Jatuh cinta, perasaan yang tidak bisa dijelaskan oleh logika ia muncul secara tiba-tiba, kita tidak bisa mengaturnya sendiri dengan siapa kita ingin menaruh perasaan ini, tanpa tau asal usulnya, latar belakangnya dan seperti apa orangnya.Â
Aku Naina, seorang wanita karir biasa yang bekerja di salah satu bank, 2 tahun aku menyendiri, bahkan aku sudah hampir lupa bagaimana rasanya jatuh cinta.Â
Banyak lelaki yang mengajakku berkenalan, dan semuanya sama di mataku, tidak ada  yang bisa membuat perasaanku merasakan debaran yang sudah lama menghilang. Aku memutuskan untuk tidak lagi berhubungan dengan lelaki manapun, kuputuskan untuk menunggu hingga aku merasakan debaran itu lagi.
Lalu, ia datang dan semuanya berubah, Reza, salah seorang karyawan baru yang bekerja di tempat yang sama denganku, ia seorang anak tunggal dan yatim piatu ayahnya meninggal saat ia masih berusia 8 tahun belum lama setelah kepergian ayahnya, 2 tahun kemudian ibunya juga meninggal dunia.Â
Setelah berkenalan selama seminggu, kami memutuskan untuk berpacaran dan menjalin komitmen satu sama lain. Semuanya masih baik-baik saja setelah 4 bulan kami berpacaran, bahkan, Reza juga berjanji akan secepatnya bertemu orang tuaku untuk melamar. Selesai bekerja, aku dan Reza, memutuskan untuk pergi ke pantai, pekerjaan yang cukup banyak membuat pikiran menjadi penat.Â
Pantai sudah sejak lama menjadi tempat kesukaanku, semilir angin yang sejuk, deburan ombak, hingga pasir putih yang lembut, jangan lupa juga dengan warna langit senja yang cantik.Â
Cukup lama kami mengahabiskan waktu di pantai, mulai bercengkerama, bercanda, hingga membahas seperti apa masa depan kami berdua, "jika kau merindukanku datanglah saat senja tiba, aku akan selalu ada di sini untuk menjemputmu pulang, aku janji" kata-kata Reza yang selalu aku ingat, bahkan hal-hal kecil seperti ini saja sudah membuatku bahagia.
***
Siang ini aku pergi ke sebuah restoran untuk makan siang tanpa ditemani Reza, ia pergi dikarenakan urusan mendadak yang harus ia selesaikan. Sesaat ada seorang wanita yang menuju ke arahku, ia segera duduk saat sampai di mejaku dan menatapku lurus sembari tersenyum.Â
Kami berkenalan dan bercengkarama cukup lama, Sarah namanya, teman masa kecil Reza. Ia sangat ramah dan lembut, ternyata Reza sering sekali menceritakan tentang diriku kepada Sarah, pantas saja ia langsung mengenaliku saat memasuki restoran tadi. Jam istirahat yang hampir selesai memaksaku untuk menghentikan obrolan kami, aku segera berpamitan dan langsung kembali ke kantor.Â
Pekerjaanku hari ini cukup banyak dan melelahkan, banyak berkas yang harus diperbaiki karena kelalaian seorang temanku. Hampir saja aku melewati langit senja sore ini, sebanyak apapun pekerjaanku aku tidak ingin melewatkan cantiknya langit senja.