Ketika kita memasuki usia yang sudah matang atau dapat dikatakan dewasa,pastinya kita juga sudah memiliki sebuah pemikiran yang matang dan dewasa pula. Bagaimana rasio kitayang selalu di utamakan dibandingkan hanya sebuah pernyatan-pernyatan yang belum pasti. Lalu bagaimana pemikiran kita ketika dimasa kecil atau anak-anak dulu?? Tentunya semua orang pernah mengalami masa kecil, dan tahu persis bahwasanya dunia anak-anak selalu dipenuhi dengan dunia khaya. Anak-anak yang sering melakukan eksperimen-eksperimen dan dengan tingkat imajinasi tinggi yang mereka miliki.
Ketika mereka sering mendengar atau membaca sebuah dongeng yang diceritakan oleh orang tuanya sebelum tidur, ataukah karena seringnya mereka mendengar sebuah cerita dari guru mereka waktu disekolah, teman-teman sebayanya ketika mereka bermain, ketika anak-anak tersebut mendapatkan pengalaman yang dialaminya setiap hari. Apa yang mereka lihat dan apa yang mereka dengar, dimana hal itu membuat mereka penasaran sehingga hal yang paling mudah dilakukan adalah untuk membayangkannya kembali.
Ketika ibu menceritakan kepada anaknya mengenahi seorang Cinderella yang memakai sepatu kaca ketika disebuah pesta kerajaan, seorang Cinderella yang memiliki sifat rajin dan baik hati. Serta bagaimana sosok ibu peri yang tidak pernah terlepas dari sebuah cerita dongeng. Setelah mendengar cerita hal-hal seperti ini, secara langsung mereka akan mengikuti atau bergaya bahwasanya mereka adalah seorang tokoh yang mereka ketahui sebelumnya. Bagaimana anak-anak yang suks berdandan atau hanya sekedar bersikap bahwasanya mereka adalah seorang peri yang baik hati dan suka menolong. Nah,,hal inilah yang saya maksudkan, anak-anak tersebut berkhayal, mereka sering berimajinasi, seolah-olah mereka benar-benar ada didunia nyata.
Menyinggung dengan dunia khayal, pernahkan Anda mendengar mengenahi mental imagery. Yakni sebuah perumpamaan, perbandingan, atau pembayangan mental. Dimana informasi yang telah kita peroleh akan direpresentasikan ke dalam memori kita. Terdapat tiga kedudukan teoritik yang berbeda terkait bagaimana informasi disimpan dalam memori. Yakni meliputi hipotesis penyandian ganda, menyatakan bahwa informasi dapat disandikan dan disimpan dalam satu atau dua system, verbal dan imajinal. Yang kedua adalah hipotesis proposisional konseptual menyatakan baahwa informasi disimpan dalam bentuk yang mendefinisikan objek, peristiwa, dan hubungan antara obyek dan peristiwa tersebut yang secara spesifik. Hipotesis ekuivalensi fungsional adalah hipotesis yang ketiga, menyatakan bahwa imagery dan persepsi sangat sangat serupa satu sama lain.
Bagaimana dengan dunia khayal Anda saat ini????
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H