Mohon tunggu...
isnan syah
isnan syah Mohon Tunggu... -

Seorang anak manusia biasa yang sedang mengembara jauh di belahan dunia untuk mencari bekal hidup agar berguna bagi agama dan bangsa.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Soeharto dan Hosni Mubarok

29 Agustus 2010   23:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:36 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalananku sepertinya berjalan mundur, setibaku di cairo ini untuk melanjutkan studi pasca sarjanaku. Aku menemukan suatu kondisi sistem pemerintahan yang tidak jauh berbeda dari rezim soeharto dulu, dimana azaz demokrasi hanya sebagai tameng kelembutan dan keadilan dalam masyarakatnya, agar mendapatkan bantuan dana dari amerika serikat.

Sitem tirani yang saat ini dijalankan oleh rezim yang berkuasa untuk mengabadikan kekuasaannya, hingga tidak heran jikalau semua cara akan ditempuh, masyarakat mesir telah benar-benar berada dalam satu keadaan ketakutan dalam penindasan dari pemerintahnya, kegiatan apapun yang bertujuan untuk mengkritik pemerintah akan dilenyapkan dengan seketika.

Militer masih menjadi senjata paling ampuh untuk menebar keresahan masyarakat yang kedapatan mengkoordinir satu organisasi atau kelompok masa, atau hanya sekedar untuk membaca karya besar Ali Syari'ati pembaharu revolusioner iran itu.

Kelompok Ikhanul Muslim masih dianggap sebagai musuh berbahaya didalam pemerintahan, hingga tidak jarang orang sekaliber Syehkul Azhar akan dikeluarkan dari mesir bila kedapatan masuk dalam kelompok ini.

Hampir dikatan tidak ada satu oraganisasi yang mampu melawan rezim saat ini, partai oposisi yang saat ini ada hanyalah buatan pemerintah secara formal agar dikatakan negara ini adalah negara demokrasi, persis ketika soeharto membuat golkar menjadi satu-satunya partai yang berkuasa dan yang lain hanya sebagai lambang demokrasi saja. Membicarakan nama peresident saja dijalan-jalan, dibis atau di metro akan mendapatkan masalah besar.

Saya teringat cerita temen saya, ketika ada salah satu mahasiswa indonesia yang kedapatan dirumahnya ada buku syeh qutb, diintrogasi habis-habisan dipenjara bawah tanah, dan kabar yang tersiar bahwa penyiksaan dengan listrikpun tidak lepas dari serangkaian introgasi itu. Pengajian atau talaqi yang tidak resmi seperti di masjid al-azhar akan disidak dan diberangus, pengalaman teman satu rumah saya yang hingga saat ini harus lapor tiap tahunnya kepada badan inteligen mesir karna kedapatan mengikuti pengajian pada syeh yang tidak mendapatkan izin dari pemerintah.

Dalam gelisahku sebagai manusia yang ingin bebas seutuhnya, dari penindasan pemerintah baik dari konstitusinya atau pun hanya sebatas dari intelektulanya saja, aku cemas bila suatu saat pemerintah saat ini akan mencapai satu titik keruntuhannya, kekacauan multi nasional akan menjadikan negara ini terpuruk seperti indonesia ditahun 1997.

Kekerasan, ancaman dari pihak orde lama yang tidak menerima akan menjadi persoalan penting dalam masa transisi itu.

Para tertindas haknya selama bertahun-tahun akan menumpahkan semua kekesalannya dengan kekerasan, dan pertumpahan darah, penjarahan dan seperti halnya pernah di alami oleh indonesia.

Akankah masa itu akan mengawali masa baru setelah president saat ini tumbang....? Semoga saja tidak. Tapi alangkah baiknya jikalau para intelektual dan para pembaharu negri ini segera belajar dari pengalaman indonesia mengatasi situasi dan keluar dari masa-masa tranasisi. Sebelum akhirnya kejadian itu benar-benar terjadi.

Aku bukan Che Chevara, atau Soe Hok Gie, ataupun Gus Dur yang selalu gelisah dengan ketidak adilan kekerasan dan tirani dari pemerintah untuk mengabadikan kepentingan dan kekuasaannya. Tapi setidaknya itulah yang mengalir dalam jiwaku. Para pemimpi yang menginginkan kedamaian, keadilan, kesejahteraan dan persamaan hak didalam suatu negara.

Catatan "Sang" Pengembara.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun