Melalui program ini, bahasa daerah coba diperkenalkan kepada generasi muda, terutama mereka yang masih duduk di bangku SD dan SMP.
"Di sini para maestro, seniman, tokoh yang menguasai bahasa daerah, nyanyian daerah, berpidato, mendongeng, dan seni lain," ujar Khak selaku Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra kepada CNN Indonesia Rabu, 29 Juni 2022.
Bahasa daerah tersebut diajarkan kepada para guru oleh para penutur yang mumpuni agar bisa diajarkan kepada siswa sebagai generasi penerus.
Pentingnya digital presence
Selain itu, yang tak kalah mendesak adalah mendorong agar 718 bahasa daerah itu bisa hadir secara online seperti halnya bahasa Indonesia yang biasa diakses secara daring.
Keragaman bahasa dan kekayaan budaya yang tersimpan di dalamnya harus dilestarikan salah satunya dengan membangun digital presence karena tren masa kini adalah semuanya cenderung online berkat koneksi internet yang ada dalam genggaman.
“Sangat penting kebudayaan yang kaya dan keragaman linguistik yang dimiliki Indonesia didukung dengan akses online karena anak-anak muda sekarang kebanyakan digital native,” kata Prof. Yudho Giri Suchayo yang merupakan ketua PANDI (Pengelola Nama Domain Internet Indonesia) dalam cara semivirtual di Jakarta tangga 12 Desember 2020 silam.
Pelestari Tolaki dari Watuputih
Adalah La Ode Mursalim yang juga tergerak untuk melakukan sesuatu demi menyelamatkan bahasa daerah. Pemuda asal Watuputih, Sulawesi Tenggara ini telah menciptakan aplikasi Kamus Bahasa Tolaki berbasis Android.
Programming memang menjadi aktivitas yang sangat ia gemari sebagai bidang yang telah lama digeluti dan menjadikannya ahli.
Kecintaannya pada Sulawesi Tenggara telah mendorong dirinya untuk menciptakan aplikasi kamus bahasa Tolaki yang bisa diakses di smartphone ber-OS Android. Baginya jelas, ini adalah andil sederhana dalam rangka melestarikan bahasa suku Tolaki.