Barang siapa yang bersungguh sungguh, maka  Ia akan berhasil. Itulah pepatah Arab yang bisa dipakai untuk memotivasi diri untuk bekerja keras. Hal ini yang Kami alami untuk mengerjakan proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di sekolah kami, dan hasilnya Kami merasa puas dengan terlaksananya kegiatan ini, minimal untuk kami sendiri sebagai pelaksana/koordinator kegiatan ini.
Kegiatan P5 merupakan kegiatan kokulikuler yang jamnya digunakan oleh seluruh guru untuk memperdalam pembelajaran intrakulikuler bagi murid-muridnya. Pembelajaran P5 ini memang masih sulit dilaksanakan oleh para guru di sekolah kami, Kami masih kebingungan merencanakan dan melaksanakan dalam pembelajaran di kegiatan sehari-harinya. Sehingga terkadang beberapa jam kokulikuler ini terbuang begitu saja, padahal sudah direncanakan dengan melakukan rapat-rapat kecil dengan guru yang lain.
Tema yang alhamdulillah sudah terlaksana adalah "Gaya hidup berkelanjutan", "Suara Demokrasi", dan kali ini adalah "Kearifan lokal". Â Tema ini kami tentukan setelah mempertimbangkan situasi dan kondisi di sekolah kami, dan ide ini bergulir mengerucut kepada masakan khas daerah. Walaupun sempat terlintas untuk mengambil sub tema tentang pencak silat (maenpo), tapi karena banyak bahan rancangan tentang masakan daerah dan akhirnya keputusannya berujung di masakan khas daerah kami (Cianjur).
Dalam rancangannya, kami akan memperkenalkan makanan khas daerah yang ada di Indonesia khususnya makanan lokal. Kemudian mereka juga diberikan keterampilan membuat desain poster dengan  menggunakan canva. Dan terlihat minat siswa dalam membuat canva cukup besar, walaupun ada yang diberi kesempatan dengan menggunakan buku gambar. Namun wawasan mereka semakin bertambah dan keterampilan mereka meningkat.Â
Setelah itu mereka juga ditugaskan melakukan wawancara dengan produsen makanan khas lokal dan membuat video. Setidaknya dengan tugas ini mereka belajar mencari informasi dari lingkungan sekitar dan menghargai berbagai profesi yang ada di sekitar rumah mereka.
Tahap berikutnya peserta didik melakukan uji coba membuat makanan khas daerah dan hasilnya mendapat penilaian dan masukan dari guru sehingga bisa diperbaiki untuk gelar karya selanjutnya. Dan terakhir dilakukan gelar karya untuk menjual makanan khas daerah buatan mereka dan yang tidak direncanakan sebelumnya adalah menampilkan kesenian berupa tarian khas daerah, pupuh (mamaos) yang dilakukan oleh siswa dengan bimbingan guru seni budaya di sekolah kami.Â
Suasana waktu gelar karya semakin syahdu dengan dianjurkannya siswa dan guru memakai pakaian adat sunda (pangsi) yang berwarna hitam bertepatan dengan tanggal 12 yang merupakan tanggal lahir Cianjur. Alhamdulillah kegiatan ini berjalan lancar dan merupakan kebahagiaan bagi Kami sebagai guru P5 dan juga siswa yang menampilkan kompetensinya.
Tentunya kegiatan ini terwujud karena adanya dukungan kepala sekolah, Dewan guru dan juga orang tua yang mendukung kegiatan ini sehingga terwujud. Kegiatan yang Kami lakukan ini mendapat apresiasi dari guru yang lain dan menganjurkan untuk menggunakan panggung dan skala kegiatan yang lebih besar. Namun yang lebih utama dari kegiatan ini adalah terwujudnya profil pelajar Pancasila pada siswa kami. Hal ini terlihat dari semakin dewasanya para siswa dalam mengelola kegiatan yang mereka lakukan.
Dalam kegiatan P5 ini yang tak terduga adalah kami dapat memanfaatkan aset yang ada di sekolah kami seperti aset manusia, fisik, dan juga aset yang lain yang selama ini tidak kami sadari. Siswa bisa lebih bersemangat untuk mengembangkan potensinya, demikian pula dengan para guru yang ada yang sebenarnya punya banyak potensi yang belum tergali. Aset lingkungan juga lebih terekspose oleh siswa sehingga mereka bisa merencanakan kegiatan apa yang akan mereka lakukan di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H