Setelah 10 tahun berkecamuk dengan diriku, bertengkar dengan hati dan pikiranku. Hari ini aku telah berhasil melalui rintangan itu. Aku berhasil mengendalikan hati dan pikiranku untuk berhenti mencintaimu. Berhenti untuk mencintaimu adalah sebuah keputusan yang berat. Namun, terus bertahan untuk tetap mencintaimu membuat aku tersiksa. Terus mencintaimu akan membuat aku rindu, dan merindukanmu membuat aku ingin bertemu. Sedangkan bertemu denganmu itu mungkin saja tabu. Â
Kegagalanku dalam menjalin sebuah percintaan membuatku takut untuk memulai kembali membuka hati. Aku menjadi seseorang yang nyaman hidup sendiri namun selalu dihantui rasa bersalah. Kesalahanku kepadamu membuat hatiku menjadi mati rasa. Sering sekali aku merasa takut untuk memulai kisah baru. Hingga aku berdoa kepada Allah agar membantuku untuk melupaknmu dan menghilangkan semua perasaanku.
Tujuh tahun aku merengek dalam doa meminta Allah mengabulkan doaku untuk mempertemukan kita agar aku bisa berkata "maaf aku sudah menyakiti kamu tanpa berpikir dahulu", Â hanya saja Allah tahu jika aku bertemu denganmu lagi mungkin aku tidak akan setangguh saat ini.
 Aku masih takut dan untuk memberani diri membuka hati agar mencintai dan menerima cinta dari siapa pun. Kesalahan dan kegagalanku dulu membuatku takut sampai detik ini .
Dipenghujung tahun 2023 ini aku mulai meredakan diri, mencoba menerima semua takdir tentang kita yang berakhir tanpa kata. Rasa yang kita pendam berakhir padam. Aku mencba dan selalu berusaha mengikhlaskan semua yang telah terjadi pada kisah cintaku .
Aku terlalu mengejar cinta dunia hingga aku lupa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.  Allah  menegurku dengan patah hati yang luar biasa hingga akhirnya aku berusaha untuk berhenti mencintai duniaku. Tak mengapa ini memang kesalahanku yang terlalu  dalam mencinta dunia. Hingga aku terluka dan memilih menutup pintu hatiku. berharap  waktu yang dapat menyembuhkannya dan mampu meraih cinta dan kasih sayang Allah kepadaku.
Untuk kamu aku selalu berdoa berharap kita akan bertemu dengan versi terbaik. Aku tidak berharap Allah mempersatukan kita dalam janji suci dan setia. Aku juga tidak membayangkan kita akan menjalin sebuah cinta abadi. Aku hanya berharap jika nanti kita bertemu aku sudah melihatmu bahagia dengan seseorang yang jauh lebih baik dariku. Begitupun harapan untukku semoga kelak aku menemukan seseorang yang lebih baik darimu dan tidak mengulangi kesalahanku. Tentu semua itu harus dimulai dengan memperbaiki diriku dahulu. Memperbaiki hubunganku dengan Allah, memperbaiki ibadahku dan memperbaiki segalanya agar Allah mencintaiku.
Akhirnya aku berhasil dengan waktu yang tidak sebentar. Aku bersyukur karena telah mengenalmu yang telah mengajarkan aku arti cinta yang sesungguhnya. Luka ini telah mengajarkanku banyak hal, memberiku banyak pelajaran dan menyadarkanku atas kesalahan.
Terimakasih aku masih mencintaimu tapi bukan sebagai pujaan hati melainkan sebagai saudara sesama muslim. Sekali lagi aku ingin kamu bahagia walau itu bukan dengan aku. Terimakasih semoga kamu selalu bahagia setelah menerima luka yang telah aku ciptakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H