Mahasiswa program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dari Prodi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Universitas Sebelas Maret melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan mengikuti kegiatan Merti Desa di Desa Jatirejo. Merti Desa tidak hanya menjadi ajang pelestarian budaya, tetapi juga membuka wawasan bagi para mahasiswa mengenai kearifan lokal dan cara-cara berkomunikasi yang efektif dengan masyarakat pedesaan. Kegiatan mahasiswa MBKM ini dilakukan sebagai wujud pengabdian dari masyarakat.
Jatirejo merupakan desa yang terletak di Kecamatan Kaligesing dan berada di ujung timur Kabupaten Purworejo. Letak Desa Jatirejo ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Kulon Progo. Desa Jatirejo mempunyai potensi hasil alam yang beragam dan melimpah. Desa Jatirejo kembali menggelar acara merti desa yang menjadi acara turun-temurun setelah beberapa waktu tidak dilaksanakan karena adanya pandemi.Â
Merti Desa Jatirejo merupakan tradisi yang mempunyai nilai spriritual dan nilai sosial yang tinggi. Acara merti desa ini para warga berkumpul di lokasi bekas SD Negeri 2 Jatirejo untuk mengungkapkan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah. Mahasiswa MBKM Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Universitas Sebelas Maret berperan aktif dalam berbagai aktivitas mulai dari persiapan hingga pelaksanaan acara merti desa ini.Â
Mahasiswa terlibat dalam melakukan persiapan dengan membantu ibu-ibu menyiapkan hidangan untuk acara merti desa, selain itu mahasiswa juga berperan dalam menyambut tamu undangan dan warga Desa Jatirejo dalam memeriahkan acara merti desa.
Acara merti desa ini melibatkan berbagai ritual adat, doa bersama, dan acara hiburan tetapi juga mengandung makna filosofis dan spiritual. Acara merti desa kali ini dimeriahkan dengan pertunjukan wayang kulit. Wayang kulit merupakan bentuk kesenian tradisional yang sangat dihargai oleh masyarakat Jawa. wayang kulit menjadi salah satu hiburan utama yang dinanti-nantikan oleh warga desa.Â
Pagelaran wayang kulit di Jatirejo kali ini dibawakan oleh dalang terkenal yang mampu membawakan cerita dengan penuh makna dan pesan moral. Wayang kulit juga menjadi sarana untuk mengenalkan dan melestarikan nilai-nilai luhur budaya Jawa kepada generasi muda.Â
Setiap pertunjukan, terdapat interaksi antara dalang dan penonton yang membuat acara semakin hidup dan menarik. Suara gamelan yang mengiringi pertunjukan menambah suasana magis dan memberikan pengalaman yang mendalam bagi semua yang hadir.
Keterlibatan para mahasiswa ini menjadi bukti nyata dari upaya pengembangan kompetensi di luar kelas yang diinisiasi oleh program MBKM.Â
Mereka tidak hanya mendapatkan pengalaman praktis dalam hal penyuluhan dan komunikasi, tetapi juga memperdalam pemahaman mengenai pentingnya melestarikan budaya lokal dan membangun hubungan yang harmonis antara manusia dan alam. Dengan antusiasme dan semangat tinggi, para mahasiswa ini berhasil menunjukkan bahwa pendidikan yang efektif tidak hanya terjadi di dalam ruang kelas, tetapi juga di tengah-tengah masyarakat yang kaya akan budaya dan nilai-nilai luhur.