Mohon tunggu...
Isnaini Khomarudin
Isnaini Khomarudin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - editor lepas dan bloger penuh waktu

peminat bahasa daerah | penggemar kopi | pemburu buku bekas

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Hikmah dan Tawa Bersama Gus Baha: Beberapa Momen Berenergi bersama Kiai Santuy

8 April 2022   22:45 Diperbarui: 9 April 2022   04:53 1447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gus Baha, kiai santuy yang makin digemari. (Foto: Youtube UII)

Penampilannya boleh dibilang nyentrik, dengan songkok hitam yang ditarik ekstrem hingga rambut menyembul dan kemeja putih yang jauh dari kesan mubalig. Namun jangan tanya soal kedalaman ilmu dan kemampuannya menggali dalil dengan nas dan hadis yang valid.

Walau berbeda dari kiai atau ustaz kebanyakan yang tampak lebih rapi atau cenderung formal, kesederhanaan Gus Baha menyimpan keluasan wawasan dan kematangan ilmu yang mencengangkan. Soal-soal fikih atau teologi bisa diuraikan dengan lugas dan gamblang dengan bahasa orang awam.

Dialah KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang akrab dipanggil Gus Baha. Dai asal Narukan Rembang ini memang fenomenal, bukan hanya dari cara berpenampilan yang humble tetapi juga ceramahnya yang selalu bernas dan tak jarang diselingi guyonan cerdas.

Gus Baha memang berbeda. Selain tak punya nomor WhatsApp, ia dikenal punya pendirian yang kukuh dan tak mau diatur mengenai tema atau topik pesanan yang mungkin mendukung kemauan penyelenggara. Tak heran jika ia kerap menampil undangan ke luar lantaran ingin lebih banyak mengabdi pada pesantren yang ia ampu dengan mengisinya dengan majelis taklim yang bermutu. Ini selaras dengan ujarnya suatu kali, "Salah satu mukjizat Nabi Muhammad Saw adalah taklim," yang jelas menegaskan betapa merawat dan memahami ilmu lebih utama dibanding sekadar rajin beribadah tanpa basis dalil yang sah.

Beberapa momen mengesankan

Keunikan lain Gus Baha, yang Ustaz Adi Hidayat sebut sebagai Manusia Quran, adalah ketiadaan akun resmi yang memajang ceramahnya di Internet, baik Youtube maupun media sosial. Kajian Gus Baha tersebar masif terutama di Youtube dan TikTok dengan total view yang impresif. Jika kanal-kanal di Youtube atau akun-akun di TikTok itu memonetisasi tayangan, entahlah berapa nilai manfaat yang Gus Baha sebar dari setiap potongan ceramahnya.

Karena jumlah orang yang punya akses ke kajian beliau tidak banyak, maka konten yang beredar di medsos kebanyakan berupa audio yang diperdengarkan dengan tampilan video kreatif masing-masing akun. Uniknya lagi, apa pun gambar statis atau video dinamis yang menjadi latar, konten berisi ceramah Gus Baha selalu ramai view atau jempol warganet.

Kia santuy bernama Gus Baha kian digemari memang tak bisa dimungkiri. Ada energi istimewa dari muatan dan caranya berdakwah. Kendati didominasi oleh bahasa Jawa, kemampuan retorika atau sintaksis dalam bahasa Indonesia beliau tak bisa dipansang sebelah mata. Kalimatnya jadi variatif dan makin mengena.

Berikut ini beberapa momen mengesankan yang saya nikmati ketika mendengarkan ceramah Gus Baha, yang meninggalkan energi positif tentang memaknai hidup seluas-luasnya.

1. Cara hidup bahagia

Salah satu tema yang sering muncul di beranda medsos seperti TikTok adalah al-istighna' yang merupakan konsep kecukupan ala Imam Syafii. Cukup adalah kunci untuk merasakan manis kehidupan. Merasa cukup adalah keputusan sengaja dengan membatasi ketergantungan kita pada benda-benda untuk mendefinisikan kebahagiaan. 

Adalah bodoh jika kita menggantungkan kebahagiaan pada banyak benda atau tercapainya sesuatu sebab hidup sendiri tak selalu bisa kita kendalikan. Bersiaplah kecewa kalau kita menerapkan konsep bahagiaan seperti ini.    

2. Jangan mudah mengafirkan

Takfiri atau mengafirkan sesama muslim adalah isu yang terus mengapung. Ada saja kelompok yang mudah menuduh kelompok lain sesat dan bahkan murtad sehingga layak disebut kafir. Gus Baha, misalnya, mengkritik mereka yang menyebut forum tahlilan sebagai sebentuk kekafiran sebab tak ada contoh dari Rasulullah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun