Mohon tunggu...
ISNA SARIFAH
ISNA SARIFAH Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo 2022

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bela Negara

29 Desember 2023   16:19 Diperbarui: 29 Desember 2023   16:22 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia sebagai negara kepulauan dengan keragaman etnis, budaya, dan agama, memiliki tantangan dan ancaman yang perlu dihadapi. Untuk menjaga keutuhan dan kedaulatan negara, konsep bela negara menjadi penting. Bela negara mengacu pada tanggung jawab semua warga negara dalam membela, mempertahankan, dan memajukan negara serta ideologi Pancasila. Bela negara berperan dalam menjaga keamanan dan kedaulatan negara dari ancaman luar. Warga negara dapat berkontribusi melalui partisipasi dalam TNI (Tentara Nasional Indonesia), POLRI (Kepolisian Republik Indonesia), atau lembaga keamanan lainnya. 

Selain itu, masyarakat juga dapat membantu dengan memberikan informasi kepada aparat keamanan terkait kegiatan yang mencurigakan. Bela negara juga melibatkan ketahanan ekonomi. Warga negara dapat berperan dalam mengembangkan ekonomi negara dengan mendukung produk dalam negeri, memajukan sektor industri, dan mengurangi ketergantungan terhadap impor. 

Melalui kewirausahaan dan pengembangan sumber daya manusia, masyarakat dapat memperkuat ekonomi negara. Bela negara melibatkan pembangunan karakter dan patriotisme melalui pendidikan dan kebudayaan. Warga negara dapat berperan dalam menyebarkan nilai-nilai nasionalisme, menghormati kebhinekaan, dan menjaga persatuan bangsa. 

Dalam hal pendidikan, bela negara dilakukan dengan meningkatkan kualitas pendidikan dan menanamkan semangat cinta tanah air kepada generasi muda. Peristiwa Sumur Lubang Buaya merupakan permulaan hebat terhadap peristiwa Gestapu 1965 yang disifatkan oleh pemerintah Indonesia sebagai percubaan rampasan kuasa atau coup 30 September 1965/Parti Komunis Indonesia atau dikenali sebagai G30S/PKI. Peristiwa ini dikatakan sebagai didalangi oleh PKI bagi menyelamatkan Presiden Sukarno dari disingkirkan daripada kekuasaannya oleh pihak-pihak tertentu di Indonesia. 

Anehnya, bagi pihak PKI juga mereka mendakwa peristiwa ini bertujuan untuk menyelamatkan Presiden Sukarno, manakala dalam versi pihak TNI pula, mereka mendakwa peristiwa ini sebagai percubaan rampasan kuasa yang gagal. Bagi TNI, G30S/PKI adalah didalangi oleh PKI yang mempunyai pengaruh yang cukup besar di negara itu. Menjelang pertengahan tahun 1965, ahli PKI dianggarkan seramai 2.5 juta dengan jumlah penyokong seramai 10 juta orang. 

Tanggal 30 September malam, sejumlah prajurit Tjakrabirawa pimpinan Letkol Untung bergerak menculik enam jenderal dan seorang kapten: Komandan TNI AD, Jenderal Ahmad Yani, Letnan Jenderal Suprapto, Letnan Jenderal MT Haryono, Letnan Jenderal S Parman, Mayor Jenderal DI Pandjaitan, Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo, dan Kapten Pierre Tendean. Jenazah mereka kemudian ditemukan di sebuah sumur di Lubang Buaya, Jakarta. Panglima TNI Jenderal AH Nastion lolos, namun putrinya Ade Irma Suryani tewas, sementara ajudannya, Kapten Pierre Tendean, jadi korban, diculik bersama enam jenderal Panglima Kostrad, Mayjen Soeharto bergerak cepat, memadamkan pemberontakan. Perburuan pada para pelaku G30S dilakukan cepat. PKI dinyatakan berada di balik gerakan pengambil alihan kekuasaan dengan kekerasan. Para tokohnya diburu dan ditangkap. Sebagian tokoh PKI diadili di mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmilub), sebagian dijatuhi hukuman mati.

 Ketua PKI, DN Aidit yang dituding merancang gerakan ini bersama ketua Biro Chusus PKI, Sam Kamaruzzaman melarikan diri ke Jawa Tengah, namun kemudian bisa ditangkap, dan dibunuh. Terjadi penangkapan besar-besaran terhadap para anggota atau siapa pun yang dianggap simpatisan atau terkait PKI, atau organisasi-organisasi yang diidentikan komunis, seperti Lekra, CGMI, Pemuda Rakyat, Barisan Tani Indonesia (BTI), Gerakan wanita Indonesia (Gerwani), dll. Sebagian terbunuh. Sejumlah laporan menyebut, jumlah yang dibunuh begitu saja setidaknya mencapai 500.000 orang di berbagai daerah, khususnya di Pulau Jawa dan Bali. 

Bela negara bukan hanya berbicara tentang pertahanan militer, tetapi juga tentang kepedulian terhadap kesejahteraan dan keadilan sosial. Dalam bela negara, setiap individu harus memiliki rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa, serta bertanggung jawab dalam menjaga keutuhan dan keberlanjutan negara. Bela negara merupakan tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat. Dalam bela negara, setiap individu harus memiliki kesadaran, komitmen, dan kesiapan untuk melindungi tanah air, menjaga keutuhan negara, dan berkontribusi pada pembangunan nasional. Melalui pembangunan karakter, pendidikan, dan pengembangan keterampilan, kita dapat memperkuat rasa cinta dan tanggung jawab terhadap negara serta menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi dalam era modern ini 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun