Mohon tunggu...
Isnaeni Icha
Isnaeni Icha Mohon Tunggu... Perawat - STIKes Mitra Keluarga

Keperawatan komunitas

Selanjutnya

Tutup

Healthy

"Centing Mak Imas" Program Sehat Zaman Now untuk Mengatasi Stunting

22 Juli 2024   20:00 Diperbarui: 22 Juli 2024   21:22 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Anak merupakan anugerah terindah dan idaman setiap orang tua. Memang apa alasan di baliknya? Setiap anak yang dilahirkan ke dunia ini nantinya akan menjadi pewaris keluarga. Anak tidak bisa memilih akan  dilahirkan di keluarga seperti apa, namun setiap keluarga mempunyai cara berbeda dalam membesarkan anaknya agar tumbuh menjadi orang yang berguna. Penelitian dari University of Otago di Selandia Baru menunjukkan bahwa pengasuhan yang baik dari orang tua sejak  dini berdampak positif terhadap pertumbuhan, perkembangan, dan kepribadian seorang anak (Solichah et al., 2021) Anak-anak tidak hanya mempunyai hak atas makanan, pakaian dan tempat tinggal yang layak. Namun, anak yang dilahirkan juga mempunyai hak atas kasih sayang, pendidikan, dan kesehatan. Kesehatan merupakan aspek penting yang menentukan kualitas pendidikan dan masa depan anak. Pendidikan tidak ada artinya jika anak sakit. Oleh karena itu, keluarga yang cerdas dan bertanggung jawab hendaknya memperhatikan kualitas kesehatan anak dan mengutamakannya di atas kepentingan lainnya.

Di Era seperti saat ini, trend dan issue terkait permasalahan kesehatan anak masih menjadi hal yang perlu diperhatikan dan termasuk masalah serius. Beberapa permasalahan yang ada di Indonesia khususnya di kalangan anak yaitu seperti kurang gizi, kelebihan gizi, penyakit infeksi, penyakit pernapasan khususnya pneumonia, hingga masalah eksploitasi anak. Global sudah membuat ketetapan target yang tertuang pada Sustainable Development Goals (SDGs). Masalah stunting merupakan salah satu dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) untuk mengakhiri kelaparan dan segala bentuk malnutrisi serta mencapai ketahanan pangan pada tahun 2030. (Jannah, 2023)

Stunting adalah suatu kondisi dimana anak di bawah usia 5 tahun tidak mampu tumbuh akibat kekurangan gizi kronis, ditandai dengan tinggi badan yang lebih pendek dari sebayanya (Ikawati, 2023). Secara global, prevalensi stunting pada tahun 2022 diperkirakan mencapai 22,3 persen sekitar 148,1 juta pada anak usia dibawah 5 tahun. (UNICEF et al., 2023) Data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 di Indonesia menunjukkan prevalensi stunting secara nasional adalah 30,8%. Di dalamnya terdapat 18 propinsi dengan prevalensi stunting tertinggi yaitu pada provinsi Nusa Tenggara Timur 42,6% dan angka terendah berada pada DKI Jakarta (17,7%) (Asriani et al., 2022). Dari data prevalensi yang ada menunjukkan bahwa permasalahan stunting di Indonesia sangat serius dan perlu dicari solusinya yang berbasiskan dengan pendekatan sosial budaya yang ada.

Jika dicermati, ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan pertumbuhan tinggi anak terhambat. Dari segi gizi, asupan protein yang tidak mencukupi serta asupan zat besi dan zink yang tidak mencukupi selama kehamilan dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan pada anak. Kurangnya pemberian ASI eksklusif juga menyebabkan terjadinya stunting. Mengingat faktor sosiodemografi, rendahnya pengetahuan gizi ibu, rendahnya tingkat pendidikan ibu, dan rendahnya pendapatan rumah tangga merupakan faktor risiko terjadinya stunting. Dengan latar belakang tersebut, permasalahan stunting pada anak menjadi permasalahan yang kompleks. Oleh karena itu, upaya pencegahan stunting harus dilakukan secara holistik sebelum, saat, dan setelah kelahiran anak.

Saat ini, pemerintah sudah melakukan berbagai inisiatif untuk mengatasi masalah stunting. Mulai dari suplementasi zat besi bagi remaja putri hingga program ASI eksklusif dan suplementasi Air Susu Ibu Pendamping ASI (MPASI). Tetapi dari yang kita ketahui secara sadar prevalensi stunting masih saja tinggi di Indonesia. Pendekatan holistik terhadap permasalahan stunting tidak dapat dicapai hanya oleh pemerintah saja. Oleh karena itu, penanggulangan gerakan anti stunting memerlukan kerja sama berbagai pihak. Salah satu pihak yang potensial untuk berpartisipasi dalam program ini adalah masyarakat yaitu khususnya pada keluarga.

Keluarga adalah kelompok orang atau lingkungan di mana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Dipilihnya keluarga sebagai sasaran dari program ini karena peran keluarga merupakan awal dari sebuah tumbuh kembang anak khususnya dari pola asuh di lingkungan keluarga. Salah satu program inovatif yang dapat dijadikan pendekatan adalah “CENTING MAK IMAS” IDE SEHAT ZAMAN NOW.

“CENTING MAK IMAS” IDE SEHAT ZAMAN NOW merupakan program inovatif untuk masyarakat terhadap perilaku pola asuh keluarga balita stunting. “CENTING MAK IMAS” atau “Cegah Stunting Melalui Aktualisasi Keluarga Dan Inovasi Masyarakat Sekitar” adalah salah satu metode edukasi yang provokatif untuk mencapai perubahan perilaku pola asuh masyarakat khususnya pada keluarga. Program ini bertujuan untuk merubah perilaku atau kebiasaan yang tadinya tidak baik menjadi baik atau layak diterapkan untuk menciptakannya perubahan seperti pada slogan salah satu CAPRES RI nomor urut satu. Hal yang menjadi fokus pada program ini yaitu masyarakat khususnya keluarga yang di dalamnya ada seorang remaja, ibu nifas, ibu hamil, ibu dengan balita, serta keluarga yang merokok.

Teknis pelaksanaan program “CENTING MAK IMAS” IDE SEHAT ZAMAN NOW ini terdiri dari beberapa kegiatan. Pertama, membuat kesepakatan dengan remaja untuk mau mengikuti kegiatan Café Anemia (khusus remaja perempuan). Kedua, membuat kesepakatan dengan ibu nifas untuk mengikuti kegiatan CEKA CEKI (Cek Kesehatan Anak, Cek Kesehatan Ibu). Ketiga, membuat kesepakatan dengan ibu hamil untuk mengikuti kegiatan SISKI (Sistem Informasi Seputar Kudapan Anak). Keempat, membuat kesepakatan dengan ibu balita untuk mengikuti kegiatan SAGA SEHAT (Alat Anthropometri terstandart). Keenam, membuat kesepakatan dengan sebagian perokok (keluarga balita stunting) untuk mengikuti kegiatan Pendampingan Perokok Jujur. (Ikawati, 2023)

Program “CENTING MAK IMAS” IDE SEHAT ZAMAN NOW ini memiliki banyak manfaat. Program ini tidak hanya memberikan pengetahuan tentang berbagai topik kesehatan, tetapi juga meningkatkan kesadaran bahwa memulai sebuah keluarga memerlukan persiapan yang matang dan memungkinkan Anda berperan aktif dalam komunitas. Hal ini dapat dijadikan solusi terhadap permasalahan yang terjadi di masyarakat saat ini, yaitu masih banyak keluarga yang belum memiliki pola asuh yang tepat untuk meningkatkan kualitas anak-anaknya. Pengetahuan yang diberikan kepada remaja putri tidak terbatas pada mereka saja, melainkan meluas kepada mereka yang kelak akan menjadi ibu. Percakapan yang menyehatkan dan informatif juga ditekankan dalam diskusi antar peserta yang dimoderatori oleh para ahli medis. Kehadiran tenaga kesehatan profesional sebagai fasilitator juga membantu mengoreksi mitos dan fakta mengenai stunting serta memastikan masyarakat, khususnya keluarga, mendapatkan informasi yang valid.

Program kesehatan yang efektif adalah program yang dapat diterima dan berkelanjutan. Oleh karena itu, menciptakan suatu program yang efektif dari segi kemudahan dan kesederhanaan memerlukan kerjasama dari berbagai pihak. Analisis manfaat menunjukkan bahwa program ini dapat dikembangkan. Oleh karena itu, dukungan pemerintah dalam hal pendanaan, pelatihan staf, dan bantuan dalam melaksanakan program ini di lapangan sangat diperlukan untuk mencapai tujuan pencegahan stunting yang diinginkan. Agar program ini dapat berjalan secara efektif dan berkelanjutan, kami juga memerlukan dukungan pihak-pihak terkait lainnya. Sebab permasalahan stunting bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, namun juga tanggung jawab semua pihak yang terlibat.

DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun