Mohon tunggu...
Isnaini Khomarudin
Isnaini Khomarudin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - penggemar kopi | pemburu buku bekas

peminat bahasa daerah | penggemar kopi | pemburu buku bekas

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

BRI Bangkitkan Asa Penyandang Disabilitas dan Kaum Ibu Tingkatkan Produktivitas

21 Desember 2022   21:12 Diperbarui: 21 Desember 2022   21:33 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kampung Kue hadir dengan optimisme. (Foto: bangga.surabaya.go.id)

TITIK WINARTI, wanita sederhana asal Sidoarjo itu, tak menyangka tanggal 7 November 2005 akan menjadi sebuah tonggak sejarah dalam hidupnya ketika ia diundang untuk hadir di markas besar PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) di New York.

Dalam Sidang Majelis Umum PBB tersebut Titik menjadi salah seorang undangan yang diminta bercerita tentang cara meningkatkan penghasilan orang-orang miskin (di bawah US $1 per hari) sebagai inspirasi bagi negara-negara lain.

Dengan segala keterbatasannya, Titik dinilai telah mampu memberdayakan orang-orang cacat atau penyandang disabilitas melalui usaha produksi sulam dengan memperkerjakan mereka sebagai karyawan.  

Kesederhanaan Titik bukan hanya dari tempat usaha berupa garasi sewa, tetapi juga terbatasnya gerak selama ini. Jangankan New York atau Jakarta, ke Surabaya pun dia belum pernah. Maka perjalanan lintas benua itu sangat istimewa.

Berdayakan penyandang disabilitas

Di depan forum yang dihadiri lebih dari 1.000 orang penting tersebut, termasuk Ratu Beatrix dari Belanda, Ratu Sofia dari Spanyol, dan tentu saja Sekjen PBB Kofi Annan beserta istrinya, Titik berbicara dengan lugas dalam bahasa Jawa yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh seorang juru bahasa. 

Ia luwes menceritakan pandangan dan pengalamannya yakni memberi kesempatan kerja yang berdampak pada meningkatnya pendapatan orang-orang difabel yang kebetulan miskin.

Belum sampai 10 menit, rupanya banyak hadirin yang meneteskan air mata karena terharu. Kisahnya menggetarkan hati undangan termasuk para duta besar, menyadari bahwa dari 200 juta lebih penduduk Indonesia ternyata ada pijar semangat dari orang-orang kecil untuk bangkit dari kemiskinan mereka.

Yang mereka perlukan adalah bantuan dalam bentuk kesempatan dan akses pasar, bukan iba atau rasa kasihan. Tersedianya pasar akan membuat produk mereka dibeli sehingga mereka mendapatkan penghasilan. Sesederhana itu.

“Yang kami butuhkan adalah kesempatan, bukan belas kasihan,” ujar Titik dalam sidang umum tersebut.

Titik sadar bahwa tidak mudah mencari pekerjaan yang cocok bagi orang-orang difabel. Jika tak ada yang mempekerjakan mereka, padahal sebenarnya mereka punya keterampilan, maka kepercayaan diri mereka akan runtuh akibat tak bisa menghasilkan apa-apa, termasuk uang. Titik berhasil membangkitkan produktivitas mereka dengan memberi kesempatan sehingga karyawan difabel tersebut dihargai di tengah-tengah masyarakat. 

Maju karena KUR BRI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun