Lahan tanah merupakan lingkungan tumbuh biotik dan abiotik yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Kesuburan lahan dipengaruhi oleh status hara makro dan mikro serta unsur atau senyawa toksik yang ada di dalam tanah. Salah satu senyawa toksik yang dihasilkan oleh tanaman dan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman lain atau tanaman itu sendiri(senyawa alelopati).Â
Informasi tentang alelopati di Indonesia khususnya pada komoditas perkebunan masih sangat terbatas. Senyawa alelopati bisa berasal dari eksudasi atau ekskresi dari akar, volatilasi dari daun yang berupa gas melalui stomata, larut atau leaching dari daun segar melalui air hujan atau embun, larut dari serasah yang telah terdekomposisi, dan transformasi dari mikroorganisme tanah.
Tanah produksi yang menjadi sumber mata pencaharian warga desa berupa lahan persawahan yang sangat subur tetapi sangat rawan hama. Kegiatan penanaman tumbuhan refugia di lingkungan desa terutama di Kawasan pertanian dapat memberikan peluang terbentuknya keseimbangan biokimiawi.Â
Tumbuhan refugia adalah tumbuhan yang secara natural merupakan tumbuhan pelindung untuk tanaman budidaya seperti padi, jagung, sayur-sayuran, dan tanaman budidaya lainnya karena secara natural tumbuhan refugia seperti bunga matahari dan bunga kertas bisa menjadi habitat utama bagi gulma dan parasitoid sehingga tidak sampai menyerang tumbuhan budidaya.Â
Tumbuhan refugia bisa menjadi pagar alami bila ditaman disekeliling sawah sehingga tidak ada hama yang masuk ke dalam sawah dan menyerang tumbuhan budidaya. Kegiatan penanaman tumbuhan refugia di tepi area sawah diharapkan dapat meredam kerusakan tanaman budidaya para petani dan dapat meringankan beban petani untuk membeli pestisida untuk membasmi hama.Â
Selain itu penamaman refugia juga diharapkan dapat mengurangi bahaya kerusakan lingkungan pertanian yang disebabkan oleh pestisida sintetis. Sosialisasi kepada para petani juga dilakukan agar budaya penanaman refugia dapat terus dilakukan dalam jangka panjang dan semakin banyak diterapkan oleh para petani yang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H