Kita semua pasti pernah merasakan marah. Rasa marah ini bisa disebabkan oleh berbagai sumber, dan hal ini tidak dapat kita hindari. Marah sendiri merupakan emosi normal dengan rentang intensitas yang luas. Marah merupakan sebuah reaksi yang kita terima atas apa yang tengah tejadi. Terdapat tiga bentuk reaksi yang menyatakan sesorang sedang merasa marah :
- Reaksi fisik, reaksi ini ditandai dengan adanya peningkatan detak jantung, tekanan darah yang meningkat dan tegangngya otot.
- Reaksi kognitif, yaitu reaksi ketika kita memikirkan suatu hal yang menyebabkan kita menjadikan kita marah.
- Reaksi afektif, yaitu bentuk perilaku kita dalam mengekspresikan kemarahan tersebut seperti, berteriak dengan keras.
Nah, reaksi afektif inilah yang sering di temui dilingkungan sekitar kita. Seseorang yang sedang merasa marah akan cenderung berteriak-teriak dengan keras meskipun lawan bicaranya berada didekat mereka dan cerita dibawah ini mungkin bisa menjawab rasa penasaran kita mengapa orang berteriak ketika marah.
Diceritakan suatu hari ada seorang syekh sedang berjalan dengan para muridnya, ditengah perjalanan mereka melihat ada sebuah keluarga yang tengah bertengkar dan saling berteriak. Syekh tersebut berpaling kepada muridnya dan bertanya : " Mengapa orang saling berteriak jika mereka sedang marah?" Salah satu murid menjawab : "Karena kehilangan sabar, mangkannya mereka berteriak." "Tetapi, mengapa harus berteriak kepada orang yang tepat berada disebelahnya? Bukankah  pesan yang ingin ia sampaikan bisa ia ucapkan dengan cara halus?". Tanya sang syekh menguji murid-muridnya. Muridnya pun saling beradu jawaban, namun tidak satupun jawaban yang mereka sepakati.
Akhirnya sang syekh berkata : "Bila dua orang sedang marah, maka hati mereka saling menjauh. Untuk dapat menempuh jarak yang jauh itulah mereka harus berteriak agar perkataannya dapat terdengar. Semakin marah, maka akan semakin keras teriakannya. Karena jarak kedua hati semakin jauh".
"Begitupun sebaliknya ketika seorang insan tengah jatuh cinta" lanjut sang syekh. "Mereka tidak saling berteriak, antara yang satu dengan yang lain. Mereka berbicara lembut karena hati mereka berdekatan. Jatrak antara kedua hati sangatlah dekat." Bila mereka saling mencintai, apa yang terjadi?, Mereka tidak lagi berbicara. Mereka hanya berbisisk dan saling mendekat dalam kasih sayang. Pada akhirnya , mereka bahkan tidak perlu lagi berbisik. Mereka cukup hanya dengan saling memandang, Itu saja. Sedekat itulah dua insan yang saling mengasihi.
Sang syekh memandangi muridnya dan mengingatkan dengan lembut dan berkata : "Jika terjadi pertengkaran diantara kalian, jangan biarkan hati kalian menjauh. Jangan ucapkan perkatan yang membuat hati kian menjauh. Karena jika kita biarkan, suatu hari jaraknya tidak akan lagi bisa ditempuh".
Dari cerita tersebut dapat kita simpulkan bahwa ketika kita marah hati kita tengah menjauh, oleh sebab itu kita cenderung berteriak agar perkataan kita terdengar meskipun kita tengah berdekatan. Â Berikut ini tips untuk meredakan amarh yang tengah kita rasakan yaitu : membaca ta'awudz untuk memperoleh perlindungan dari Allah WST, jika masih marah maka kita bisa berwudlu karena kemarahan itu datangnya dari syaitan. Kemudian ketika kita masih meresakan marah maka kita bisa mengubah posisi kita seperti duduk atau tidur dan ketika masih dirasa belum reda maka kita bisa melakukan sholat agar hati kita merasakan ketenangan.
Sekian artikel dari saya, semoga bermanfaat :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H