Memasuki hari ke-25, berarti Ramadan akan segera berakhir. Jika Ramadan tahun ini genap 30 hari, maka tanggal 13 Mei kita akan melaksanakan shalat Idulfitri. Namun jika puasa Ramadan hanya berumur 29 hari, niscaya shalat tarawih tinggal 3 malam yang tersisa karena tanggal 11 kita akan mengumandangkan takbiran. Senang tentu saja dengan Ramadan yang bisa kita lalui hingga 2/3 Â bagiannya meski harus diakui ada keharuan dan kesedihan terselip sebab bulan penuh keberkahan ini akan segera pamit.
Berapa hari pun puasa Ramadan tahun ini, orang-orang di sekeliling saya menunjukkan kegembiraan luar biasa sebagaimana tecermin dari gegap gempita saat berburu barang di pasar selama 10 hari terakhir. Saat singgah sebentar untuk sebuah keperluan kemarin, saya bisa simpulkan bahwa dua area yang paling banyak dikunjungi pembeli adalah busana dan kue lebaran. Busana muslimah seolah tak terdampak oleh wabah, begitu juga kue kering yang masih jadi primadona sebagai sajian di hari yang bahagia.
Menurut saya berbelanja apa pun sama sekali tidak masalah asalkan memang dibutuhkan dan ada kemampuan dari segi dana. Lewat tulisan pendek ini saya hanya ingin mengingatkan lima hal yang perlu dipastikan keterpernuhannya sebelum baju dan kue kita beli. Mengapa lima hal ini penting diingat? Silakan simak alasannya berikut ini. Â
1 | Zakat fitrah
Bukan rahasia lagi zakat fitrah adalah kewajiban yang harus dibayarkan pada bulan Ramadan. Siapa pun yang mengembuskan napas selama bulan Ramadan, bahkan seorang bayi yang baru lahir pun, diwajibkan mengeluarkan zakat fitrah. Zakat fitrah melengkapi pahala puasa dan oleh karena itu pembayarannya tak boleh terlupa. MUI bahkan menganjurkan agar zakat fitrah dibayarkan segera di awal Ramadan demi meringankan saudara-saudara kita yang terdampak wabah Corona.
Jika Anda bermaksud membeli baju lebaran atau aneka kue lezat, jangan lupa memastikan zakat fitrah sudah ditunaikan. Apalagi jika Anda menjadi kepala keluarga yang harus menanggung pembayaran zakat untuk seluruh anggota keluarga. Jangan sampai zakat lupa dibayar dan menjadi sedekah belaka akibat dibayarkan terlamat selepas shalat Idulfitri. Â Â
2 | Utang fidyah
Poin kedua ini juga sangat penting sebab berkaitan dengan penggantian puasa. Orang-orang yang sakit dan tidak mungkin berpuasa dan secara syar'i diperbolehkan membayar fidyah wajib memberi makan satu orang miskin sesuai jumlah hari yang ditinggalkan. Fidyah tidak bisa dibayarkan di luar bulan Ramadan, tetapi harus selama bulan Ramadan, baik per hari ataupun ditotal di akhir Ramadan. Jika kesulitan menghitungnya, kita bisa menghubungi BAZNAS atau LAZ terdekat untuk dibantu prosedurnya. Yang penting, jangan menunda apalagi sampai melupakannya.
3 | Perangkat shalat
Shalat Idulfitri hanya terjadi sekali dalam setahun, yakni pada tanggal 1 Syawal. Maka perlu disiapkan secara maksimal apa saja yang dibutuhkan. Dalam hal ini, pastikan perlengkapan shalat, mulai dari busana dan sajadah, tersedia dalam jumlah yang cukup sesuai anggota keluarga jika kita berencana melaksanakan shalat Idulfitri di lapangan atau masjid. Tentu tetap dengan menaati protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah. Maka siapkan alat-alat yang dibutuhkan, termasuk hand sanitizer dan pelengkap lainnya. Mungkin terkesan remeh, tapi jika terlupa dampaknya bisa berbahaya.Â
4 | Bereskan utangÂ
Jangan fokus pada rencana berbelanja lebaran Idulfitri jika kita masih punya sangkutan berupa utang kepada siapa pun. Jika memungkinkan, lunasi semua tunggakan atau jika belum bisa, coba komunikasikan agar utang bisa sedikit berkurang sehingga kita tetap bisa membeli keperluan saat lebaran. Yang jelas, prioritaskan melunasi utang sebab konsekuensinya sangat serius baik di dunia maupun di akhirat. Buatlah pemetaan pendapatan dan daftar utang beserta rencana melunasinya. Lalu realisasikan menjelang lebaran sesuai kemampuan dan mungkin sedikit kompromi. Jangn anggap utang sebagai hal ringan.Â
5 | Angpau lebaran
Jika masih dana tersisa, tak ada salahnya menyisihkan uang untuk diberikan kepada sanak atau kerabat. Bisa kepada para sesepuh dalam keluarga yang kita hormat, bisa pula kepada anak-anak dari saudara atau sepupu. Nominal uang dan jumlah penerima bisa disesuaikan dengan anggaran yang memungkinkan. Uang sekecil apa pun akan sangat dihargai oleh mereka yang membutuhkan, lebih-lebih keluarga besar kita sendiri.Â
Jadi, jangan terburu nafsu berburu barang untuk lebaran jika masih ada tanggungan yang belum terselesaikan, terutama fidyah dan utang. Memprioritaskan lima hal di atas adalah kebutuhan yang bisa membuat hidup kita semakin produktif menjelang lebaran. Jika sanggup membeli baju baru, silakan. Namun jika tak bisa, penuhi hal-hal yang mendesak dahulu. Toh kita masih bisa pakai busana lama yang masih bagus. Bukankah keimanan yang bertambah sebagai tanda keberhasilan puasa alih-alih baju baru?   Â