Happy Anniversary Bapak Dosen
Satu tahun telah terlewati semenjak awal pertemuan dengan beliau. Meski secara virtual dan beliau tidak menyalakan kamera zoom meeting pada saat itu, seolah-olah memberi kesan kepada kita para mahasiswa yang masih belum mengenal dunia perkuliahan ini menjadi sosok dosen misterius dan tak tersentuh.Â
Apalagi pertama kali beliau memberikan tugas dengan tema mencari informasi kepribadian beliau kepada kakak tingkat yang pernah beliau ajar, dan kebanyakan dari kakak tingkat / kating mengatakan bahwa beliau itu orangnya enakan dek, baik, dermawan nilai, dan enjoy, tapi beliau juga bisa serius.Â
Kalau sudah serius gini nggak ada yang berani berkutik sekalipun. Seorang dosen yang disebut-sebut ini mengajar saya di Fakultas Ekonomi dengan dua kepribadian unik yang jarang saya temukan selama dua semester berada di jenjang perkuliahan, ada pada diri dosen lain utamanya di kampus-kampus UIN (Universitas Islam Negeri).Â
Beliau bisa merangkap sebagai seorang teman bincang anak muda dan seorang dosen yang sangat disegani mahasiswanya. Nama yang sangat sederhana namun sangat berkesan bagi setiap mahasiswa yang hanya menyebutnya saja, beliau adalah bapak Edi Purwanto M. Si, yang biasa kami panggil pak Edi.Â
Namun beliau biasanya masih tetap mengelak akan kenyataan bahwa beliau memang sudah bapak-bapak dan meminta kami memanggil dengan sebutan cak. Bapak dosen yang memang memiliki kepribadian sangat enjoy, tidak suka ribet namun tegas dan kompeten.Â
Awal mula saat saya mewawancarai beberapa kating, merasa sedikit adanya bumbu kebohongan jikalau pak Edi adalah dosen yang paling baik dan dermawan. Karena dilihat dari awal pertemuan, beliau belum apa-apa saja sudah memberikan kami opini yang mengarah pada sosok dosen misterius.Â
Namun semua opini dan awal judge kami terhadap beliau salah besar, utamanya saat saya dan teman saya sesama mahasiswa baru first time bertemu pak Edi saat sedang berada di Kota Jombang. Kronologi cerita, melalui via WA dengan ringannya beliau mengajak kami beberapa mahasiswa Jombang untuk pergi ngopi bareng, padahal yang diajak ngopi ini sungkan dan tremor banget.Â
Karena pada saat itu pihak kampus belum mengadakan perkuliahan secara offline, jadi takutnya malah bingung mana yang pak Edi dan mana pengunjung lain, sebab saling ketidak tahuan kami terhadap beliau. Maka dari situlah saya merasa bahwa beliau memang baik dan positive vibes.
Waktu semakin berjalan, genap satu tahun pula pak Edi menjadi dosen ajar kami. Semester pertama dengan mata kuliah Pancasila dan semester kedua dengan mata kuliah kewarganegaraan. Pada materi kewarganegaraan kali ini beliau memberi arahan penugasan dengan wawancara kepada beberapa orang, yang kemudian dijadikan sebuah artikel untuk menuangkan segala inspirasi dan makna-makna kecil yang belum saya ketahui dan sadari.Â