Mohon tunggu...
Isnaeni Setyaningsih
Isnaeni Setyaningsih Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Coretan Dini Hari: Kepada Punggawa PSS yang Terhormat…

31 Mei 2014   00:52 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:55 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat dini hari, Punggawa. Perkenalkan, saya salah satu penggemar kalian di lapangan. Saya hanya salah satu dari ribuan orang yang menyayangi kalian yang dengan hatinya mendukung kalian. Haruskah saya sebutkan nama saya? Tidak usah ya, hehe.

Apakah kalian mendapatkan waktu istirahat yang cukup? Mungkin sewaktu saya menulis coretan ini, kalian sudah terlelap dalam mimpi indah masing-masing. Saya hanya ingin menyampaikan apa yang berputar dalam pikiran saya sejak lama; kenapa saat laga tandang kalian tidak secemerlang ketika berada di kandang?

Banyak yang bertanya seperti ini juga. See, ini pertanyaan yang ada dalam benak para penggemar kalian. Penggemar sekaligus pendukung kalian. Sekali-dua kali laga tandang kalian tidak membawa poin tiga, kami masih bisa menerima. Tapi ini sudah berapa kali, Punggawa?

Ingin sekali kami berdiri di depan kalian dan menanyakan ini langsung, tapi kami tidak sampai hati. Kami sudah melaksanakan kewajiban kami sebagai pendukung kalian. Tidak sedikit yang mendukung kalian saat laga tandang. Pendukung kalian yang mungkin mengorbankan sekolahnya, pekerjaannya, mengorbankan dirinya mendapat sanksi dan kemarahan dari keluarganya, mengorbankan uang saku dan gajinya, mengorbankan apa yang mereka bisa korbankan untuk ikut mengawal kalian.

Yang mereka minta adalah sebuah kemenangan. Sebuah kemenangan yang akan membayar segala pengorbanan mereka untuk kalian. Hanya untuk kalian, Punggawa. Tidakkah kalian merasa sudah mematahkan hati banyak orang? Maaf jika saya lancang menulis ini. Lihat saja akun-akun sosial media yang mulai menyerukan suara hati mereka, menyuarakan kegelisahan mereka, menyuarakan harapan mereka yang menginginkan kemenangan. Untuk kalian. Untuk mereka.

Saya yakin kalian pun sebenarnya tidak bermaksud berakhir seperti ini, iya kan? Saya yakin kalian juga ingin memetik kemenangan untuk kami. Saya yakin kalian sudah berjuang dengan sekuat tenaga kalian. Lalu apa yang membuat kalian tidak bisa secemerlang saat berlaga di kandang?

Apakah karena lapangan stadion tim lawan yang tidak seperti lapangan kita? Apakah pola permainan yang tidak membuat kalian nyaman? Apakah kalian merasa tertekan dengan target poin tiga? Apa?

Jika karena perbedaan lapangan, coba kalian latihan selain di Stadion Maguwoharjo. Jika lapangan kandang itu terlalu enak dan kalian terbiasa bermain disana sementara stadion yang lain tidak seenak Maguwoharjo, tidak ada salahnya kalian bermain di lapangan lain yang struktur tanahnya tidak seperti Maguwoharjo. Mungkin nanti kalian bisa terbiasa bermain selain di Maguwoharjo. Perbanyaklah latihan di luar Maguwoharjo agar kalian bisa beradaptasi dengan berbagai kondisi lapangan yang ada.

Apa yang membuat kalian bisa bermain lepas dan melesakkan 4 buah gol di 2 pertandingan terakhir putaran pertama kemarin? Bukankan lawan kalian saat ini adalah tim yang kalian kalahkan 4-1 dan 4-0 kemarin? Jika kalian terlalu berat untuk menargetkan membawa pulang poin tiga ke Sleman, targetkan saja mendapat 1 poin.

Meskipun bagi kami PSS tetap kebanggaan, tidak munafik kami ingin melihat kalian membawa pulang poin tiga. Kebanggaan tetap kebanggaan kan? Rasa itu masih sama untuk kalian. Suka, sayang, dan cinta ini masih dan tetap akan untuk kalian.

Meski suatu saat kami lelah, kami akan berusaha mengingat semua perjuangan kita bersama; kalian berlari sementara kami berdiri dan bernyanyi di balik pagar tribun. Kami akan mengingat peluh yang menetes di kening kalian dan di kening kami. Kami akan mengingat rasa pegal di kedua kaki dan tangan kami, serta akan mengingat bagaimana kami mencari air saat istirahat turun minum untuk membasahi kerongkongan kami yang kering.

Kami akan mengingat kalian selama kami masih diberi waktu. Kami akan mendukung kalian selama kami masih bisa. Kami akan menemani kalian entah kalian dalam masa-masa sulit atau tidak. Kami akan menemani kalian berjuang, kita akan lelah dan berkeringat bersama. Hanya satu yang bisa kalian lakukan untuk ‘membayar’ segala pengorbanan kami: kejayaan. Tak perlu khawatir, kalian tidak akan berjuang sendirian.

Ah, ini sudah pukul 02.07 dini hari. Sudah saatnya saya juga mengistirahatkan badan. Coretan saya ini hanya sebuah penyuaraan apa yang saya rasakan, tidak salah kan? Jika saya ada kesalahan dalam mengungkapkan apa yang saya rasakan, jika ada kalimat saya yang menyakitkan, saya mohon maaf. Saya bukanlah siapa-siapa, hanya ingin didengar keluh kesahnya dan menurut hemat saya melalui coretan ini saya bisa melakukannya. Selamat malam.

Kamis, 29 Mei 2014 pukul 02.11 WIB

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun