Istilah childfree mungkin sudah tidak asing bagi beberapa orang karena merupakan salah satu hal yang sering dibicarakan saat ini. Jadi, sebenarnya apa itu childfree?
Childfree sendiri merupakan suatu kondisi dimana seseorang memutuskan untuk tidak memiliki anak sepanjang hidupnya. Childfree telah populer sejak awal abad ke-20 di berbagai negara eropa dan amerika. Istilah childfree sendiri mulai populer di Indonesia sejak beberapa tokoh dan publik figur tanah air yang menyuarakan pendapatnya dalam memilih untuk tidak memiliki anak. Keputusan ini tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti trauma masa kecil, faktor ekonomi, penyakit tertentu yang dialami, serta berbagai alasan lainnya. Childfree juga turut mengundang berbagai pro kontra baik dari segi agama, sosial budaya, dan lain sebagainya. Lantas, apakah childfree memiliki dampak terhadap kesehatan baik pada pria maupun wanita?
Dalam review yang dipublikasikan di jurnal Annals of Agricultural and Environmental Medicine, disebutkan bahwa wanita di Polandia yang memilih untuk tidak memiliki anak cenderung memiliki kualitas hidup dan persepsi kesehatan yang lebih baik. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kesehatan mental dan fisik pada wanita yang memilih childfree. Meskipun demikian, tidak semua studi menunjukkan hasil yang serupa. Studi yang dilakukan di Australia menyebutkan bahwa childfree memiliki resiko kesehatan fisik yang mental yang buruk. Hal ini juga didukung oleh Beberapa penelitian di China, Amerika Serikat, dan Kanada yang menunjukkan bahwa wanita tanpa anak cenderung merasa kesepian, depresi, dan tekanan psikologis seiring bertambahnya usia. Hasil penelitian yang bertentangan tersebut tentunya menjadi bukti bahwa segala hal yang ada dalam kehidupan ini selalu memiliki sisi yang saling berlawanan dimana setiap orang tentu akan mengalami salah satu dari hal tersebut.
Dalam sisi kesehatan fisik, beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita yang belum memiliki anak lebih mungkin terkena penyakit tertentu hingga akhir hidupnya, seperti kanker payudara, kanker pada lapisan dalam rahim (endometrium), dan kanker indung telur (ovarium). Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Hal ini timbul akibat keterkaitan antara fungsi reproduksi wanita dengan beberapa kanker sistem reproduksi tersebut dimana kegiatan hamil, melahirkan, dan menyusui dapat memicu perubahan hormonal dalam tubuh wanita secara alami. Perubahan hormonal tersebut yang akan mengurangi resiko kanker payudara. Kehamilan sendiri akan menurunkan siklus pelepasan sel telur (ovulasi) sehingga resiko terjadinya kanker ovarium akan menurun pula. Begitu juga dengan paparan hormon estrogen dan progesteron dalam lapisan endometrium pada wanita hamil yang berkaitan erat dengan penurunan resiko terjadinya kanker endometrium. Hal ini juga didukung oleh data dari  Japan Collaborative Cohort Study yang menemukan bahwa wanita tanpa anak berusia 40 tahun atau lebih memiliki tingkat kematian lebih tinggi dari semua penyebab kematian dibandingkan dengan wanita yang memiliki anak.Â
Berbeda dengan yang terjadi pada wanita childfree, dampak childfree bagi kesehatan pria sendiri lebih terfokuskan pada kesehatan mental daripada kesehatan fisik. Hal tersebut terjadi karena sejauh ini tidak ditemukannya pengaruh ketidakinginan memiliki anak bagi kesehatan fisik pria, khusunya pada sistem reproduksi. Dampak yang umum terjadi pada pria childfree lebih banyak ditemukan dari kekecewaan orang di sekitar atas keputusan childfree yang diambil baik berupa kritikan pedas atau berbagai hal lainnya. Tidak hanya pria, hal tersebut juga tentu akan dialami wanita yang childfree. Meski beberapa orang memilih untuk tidak menghiraukannya, setiap individu tidak akan menutup mata bahwa kritikan pedas dan anggapan yang mengganggu tentu dapat saja menjadi salah satu faktor penurunan kesehatan mental. Meskipun tidak semua pria dan wanita yang memilih childfree mendapatkan respon tersebut dari orang sekitar, kemungkinan tersebut masih bisa didapatkan oleh beberapa orang yang memilih untuk childfree.
Sebenarnya, keputusan untuk memiliki anak atau tidak merupakan pilihan masing-masing individu yang harus dihargai karena pada dasarnya, setiap individu memiliki hak untuk memilih jalan hidupnya. Setiap pilihan tersebut pasti memiliki konsekuensi masing-masing sehingga apapun pilihan yang ditempuh baik itu memilih childfree atau tidak tentunya harus diputuskan dengan bijak dan benar demi kenyamanan hidup. Childfree sendiri merupakan keputusan pribadi yang sebaiknya tidak perlu untuk diumbar-umbar diprovokasikan kepada yang orang lain untuk mengikuti pilihan yang sama. Hal ini juga dilakukan untuk menghindarkan diri dari kemungkinan penurunan kesehatan mental akibat respon negatif dari pilihan childfree yang diambil tersebut.
Daftar Pustaka :
Tim Promkes RSST. (2023, February 14). Apa Benar childfree Berpengaruh Pada Kesehatan? - yankes.kemkes.go.id. Kementrian Kesehatan : Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. Retrieved May 5, 2023, from https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2144/apa-benar-childfree-berpengaruh-pada-kesehatan
Ulfa, M. (2021, October 6). Mengkaji Pilihan childfree. Digital Library UINKHAS Jember. Retrieved May 6, 2023, from http://digilib.uinkhas.ac.id/3098/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H