FASB mendefinisikan Conceptual Framework atau Kerangka Konseptual adalah : "Sistem yang koheren dari tujuan yang saling berkaitan & fundamental yang diharapkan dapat menyebabkan standar yang konsisten dan yang mengatur dasar, fungsi dan batas-batas akuntansi keuangan dan pelaporan".
Conceptual Framework memiliki beberapa keunggulan dan peran penting, yaitu :
- Persyaratan pelaporan keuangan lebih konsisten dan logis. Misalnya, semua perusahaan sekarang perlu menggunakan nilai wajar saat menilai aset mereka.
- Adanya peraturan yang mengharuskan administrator untuk melaporkan sesuai dengan kerangka kerja.
- Semua persyaratan penyusunan laporan keuangan diatur secara jelas dalam kerangka, sehingga pihak yang menyusun laporan keuangan dapat lebih akuntabel.
- Meminimalkan risiko regulasi yang berlebihan.
- Auditor memiliki pemahaman yang lebih baik tentang persyaratan pelaporan keuangan yang mereka buat atau ulas.
- Pengaturan kewajiban akuntansi mungkin lebih ekonomis, karena tidak semua fakta yang muncul perlu dibahas kembali dari perspektif yang berbeda.
Isi Conceptual Framework memuat keterkaitan antara teori atau konsep yang mendukung  informasi yang digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan laporan keuangan. Conceptual Framework sebagai panduan untuk menjelaskan secara sistematis teori yang digunakan oleh penulis laporan keuangan untuk menyusun. Conceptual Framework juga memberikan gambaran dan menarik asumsi tentang poin-poin penting yang berhubungan langsung dengan unsur-unsur laporan keuangan.
Conceptual Framework dibagi menjadi tiga tingkatan atau tahapan :Â
- Yang pertama adalah tingkat pertama. Fase ini menggambarkan tujuan pelaporan keuangan, yaitu tujuan investor, kreditur, pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengambil keputusan.Â
- Yang kedua adalah tingkat kedua. Tahap ini merupakan konsep dasar dan mengandung karakteristik kualitatif dan unsur pelaporan keuangan. Karakteristik kualitatif meliputi relevansi dan kebenaran, dan elemen pelaporan keuangan meliputi aset, kewajiban, modal, dividen, pendapatan komprehensif, pendapatan dan beban, serta laba rugi.
- Yang ketiga adalah tingkat ketiga. Fase ini menjelaskan konsep pendekatan, pengukuran, dan pengungkapan yang terdiri dari asumsi, alasan, dan batasan dalam pelaporan keuangan.
Conceptual Framework juga mengalami beberapa kritikan dalam penerapannya. Salah satu kritik pertama yang dimulai dengan ketiganya adalah bahwa FASB tidak memberikan panduan tepat waktu tentang masalah praktis dan implementasi. Pada tahun 1984, FASB menanggapi kritik ini sebagai berikut :
- FASB membentuk Emerging Issues Task Force (EITF), sebuah kelompok kerja yang membantu mengidentifikasi banyak isu dan isu yang memerlukan tindak lanjut.
- Memperluas cakupan informasi teknis FASB untuk memberikan panduan yang lebih cepat tentang topik yang lebih luas.
Tujuan dari kritik ini sebenarnya adalah untuk mengkoordinasikan dan menyelaraskan berbagai kegiatan di banyak negara dan lembaga yang terlibat dalam penetapan standar akuntansi. Kesimpulan yang ditarik serupa dengan yang termasuk dalam proyek Conceptual Framework FASB. Oleh karena itu, tujuan laporan keuangan adalah wajar dan tercapai. Informasi yang diberikan juga mencakup karakteristik kualitatif seperti relevansi, reliabilitas, komparabilitas, dan pemahaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H