukan masalah kaum remaja. Apalagi jika pengertian remaja adalah sebatas mereka yang belum menikah. Di sini sering terjadi ketidak konsistensian di antara para pakar sendiri karena di satu sisi mereka menggunakan istilah remaja dengan batasan usia, tetapi di sisi lain dalam pembicaraan selanjutnya mereka hanya membatasi pada mereka yang belum menikah.
3.) Banyak yang masih mentabukan untuk membahas masalah kesehatan reproduksi remaja karena membahas masalah tersebut juga akan juga berarti membahas masalah hubungan seks dan pendidikan seks..
        Pada usia di bawah 20 tahun keadaan organ reproduksi belum sepenuhnya matang dan masih dalam tahap pertumbuhan. Masa ini disebut dengan istilah masa reproduksi muda artinya meskipun dapat hamil dan melahirkan akan tetapi sebenarnya tubuh belum siap untuk hamil.
INGATLAH 'MENIKAH BISA KAPAN SAJA TETAPI PENDIDIKAN YANG UTAMA

Bacaan
http://piksmansario.blogspot.co.id/2014/10/artikel-pengertian-pernikahan-dini.html
http://thamrinpapalia993.blogspot.co.id/2014/02/pendidikan-reproduksi.html
http://stikeskusumahusada.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-iradamayan-47-1-iradama-7.pdf

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun