Lupaku menghancurkan kekuatanku
Seujung jarum meluluhlantakkan masa depanku
Tubuhku bagai debu kotor tak berenergi
Berjalan lunglai tak punya nyali
Tergerus arus bebas tidak peduli
Nikmat sesaat pergi berganti nyeri
Wangiku berganti bengur
Bagai bangunan kokoh jatuh tersungkur
Tergerus virus yang kuat tidak terukur
Tersingkir terlempar tertampar terkelapar
Vonis sinis itu terdengar bagai halilintar
Sekujur tubuh  tersadar tapi tetap harus bersabar
Bukan aku tidak tahu malu
Tapi aku memang pernah sesaat menjadi dungu
Sedikit masalah  membuatku mengeluh melulu
Menyesal tiada akan kembali
Gelapnya malam pasti berganti pagi
Matahari pagi menanti dengan senyum berarti
Hidup dan mati hanyalah perbedaan tempat
Manfaatkan waktu indah yang tinggal sesaat
Yang terpenting kita masih diberi waktu untuk bertobat
Maafkan sobat yang telah berkhianat
Menjerumuskan kejurang maksiat
Semoga Allah mengampuni agar terhindar dari laknat
Lembah Hijau 27-Nopember-2013
RR Titi Isnani
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H