Mohon tunggu...
Shinee_na
Shinee_na Mohon Tunggu... -

Shinee_na

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dewasa Lebih Cepat?

29 September 2017   05:20 Diperbarui: 29 September 2017   05:26 1104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Selamat pagi kompasianer di seluruh pelosok Indonesia tercinta, bagaimana kabarnya? Semoga kita dalam keadaan yang baik ya. Sepekan sudah shinee_na belum menyapa kompasianer dan kali ini shinee_na akan kembali menyapa para pembaca setia kompasiana dengan artikel yang berjudul "Dewasa lebih cepat" Bagi para kompasianer tentu ada gambaran samar-samar seputar judul tersebut, dan untuk lebih jelasnya mari kita baca bersama-sema. Happy reading... :)

Sebuah buku dengan judul Human Development karangan Papalia, Olds, Feldman menyebutkan bahwa manusia akan mengalami masa-masa rentang kehidupan dan didalamnya ada suatu masa yang dikenal dengan masa dewasa. Masa dewasa sendiri dibagi menjadi tiga bagian yaitu dewasa muda (20 sampai 40 tahun), dewasa tengah (40 sampai 65 tahun) dan dewasa tua (65 tahun keatas), dan sebelum seseorang mencapai masa dewasa tersebut pasti akan mengalami masa-masa sebelum itu antara lain masa remaja.

Kemudian pertanyaan yang muncul saat ini yakni, pernahkah anda semua melihat fenomena anak remaja yang berperilaku layaknya orang dewasa. Mulai dari perilakunya, kemudian cara bicaranya, model berpakaiannya bahkan hingga gaya hidupnya. Tentu jawabannya banyak sekali dan sering sekali. Sebenarnya definisi dewasa memiliki dua sisi, yang pertama yaitu sisi positif dimana seorang individu (remaja) telah mampu berfikir secara dewasa dalam menghadapi segala permasalahannya atau dapat dikatakan lebih bijaksana. Kemudian dewasa dalam sisi negatif yaitu seperti paparan diatas,dimana seorang remaja berperilaku,berbicara layaknya orang dewasa dan mengarah pada hal-hal yang negatif seperti clubbing, berpakaian yang tidak layak, seks bebas, mengumbar kemesraan berlebih di media sosial dan lain sebagainya. Miris ya teman-teman.

Negara kita Indonesia adalah Negara yang kental akan budaya ketimuran yang sangat menjunjung nilai dan norma-norma agama maupun kesusilaan. Jadi, ketika melihat realita yang ada seperti saat ini tentu akan sangat disayangkan. Sebenrnya, apa yang membuat remaja kita menjadi tumbuh dewasa lebih cepat? Apakah pengaruh zaman dengan teknologi yang semakin canggih? Ataukah justru kurangnya pengawasan orang tua. Semua hal tersebut bisa terjadi.

Kehadiran media sosial memang tak lepas dari penyebab anak menjadi dewasa lebih cepat. Terbukti dengan banyaknya remaja yang menganut faham bahwa penampilan mereka akan menentukan kelas sosial mereka. Hal ini kian diperparah dengan eksploitasi kehidupan seorang publik figure, tengok saja selebgram Awkarin yang tengah naik daun dan banyak digandrungi oleh para remaja saat ini. Mulai dari cara berpakaiannya hingga gaya hidupnya saat ini menjadi menjadi kiblat para remaja masa kini dan tentu banyak menuai kontra dari berbagai pihak. Inilah realita kehidupan para remaja kita di era 2017 ini.

Jika, kita mau memperhatikan satu persatu dimulai dari hal yang terkecil dan paling inti yaitu keluarga  maka akan terjawab pertanyan tersebut. Keluarga, ada apa dengan keluarga? Keluarga adalah awal dari segala hal. Seorang remaja tumbuh dewasa lebih cepat juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor salahsatunya faktor keluarga. Sebuah keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam hal ini, karena dalam sebuah keluarga tak luput dari adanya peran orang tua yang mampu untuk membimbing dan mendampingi anaknya dalam setiap fase perkembangan yang dilaluinya seperti fase remaja menuju dewasa ini.

Terkadang para orang tua lupa pada tujuan awal ketika mereka berkerja. Banyak alasan para orang tua berkerja seharian penuh dengan dalih untuk membahagiakan anaknya dan membiayai pendidikan sang anak yang kemudian membuat hilangnya pengawasan terhadap fase perkembangan anakanya. Ketika orang tua sudah lepas kendali terhadap setiap pengawasan fase perkembangan sang anak maka yang terjadi yaitu bisa saja sang anak akan berkembang tidak sesuai dengan tahapan-tahapan perkembangannya seperti, dewasa lebih cepat ini.

Pada saat fase remaja menuju dewasa bimbingan dan arahan dari orang terdekat seperti orangtua inilah yang sangat diperlukan agar anak tidak terjerumus pada hal-hal buruk yang seperti pergaulan bebas. Jangan korbankan masa-masa remaja yang tidak dapat terulang ini dengan hal-hal yang kelak orang tua akan sangat menyesalinya. Jadi, mari orang tua yang baik dan benar untuk anak-anak kita dengan tidak melewatkan tiap-tiap fase perkembangannya untuk hal-hal yang terlihat sepele karena pada dasarnya seorang anak tidak hanya membutuhkan materi saja melainkan juga kasih sayang dan arahan dari orang tuanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun