Kalau akhir-akhir ini tranding lagu mahalini tentang "Mati-matian dalam mencintaimu" ketahuilah 14 tahun yang lalu aku pernah "Mati-matian dalam melupakanmu".
Dipertemukan Allah denganmu waktu itu adalah hal yang paling seharusnya aku syukuri. Karena setelah mengenalmu dan setelah aku menyakitimu aku bisa berfikir jernih dan kembali kepada Allah.
Tiga tahun aku belum bisa menerima kehilangan itu, selama itu juga aku selalu menangis setiap mengingat wajahmu. Aku sadar bahwa ternyata aku masih sangat mencintaimu.
Hingga aku terus berdoa tentangmu, memohonkan ampun atas kesalahan yang pernah kamu atau aku lakukan. Aku terus merengek kepada Allah agar dipertemukan dalam mimpi jika di dunia nyata adalah sebuah yang mustahil.
Aku berdoa terus berdoa sampai detik ini Allah tidak pernah mengabulkan doaku, lalu aku tersadar bahwa dibalik tidak terjawabnya doa itu ada hal besar yang Allah jauh lebih tau. Hingga akhirnya aku berkhusnudzon kepada Allah seandainya Allah mempertemukan kita mungkin hati ini akan kembali goyah dan mencintaimu lagi.
Empat tahun hingga detik ini aku berhasil berdamai dengan hatiku, aku berhasil menghijrahkan hatiku, aku berhasil menghijrahkan cintaku, aku berhasil merelakanmu, aku berhasil mengikhlaskanmu. Walau tidak mungkin kenangan yang kita miliki akan hilang tapi aku sadar bahwa cara Allah membuatku kembali adalah dengan memberikan luka yang cukup parah.
Luka yang aku miliki, luka yang Allah beri adalah luka yang tidak akan pernah aku lupakan. Pertemuan denganmu adalah salah satu hal yang istimewa, mencintaimu adalah salah satu anugrah Allah yang aku terima.
Untukmu, masa laluku, guru terbaikku. Semoga engkau bahagia selamanya dan bertemu bidadari surgamu ...
Untukku mulailah hidup yang baru ....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H