Mohon tunggu...
Isnaeni
Isnaeni Mohon Tunggu... Guru - Belajar dengan menulis.

Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Lain Anak Lain Hobinya

3 Agustus 2024   12:11 Diperbarui: 3 Agustus 2024   12:34 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari kelima anak yang kami terima sebagai anugerah terindah dalam hidup ini, banyak sekali pengalaman dan penemuan yang kami dapatkan. Dari kelima anak ini mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri. Anak pertama memiliki ketertarikan bahasa, matematika dan menyanyi. Anak kedua memiliki kelebihan dalam bidang menggambar dan teliti dalam bekerja. Anak ketiga mempunyai hobi membuat video dan seni tiga dimensi. Anak keempat mempunyai kelebihan menemukan aplikasi-aplikasi dan juga bahasa serta anak kelima banyak belajar dari kakak-kakaknya.

Hobi yang paling dominan dari semua hobi dan banyak dimiliki anak-anak tersebut adalah dalam bidang menggambar. Setiap waktu selalu ada momen mereka asik menggambar. Hobi menggambar ini memang ada turunan dari kakek mereka yang sebenarnya telah direkomendasikan gurunya untuk melanjutkan ke ITB karena kemampuan menggambarnya, namun lebih memilih menjadi guru di daerah asalnya. 

Anak-anak tidak disuruh untuk menggambar atau melakukan hobinya, namun mereka secara naluri menggambar dengan keinginan mereka. Demikian pula, saya tidak pernah mengajarkan menggambar karena saya tidak pandai menggambar. Hobi menggambar lebih banyak turun dari keluarga isteri. Paman anak-anak memang ada yang kerjanya menggambar anime, dari menggambar ini ia bisa mendapatkan penghasilan. Sering kali kami mentertawakan diri sendiri, kami yang bekerja kesana kemari mencari rezeki kadang kala mendapat pinjaman dari orang yang tidak kemana-mana yang kerjanya menggambar.

Karena hobi menggambar ini, dinding rumah kami menjadi ajang media gambar. Setelah kami mengecat dinding dalam rumah, tidak lama kemudian menjadi penuh dengan gambar. Sehingga kami akan mengecat rumah kami ketika anak kami berumur 6 tahun, akan tetapi hal itu tidak terjadi karena kami mendapat anak lagi. Sebagai gantinya, maka mereka disarankan untuk menggambar di buku gambar, namun akhirnya mereka malah menggambar di buku tulis. Tidak menggambar di buku tulis, mereka menggambar di kertas hvs untuk dipakai ngeprint, jadilah kertas yang kami beli menjadi cepat habis.

Ketika mereka semakin besar, gambar mereka semakin baik dibandingkan anak-anak seumurannya. Mereka belajar menggambar dari youtube dan menggunakan teknik-teknik menggambar yang saya sendiri tidak tahu. Saya merasa gambar mereka begitu bagus dan ketika saya memposting gambar itu di facebook, banyak teman-teman fb saya yang memuji dan ada yang menyarankan anak saya mengikuti kodland. 

Hobi menggambar atau membuat video anak-anak saya ini mendahului kemampuan menulis dan membaca. Dalam membaca anak saya banyak mengalami disleksia, sehingga beberapa bisa lancar membaca sekitar kelas 3 atau empat. Kelebihan anak saya ini kadang membuat saya tenang saja walaupun kemampuan membaca dan menulisnya agak lambat dibanding yang lain. Bahkan saya melihat anak-anak saya santai saja ketika yang lain menjadi juara kelas. Belum ada ambisi yang besar untuk mengejar prestasi teman-temannya.

Hobi menggambar yang dipunyai anak-anak ini membuat kami sebagai orang tua harus menyediakan kertas yang banyak, dinding yang siap digambari dan sekarang mereka beralih menggambar di hp atau komputer. Apabila mereka menggambar di hp kadang harus bertabrakan kepentingan kami sebagai orang tua yang memerlukan hp sebagai media komunikasi. Makanya kesempatan menggunakan hp di rumah bagi kami sebagai orang tua semakin berkurang.

Walaupun kemampuan menggambar bisa menjadi tumpuan mencari rezeki masa depan, tapi saya tetap menganjurkan anak untuk belajar seperti anak-anak  lainnya. Anak kedua yang gambarnya sudah bagus, kami dukung untuk mengikuti ekskul karate agar ia memperoleh pengalaman yang lain. Anehnya walaupun hobi menggambar, Ia memiliki cita-cita jadi polisi wanita. 

Ketika Saya mencoba daftar di kodland, tadinya saya pikir gratis seterusnya, ternyata hanya mulanya saja, kesananya ditawarkan kelas yang jumlah biayanya cukup besar. Tapi kami ikuti karena anak kami berminat. Ketika dalam proses pendidikannya, ternyata anak kami bisa mengikuti. Kadang kala adik-adiknya ikut nimbrung untuk mengintip bagaimana membuat animasi. Bagaimana pun semua pendidikan minat dan hobi merupakan investasi kami bagi anak-anak kami untuk masa depan mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun