Kemampuan kognitif dalam pembuatan berbagai soal menarik di perjalanan ular tangga dan sekaligus kunci jawabannya pada selembar kertas khusus. Kemampuan psikomotorik pada kreativitas dalam menyajikan ular tangga yang menarik dari segi desain, jenis tulisan, dan pewarnaan. Tak lupa kemampuan afektif pada terlatihnya kerja sama kelompok, menghargai antar anggota kelompok, dan keaktifan dalam setiap proses pembelajaran, karena terjun langsung dalam proses pembuatan ular tangga. Pada tahap ini, guru aktif berkeliling kelas untuk memastikan setiap anggota melakukan pembagian tugas yang telah disusun sebelumnya. Pembagian tugas bertujuan agar setiap anggota berperan aktif dalam berbagai proses pembuatan ular tangga.
Proses pembelajaran semakin hidup karena peserta didik mulai menggali idenya dimulai dari tema ular tangga yang disepakati secara berkelompok. Ada yang bertemakan cinta, elegan, horror, dan lain-lain. Setelah menemukan tema, peserta didik menentukan judul yang menarik. Selanjutnya, peserta didik merancang desain ular tangga supaya terlihat berapa jumlah pertanyaan yang dibutuhkan. Adapun peserta didik lainnya mulai membuat pertanyaan dan jawaban untuk selanjutnya dikonfirmasi ke guru. Terlihat jenis pertanyaan antar kelompok beragam, sesuai dengan karakteristik pembuatnya. Â Adapula peserta didik yang membuat dadu dari bahan-bahan yang ada di sekitar mereka, dengan menerapkan jaring-jaring kubus sebagai dasar pembuatannya. Setelah semua siap, peserta didik mulai mengkreasikan proses penulisan pertanyaan agar ular tangga semakin menarik sekaligus menimbulkan banyak rasa ingin tahu antar kelompok. Setelah semua kelompok selesai, peserta didik bertukar ular tangga antar kelompok, untuk dimainkan secara berkelompok menggunakan ular tangga selesai. Selain bermain mengumpulkan skor terbaik bagi peserta didik yang mencapai finish terlebih dahulu, peserta didik juga memberikan umpan terhadap ular tangga karya kelompok lain tersebut.
Selain meningkatkan keaktifan karena peserta didik terjun langsung dalam semua proses pembuatan produk sampai permainannya dan kreativitas meningkat karena setiap kelompok berusaha yang terbaik untuk kelompoknya, pembelajaran ini juga mendapatkan keuntungan lanjutan, yaitu meningkatnya hasil belajar peserta didik. Hal ini terjadi karena tanpa sadar peserta didik belajar selama beberapa kali, mulai dari pembuatan pertanyaan dan jawaban, menuliskan ulang pada kertas khusus, sampai belajar dari ular tangga kelompok yang dimainkan, dan tentunya memiliki beberapa pertanyaan yang berbeda antar kelompok.Â
Meski menurut peserta didik cukup menyenangkan karena banyak tantangan yang peserta didik temukan di dalamnya sampai setelah pembelajaran ada peserta didik yang mencoba media ular tangga untuk pelajaran lain karena dianggap menyenangkan dan memudahkan dalam belajar, pembelajaran tak luput dari kekurangan. Masih ada beberapa peserta didik yang belum percaya diri mengungkapkan idenya dalam kelompok karena ada anggota lain yang mendominasi. Hal ini menjadi perbaikan pendidik untuk pembelajaran selanjutnya untuk lebih intens dalam mendampingi proses setiap kelompok agar masing-masing peserta didik leluasa dalam mengungkapkan segala ide dan pendapatnya.
Referensi:
Chabib, Movh., dkk. (2017). Efektivitas Pengembangan Media Permainan Ular Tangga sebagai Sarana Belajar Tematik SD. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 2 (7), 2091-2100.
Dewi, Tipani Liani, dkk. (2017). Penggunaan Media Permainan Ular Tangga pada Pembelajaran PIPS untuk Meningkatkan HAsil Belajar Siswa pada Materi Pembagian Wilayah Waktu di Indonesia. Jurnal Pena Ilmiah, 2 (1), 910-918.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H