Mohon tunggu...
Isnan Sayid Maulana
Isnan Sayid Maulana Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

MAN JADDA WA JADA Menulislah karena dengan menulis kau akan abadi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Romansa Senandung Rindu Hamba Allah

21 Juni 2022   21:12 Diperbarui: 21 Juni 2022   21:26 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Romansa Senandung Rindu Hamba Allah

Oleh : Isnan Sayid Maulana

            Wahai Tuhanku aku bukanlah ahli surga, namun akupun takut akan masuk kedalam neraka jahanammu ya Allah. Hanya kepadamulah sang pemilik kalbu, aku berdoa dan mohon ampunan. Sesungguhnya engkau maha pengampun dosa yang besar. Dosa -- dosa hamba bagaikan pasir yang berada di pantai tidak pernah habis ketika menghitungnya, masih sanggupkah hambamu yang berlumur dosa ini mendapatkan taubat dan ampunanmu ya Allah.

            Apakah ada yang mengetahui syair di atas sebuah syair yang menyanyat hati. Ketika masyarakat berlomba -- lomba untuk mengejar dunia akankah kita menyadari  bahwa hanya ada satu hal yang semakin dekat kepada kita yaitu kematian. Tidak ada yang mengetahui kapan hari akhir manusia, kecuali hanya Allah sang pemilik rindu. Hambamu ini rindu akan hadirnya dirimu kedalam hati hambamu yang penuh dosa, berikanlah sedikit hambamu pintu hidayat agar hamba bisa kembali merasakan nikmat dan cintamu yang begitu syahdu menyentuh relung kalbu mengetuk pintu hidayah kepada hambamu ini untuk merasakan nikmatnya iman, ilmu, dan amal.

            Hamba iri dengan orang -- orang yang senantiasa menyebut namamu dan engkau bangunkan di sepertiga malam untuk mengingat kepadamu. Sedangkan hambamu yang satu ini terkadang terlelap dalam buaian gemerlap dunia. Hambamu ini malu akan sifat hamba yang ketika doaku disegerakan untuk dikabulkan namun shalat hamba masih saja tidak disegerakan. Apa yang harus hambamu ini perbuat ya Allah jangan bekukan hati hamba, sirami hambamu ini dengan hidayat dan ketuklah pintu hati hamba agar hamba sandar betapa nikmatnya karunia yang engkau berikan kepada hambamu ini.

            Ya Allah terimakasih atas teguran yang engkau berikan kepada hamba, ijinkalh hamba kembali kepada jalan lurus yang engkau ridhoi hamba sadar apa yang hamba perbuat hanyalah dosa yang mengejar kenikmatan dunia, tanpa hamba sadari dunia ini hanyalah sementara sedangkan kematianlah yang kekal dan pasti malah tidak hamba persiapkan. Hambamu ini rindu akan dirimu ya Allah di tengah situasi duniawi yang semakin penuh kepalsuan dan kemungkaran ini hamba bingung terhadap apa yang harus hamba ambil bukankah engkau telah menuliskan garis takdir kepada setiap manusia, tetapi mengapa hamba selalu merasa setiap apa yang hamba lakukan salah.

Hati hamba bimbang, raga hamba goyah, mulut hamba bisu akankah ini suatu pertanda yang engkau kirimkan ya Allah, apa yang harus hamba lakukan sekarang. Hamba pengen merefresh ulang kehidupan hamba kembali menjadi bayi yang suci dan tidak berlumur dosa namun hamba sadar itu semua tidak mungkin maka hanyalah taubatan nasuha yang bisa hamba lakukan. Namun hamba takut dan malu hamba merasa kotor, ketika hamba memiliki masalah hambamu ini mendekatimu ya Allah, sedangkan hamba merasa bahagia hamba lupa apa itu rasa syukur kepada engkau ya Rabb alangkah kotor sekali diri hambamu ini, sampai hambamu ini malu kepadamu ya Allah engkau berikan ilmu kepada hamba namun akhlak hamba tidak sebaik ilmu yang kau berikan.

Namun hamba sadar tidak ada yang mustahil oleh karena itu hanya satu pinta hambamu "YAKUSA". Yakinkanlah diri hamba dengan iman, Usahakan dengan ilmu dan Amalkan dengan perbuatan. Kuatkanlah hambamu ini dengan iman, ilmu, serta amal sehingga hamba bisa menjadi salah satu penghuni surgamu Ya Allah.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun