Mohon tunggu...
Azkiya Khairunnisa
Azkiya Khairunnisa Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar

Saya adalah siswa kelas 12 di SMKN 7 Semarang, mengambil jurusan Konstruksi Jalan Irigasi dan Jembatan. Di luar kegiatan akademik, saya senang menantang diri sendiri dengan hobi-hobi yang penuh menantang seperti berpetualang, menjelajahi keindahan alam yang selalu memberi inspirasi baru. Selain rasa cinta terhadap alam dan eksplorasi, saya juga memiliki minat yang lain seperti memasak dan menulis karangan, khususnya menulis cerita fiksi yang memungkinkan saya menciptakan dunia imajinasi tak terbatas. Dengan kepribadian yang humoris, saya senang membawa tawa dan kebahagiaan di tengah tantangan, menjadikan setiap pengalaman hidup sebagai pelajaran berharga dan petualangan yang menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Teknologi Building Modeling (BIM) pada Proyek Konstruksi Jembatan Merah Putih di Ambon

23 Oktober 2024   10:12 Diperbarui: 23 Oktober 2024   10:23 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

      Teknologi Building Information Modeling (BIM) adalah suatu proses yang menggunakan model digital untuk merencanakan, merancang, membangun, dan mengelola infrastruktur dan bangunan. BIM memungkinkan kolaborasi yang lebih baik antara arsitek, insinyur, kontraktor, dan pemangku kepentingan lainnya. Saat ini teknologi Building Information Modeling (BIM) telah memainkan peran kunci dalam industri konstruksi modern, termasuk dalam proyek pembangunan infrastruktur penting seperti jembatan. Jembatan adalah salah satu elemen penting dalam jaringan transportasi, menghubungkan berbagai wilayah dan memperlancar arus lalu lintas. Untuk mendukung penerapan BIM, beberapa perangkat lunak yang dapat digunakan antara lain Rimble Connect, Tekla BIMsight, Dalux Autodesk Revit, Graphisoft ArchiCAD, Autodesk AutoCAD, dan Autodesk AutoCAD LT.

     Autodesk Revit merupakan perangkat lunak BIM yang digunakan secara luas oleh para profesional untuk merencanakan, merancang, membangun, dan mengelola bangunan serta infrastruktur melalui model 3D yang terintegrasi. Graphisoft ArchiCAD, di sisi lain, lebih fokus pada arsitektur, memberikan kemudahan dalam menciptakan model bangunan yang realistis dengan detail teknis. Autodesk AutoCAD, meskipun bukan sepenuhnya perangkat lunak BIM, tetap berperan penting dalam pembuatan gambar teknik 2D dan 3D, yang kemudian dapat diintegrasikan ke dalam model BIM. Sementara itu, Autodesk AutoCAD LT, yang lebih sederhana, tetap berfungsi untuk pembuatan gambar teknik 2D yang presisi. Dengan bantuan perangkat lunak tersebut, kolaborasi antarprofesi dalam proyek konstruksi menjadi lebih efisien, meminimalkan kesalahan, serta meningkatkan koordinasi dan akurasi dalam setiap tahap proyek.

     Contoh Penerapan BIM yang akan di bahas adalah pada proyek infrastruktur besar Jembatan Merah Putih di Ambon yang memberikan banyak manfaat, terutama dalam hal efisiensi, kolaborasi, serta pengelolaan data konstruksi. Teknologi BIM ini dapat membantu mengatasi tantangan ini dengan meningkatkan efisiensi, akurasi desain, serta kolaborasi antar disiplin ilmu.

     Jembatan merah putih yang membentang sepanjang 1,140 kilometer di atas Teluk  Dalam, Ambon, merupakan infrastruktur vital yang menghubungkan kawasan Galala di Utara dan Poka di Selatan. Proyek ini bertujuan untuk mempercepat mobilitas masyarakat dan perekonomian daerah, juga mengurangi kepadatan lalu lintas di kawasan Ambon.

     Pada tahap perencanaan desain dan kolaborasi, penerapan BIM memungkinkan pengembangan model 3D Digital yang detail dari jembatan. Model ini mencakup semua aspek konstruksi, termasuk struktur jembatan, seperti pondasi balok, dan pilar, dapat divisualisasikan bersama dengan elemen tambahan, seperti instalasi drainase, penerangan, dan jalur pejalan kaki. Dengan menggunakan BIM, insinyur sipil dapat mengidentifikasi masalah potensial lebih awal, mempercepat proses desain, dan mengurangi kemungkinan revisi di lapangan. Kolaborasi juga akan lebih menjadi lebih efisien dengan adannya BIM karena setiap pihak dapat mengkases model dan data secara real-time, jadi ketika ada perubahan desain atau spesifikasi semua pihak yang terlibat akan mendapatkan pembaruan otomatis, sehimgga pengambilan keputusan dapat dilakukan secara cepat dan tepat.

     Selama pada tahap konstruksi, BIM juga memainkan peran penting dala memanajemen proyek dan pengawasan pelaksanaan dilapangan, karena BIM juga menyediakan visualitas 3D yang akurat yang dapat membantu kontraktor dan tenaga kerja dalam memahami setiap konstruksi jembatan yang harus di pasang, yang nantinya dapat mengurangi resiko kesalahan dan mempercepat proses konstruksi.

     Namun, dalam proyek ini tentunnya memiliki beberapa tantangan, misalnnya faktor alam, seperti kondisi alam yang dapat mempengaruhi pembangunan. Namun dengan adannya BIM, tim konstruksi dapat memprediksi dampak dari kondisi tersebut dan dapat menyesuaikan jadwal kerja atau metode konstruksi yang digunakan.

     Selain dalam fase perencanaan dan konstruksi, penerapan BIM pada Jembatan Meerah Putih Ambon ini juga memeberikan manfaat dalam jangka panjang dalam pengelolaaan dan pemeliharaan Infrastruktur. Setelah proyek selesai, model BIM dapat diintegrasikan ke dalam sistem manajemen aset yang memungkinkan pemerintah daerah atau pihak pengelola jembatan untuk melakukan inspeksi dan perawatan rutin secara lebih efisien. Dengan informasi yang lengkap terkait struktur dan material yang digunakan, tim pemelihara dapat merencanakan tindakan pencegahan lebih awal sebelum terjadi kerusakan yang signifikan.

     Selain itu, BIM mendukung aspek keberlanjutan proyek. Dengan adanya model digital yang lengkap, analisis siklus hidup (life cycle analysis) dapat dilakukan untuk mengevaluasi dampak lingkungan dari material dan proses konstruksi yang digunakan. Hal ini membantu dalam upaya meminimalkan jejak karbon dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya secara lebih berkelanjutan.

     Penerapan BIM pada proyek Jembatan Merah Putih di Ambon menjadi bukti bahwa BIM memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan efisiensi, akurasi, dan kolaborasi antar pemangku kepentingan. Mulai dari tahap perencanaan desain, konstruksi, hingga pemeliharaan, BIM berperan penting dalam menghadapi tantangan teknis dan lingkungan yang ada. Dengan BIM, proyek ini dapat diselesaikan dengan lebih baik, mengurangi risiko kesalahan, mempercepat proses pembangunan, dan memfasilitasi pemeliharaan jangka panjang. Teknologi BIM terbukti menjadi solusi yang inovatif dalam meningkatkan kualitas dan keberlanjutan proyek infrastruktur di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun