Pendidikan keaksaraan harus dimunculkan sejak anak usia dini, dilingkungan yang bermutu sesuai dengan perkembangan, keaksaraan itu tertanam sepanjang hari dan ada padsa pengalaman bermain anak. Anak usia dini akan mengembangkan pengetahuan keaksaraan melalui intensitas interaksi dengan buku, bahasa, pengalaman motorik kasar dan halus. Perkembangan keaksaraan diperoleh melalui pengalaman yang menyenangkan yang disediakan untuk anak usia dini selama bermain (yusro,2013). Kemampuan anak usia dini berkembang secara cepat, serta pondasi yang dibangun selama periode ini akan dapat mempengaruhi kemampuan mereka dimasa depan.
METODEÂ
Metode penelitian ini berfokus pada eksplorasi kemampuan keaksaraan awal terhadap anak usia dini. Penelitian ini dilakukan untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perkembang kemampuan keaksaraan, seperti adanya pengaruh lingkungan keluarga, pendekatan pengajaran, serta peran media pembelajaran. Metode penelitian ini digunakan karena pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk memperoleh data yang mendalam terhadap perilaku, pemahaman, dan strategi anak dalam proses belajar keaksaraan. Dengan adanya pendekatan ini, dapat diidentifikasi pola interaksi yang efektif antara anak, guru, dan orang tua dalam mendukung pengembangan kemampuan keaksaraaan terhadap anak usia dini. Anak usia dini (4-6 tahun) dari berbagai latar belakang pendidikan dan sosial ekonomi. Penelitian ini juga mencakup guru, orang tua, serta lingkungan belajar sebagai bagian dari unit analisis. Metode penelitian ini menggunakan kualitatif dengan metode studi kasus untuk mendapatkan data yang mendalam mengenai kemampuan keaksaraan anak usia dini. Metodekualitatifadalahpenelitian yang dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialamiolehsubjekpenelitian secara holistik dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah (Moleong, 2016).Sumber data utama dalam penelitiankualitatifialah kata-kata, dan tindakan.Sedangkanselebihnyaadalah data tambahansepertidokumen dan lain-lain (Moleong, 2016).Data ini juga diperoleh dari observasi langsung, wawancara dengan guru dan orang tua, serta adanya dokumentasi kegiatan belajar anak. Pendekatan ini membantu memahami bagaimana setiap faktor berkontribusi terhadap kemampuan keaksaraan anak usia dini.Â
HASIL DAN PEMBAHASANÂ
Kemampuan keterampilan awal (early literacy) pada anak usia dini merupakan aspek penting yang mendukung perkembangan yang kognitif dan bahasa anak. Keaksaraan awal melibatkan pemahaman dasar tentang membaca dan menulis. Serta pengenalan konsep-konsep literasi lainnya,Seperti mengenal huruf,suara huruf,serta hubungan antara kata dan makna pengembangan kemampuan ini sejak anak usia dini berperan besar dalam mempersiapkan anak untuk pembelajaran yang lebih kompleks dimasa depan. Oleh karena itu penting bagi orang tua,pendidik,dan masyarakat untuk berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan keaksaraan untuk anak usia dini. Keaksaraan awal ini berfungsi sebagau fondasi bagi perkembangan bahasa,keterampilan komunikasi,dan pemahaman anak terhadap dunia sekitarnya. Penelitian ini menunjukan bahwa anak yang memperoleh sitimulasi keaksaraan yang baik sejak dini cendrung memiliki kemampuan membaca dan menulis yang lebih baik dimasa depan ( national early literacy panel,2008). Selain itu, kemampuan ini berhuungan erat dengan perkembangan kognitif dan sosial anak, yang pada gilirannya mempengaruhi keberhasilan mereka di sekolah dan dalam kehidupan sosial.Beberapa aspek dalam keaksaraan awal yang harus dikembangkan pada anak usia dini antara lain:Â
Pengenalan Huruf dan Bunyi (Fonem):Pengenalan huruf dan bunyi sangat penting dalam proses belajar membaca. Anak-anak harus dikenalkan dengan bentuk suara huruf agar mereka dapat memulai pembacaan kata. Hal ini sejalan denganteori fonologis yang menyatakan bahwa kesadaran fonologi adalah dasar dari kemampuan membaca (Snow, Burns,& Griffin, 1998).
Pengembangan kosakata:Kemampuan untuk mengenal dan memahami katak-kata adalah kunci dalam keaksaraan awal. Anak-anak yang memiliki kosakata yang lebih luas cenderung lebih sukses dalam belajar membaca dan menulis (Hart & Risley,1995). Untuk itu, interaksi antara orang dewasa dan anak sangat penting dalam memperkaya kosakata anak.
Kesadaran Fonologi: Kesadaran fonologimerujuk pada kemampuan untuk mendengar, mengidentifikasi, dan memanipulasi unit bahasa serta bunyi dan suku kata dalam kata. Anak yang memiliki kesadaran fonologi yang baik akan lebih mudah dalam mempelajari huruf dan membaca ( Yopp,1992).
Â
KESIMPULAN
Meningkatkan Kemampuan keaksaraan awal pada anak usia dini adalah investasi yang sangat penting perkembangan anak secara keseluruhan. Dengan pendekatan yang tepat dan dukungan dari orang tua, pendidik, serta lingkungan yang kayak akan literasi , anak-anak dapat mengembangkan kemampuan bahasa, membaca, dan menulis yang baik sejak dini. Melalui pengenalan huruf, bunyi, kosakata, dan berbagai aspek literasi lainnnya, kita dapat mempersiapakan anak untuk masa depan yang lebih sukses dalam dunia akademiks sosial.