SELALU BERSEMANGAT mengenang Ramadan masa kecil dulu. Banyak cerita lucu dan unik yang sulit ditemukan atau dialami oleh anak-anak zaman now. Apa saja yang berkesan sewaktu kecil sehingga Ramadan menjadi pengalaman menyenangkan luar biasa?Â
Mungkin terliihat sederhana bagi pembaca, tapi tidak demikian bagi saya. Setiap fragmen masa lalu tergurat indah sebagai kepingan memori yang layak dikenang kapan saja, lebih-lebih di tengah abad yang kian gegas dengan kecanggihan teknologi masa kini. jadi tantangan tersendiri untuk membentuk pengalaman Ramadan yang berkesan tanpa godaan gawai dan teman-teman.
1. Berburu daun jati
Bulik (adik ibu) mengelola toko kecil di rumahnya. Setiap hari dia pergi ke pasar untuk kulakan aneka sayur, ikan, dan bumbu-bumbu. Kala itu barang dagangan kebanyakan dikemas dengan daun jati. Kadang kertas, tapi sangat jarang.Â
Daun jati inilah yang jadi pundi rezeki anak-anak, termasuk saya. Bersama seorang sepupu yang kini sudah almarhum, kami biasanya bergerak ke dua lokasi: telaga dusun dan makam di sebelah barat desa.
Di pinggir telaga yang airnya dipanen warga, ada puluhan pohon jati dengan daun-daun yang lebat. Jika jumlah tak mencukupi, kami bergerak ke area makam desa di mana lebih banyak pohon jati berdiri. Karena lebih lincah, sepupu saya segera naik ke atas sementara saya bertugas di bawah untuk mengumpulkan daun yang dijatuhkan.
Pulang ke rumah, uang pun kami terima. Masa kecil yang menyenangkan, cari cuan cukup gampang. Meluangkan waktu, tenaga, dan ketangkasan.Â
2. Memancing
Kalau tak ada pesanan dari bulik atau toko lain, pagi hari selama berpuasa kami biasanya pergi memancing. Memancing di kolam-kolam yang disebut jublang. Jublang ini terletak di belakang rumah warga, biasanya 5 rumah mengandalkan satu jublang untuk mandi atau bercih-bersih.
Namun tempat favorit kami untuk memancing adalah jublang di sebelah utara masjid. Selain luas dan dalam, ikannya berlimpah. Kalau ingin cari suasana lain, kami beringsut ke arah barat yakni di sungai tersier sambil melihat pengendara motor atau petani mengayuh sepeda ke sawah.
Berburu cacing terlebih dahulu, duduk tenang sambil bergurau, pulang dapat ikan untuk dimasak sebagai lauk berbuka. Sedap bukan main!
3. Main ke penggilingan gabah
Selama Ramadan, pengajian Quran ditiadakan. Kami senang bukan kepalang. Biasanya ngaji habis magrib, selama Ramadan kami sibuk berbuka puasa.