Mohon tunggu...
Isna Amini
Isna Amini Mohon Tunggu... Administrasi - menulis untuk menyampaikan kegelisahan

karyawan swasta yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Wacana Prabowo Merapat ke Jokowi, Tenggelamkan Gerindra di Pilkada 2020

26 Juni 2019   12:15 Diperbarui: 26 Juni 2019   12:29 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Makin lama ketakutan kita jadi nyata. Gerindra mau merapat ke kubu Jokowi. Padahal kita sudah mampus-mampusan dukung Prabowo-Sandiaga di Pilpres kemarin. Duit, pikiran, tenaga dan waktu kita habis buat bikin perubahan di Indonesia. Banyak aktivis-aktivis pendukung koalisi 02 yang ditangkap pemerintah. Bahkan sampai sekarang masih ada rakyat yang "nongkrong" di Mahkamah Konstitusi buat mengawal demokrasi.

Tadinya saya pikir ini juga omong kosong. Saya masih berpikir postif waktu Prabowo ketemu Jusuf Kalla (JK) diam-diam pasca rusuh Jakarta. Meskipun saya tahu JK itu orangnya Jokowi. JK adalah penasihat TKM Jokowi-Ma'ruf Amin. Saya masih berprasangka baik kalau pertemuan itu buat menenangkan situasi.

Sialnya, habis itu keluar rumor itu. Gerindra minta jatah 5 kursi di pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin. Oke di zaman serba hoaks ini, saya langsung pikir ini cuma fitnah. Tapi sekarang? Sudah keluar posisi yang bakal diambil Gerindra: dua menteri, satu pimpinan MPR, dan dua dewan pertimbangan presiden. Persis sama. Lima kursi.

Kalau benar Gerindra sampai masuk pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin, fix sudah. Gerindra ini munafik. Ya, bukankah Gerindra yang bacotnya paling besar waktu Demokrat menyerukan rekonsiliasi bangsa? Saking getolnya Gerindra menolak rekonsiliasi sampai-sampai ada yang kepancing. Mereka mem-bully habis-habisan SBY, AHY bahkan mendiang Ibu Ani Yudhoyono. Artinya Demokrat itu benar, sedangkan Gerindra cuma partai munafik besar.

Kalau sampai Gerindra sampai merapat ke Jokowi, itu artinya Gerindra ini pengkhianat. Ya, masak lokomotifnya kabur begitu? Apalagi Gerindra ini yang mengkooptasi semua kekuatan koalisi 02. Ya, Capresnya Gerindra, Cawapresnya Gerindra, Ketua Timsesnya Gerindra. Semuanya Gerindra.

Artinya Gerindra cuma memanfaatkan rakyat buat kepentingan politik elektoral doang. Mengeruk suara rakyat biar Prabowo menang Pileg dan Gerindra menang Pilpres. Ini artinya Gerindra jelas-jelas mengkhianati kepercayaan rakyat.

Ini akan jadi catatan sejarah. Rakyat akan mengingat manuver munafik dan pengkhianatan Gerindra ini. Dan rakyat pula yang akan menghukumnya.

Tidak perlu sampai lima tahun, sampai Pemilu 2024.  Ke depan ini ada agenda Pilkada 2020. Rakyat akan mulai menghukum Gerindra di sini. Semua calon-calon kepala daerah dari Gerindra akan dihukum rakyat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun