Mohon tunggu...
Isnaini RahayuMahmudah
Isnaini RahayuMahmudah Mohon Tunggu... Jurnalis - create your future

create your future!

Selanjutnya

Tutup

Financial

Bupati Ponorogo Tegaskan Soal Anggaran "Gebyakan Reyog" di Kabupaten Ponorogo

22 Juli 2019   17:23 Diperbarui: 22 Juli 2019   18:08 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Pada hari Jumat 19 juli 2019, di Pendopo Agung Kabupaten Ponorogo, bertepatan dengan Pelantikan Ibu Setyorini sebagai Kepala Desa Pager Kecamatan Bungkal Kabupaten Ponorogo tahun 2019 kemarin, yang dihadiri oleh segenap pimpinan daerah Kabupaten Ponorogo, Wakil Bupati, Sekertaris Daerah, seluruh jajaran kepala perangkat daerah Kabupaten Ponorogo, Camat dan Kapolsek Danramil Kecamatan Bungkal Kabupaten Ponorogo beserta jajarannya, Tim Penggerak PKK dan Dharmawanita Kabupaten Ponorogo dan seluruh undangan yang hadir.

Bupati Ponorogo menyampaikan bahwa dalam beberapa waktu lalu pemerintah mulai menerapkan pagelaran reyog di setiap desa di seluruh Kabupaten Ponorogo yang akan digelar setiap bulannya. Pagelaran reyog tersebut biasa dikenal warga dengan sebutan "Gebyakan Reyog". Gebyakan Reyog tersebut mulai diterapkan pada tanggal 11 Juli 2019 kemarin. Beliau menyampaikan bahwa hampir 80% desa di Kabupaten Ponorogo menggelar gebyakan reyog tersebut. Bahkan terdapat satu desa di Ponorogo yang menggelar gebyakan reyog menggunakan bantuan audio/dvd, namun meskipun demikian sangat dihargai oleh Bupati Ponorogo karena hal itu tidak menyurutkan semangat desa tersebut untuk merayakan dan menggelar gebyakan reyog.

"Ada yang tidak menggelar(Reyog), tapi pakai kaset(dvd) dan orang-orangnya menari, tetapi itu saya hargai. Artinya niat dia(desa tersebut) untuk melaksanakan itu ada." tutur beliau.

Disisi lain, beberapa desa sempat memberi masukan agar perayaan gebyakan reyog dilaksanakan setiap bulan namun pada waktu yang berbeda, yakni beberapa desa menggelar di pekan yang berbeda-beda. hal itu langsung dipertimbangkan oleh Bupati Ponorogo demi kesejahteraan masyarakat guna ikut berpartisipasi dalam pelestarian budaya khas Ponorogo.

"Terus itu desa dan kelurahan saya bagi 4, jadi nanti setiap minggu ada 76 desa yang menggelar reyog. Sehingga kalau ada wisatwan datang dia bisa memilih mau datang di minggu yang mana. Dan itu nanti rata semua kecamatan. Jadi kalau di satu kecamatan itu ada 15 desa, maka 15 desa itu dibagi 4" Jelasnya.

Beliau juga menegaskan bahwa dalam kegiatan gebyakan reyog tersebut tidak ada anggaran dari pemerintah. Isu-isu beredar yang menyatakan bahwa terdapat anggaran sebesar 1 milyar untuk kegiatan ini merupakan hoax, yangmana sebenarnya anggaran untuk keperluan pelestarian budaya ditujukan untuk keperluan bantuan dan apresiasi bagi desa-desa yang mendapatkan penghargaan dari pemerintah, seperti halnya di beberapa desa di kabupaten ponorogo yang mendapat penghargaan atas pelestarian reyog dan gamelan.

"Ini yang perlu diluruskan, kita tidak ada kasih anggaran. Ini justru kita uji sejauh mana kecintaan dia(desa-desa) kepada budaya." Beliau menegaskan.

Bupati Ponorogo menyampaikan bahwa kegiatan ini selain untuk melestarikan budaya khas Ponorogo, juga bertujuan untuk menguji sejauh mana kecintaan kita terhadap budaya daerah. Beliau juga berharap agar diadakannya kegiatan ini dapat meningkatkan daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Ponorogo.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun