Mohon tunggu...
Isnandar
Isnandar Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

Masih belajar dan tetap belajar dalam melihat, mendengar kemudian merefleksikan rasa lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ketika Cinta Terluka

26 Juli 2019   11:15 Diperbarui: 26 Juli 2019   11:41 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ketika malam kehilangan sunyi. Tak guna lagi sayap kelelawar hangati bayi. Ketika gugusan bintang menjadi pedoman nasib. Remaja melenggang genit dilantai mall dan plaza.

Ketika matahari menutup kelopak matanya. Para petani terlanda paceklik. Ketika padang pertempuran didatangi gerombolan burung bangkai. Para kesatria menyarungkan pedangnya.

Ketika palu-palu keadilan meniduri uang sogokan. Kemana kucari keadilan. Ketika kalah dan menang melebur dalam cita-cita. Aku berlindung pada cinta yang patah.

Wajah cinta menyembunyikan luka. Tapi alam raya mendesak, mengabarkan luka-luka yang menganga. Pada desir angin dan ombak lautan. Tersiar kabar cinta yang terluka.

Bekasi 25Juli2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun