Hari ini Saya mengantar Isteri dengan mengendarai motor ke sebuah sekolah yang letaknya masih se- kecamatan, namun jalan menuju tempat tersebut menurun dan berkelak-kelok. Yang Saya takutkan jalannya berbatu-batu dan rusak ditambah malamnya ada hujan membuat jalan penuh tanah merah. Jalan yang menanjak dan menurun curam ini membuat daerah ini disebut daerah lebak (daerah yang ketinggiannya lebih rendah) oleh Kami yang tinggalnya di tempat yang lebih tinggi.
Karena letaknya yang sulit dijangkau menyebabkan daerah ini sempat terisolir, dan untuk mendapatkan berbagai fasilitas kebutuhan hidup mereka harus berjalan kaki cukup jauh. Bila ada anak yang sekolah melanjutkan ke SMP atau SMA biasanya anak tersebut akan ngekost atau menumpang pada saudara yang ada di daerah Kami.Â
Untuk menjual hasil bumi pada tahun 80-an, mereka mengangkutnya dengan memanggulnya, baru kemudian diangkut ke kota dengan mobil dari daerah kami. Lama kelamaan, setelah ada jalan yang lebih baik, mereka tidak melewati daerah kami, tapi melewati jalan hutan pinus yang langsung lebih dekat ke kota terdekat. Dan Hari ini Saya melewatinya lagi dengan rasa was-was karena harus melewati jalan yang cukup curam untuk dilewati.
Apa yang Saya bayangkan ternyata salah, jalan yang dikira jelek ternyata mulus, hanya belokan dan naik turunnya masih mendebarkan untuk dilewati. Bahkan untuk jalan yang menurun curam sempat membuat Isteri ingin turun takut melihat jalannya yang meliuk menurun. Kami pun belok kiri di persimpangan keluar dari jalan yang mulus menuju sekolah yang kami tuju. Jalanannya berupa jalan cor dengan kualitas biasa. Kadang jalanan cor ini diselingi jalanan yang  belum di cor, segini juga sudah mendingan.
Setelah sampai di SD ini, Isteri bertemu dengan guru setempat dan menyelesaikan urusannya. Penduduk daerah lebak ini ternyata tidak semuanya asli turun temurun orang lokal, banyak juga yang berasal dari daerah kabupaten lain di Jawa Barat, bahkan juga ada yang berasal dari provinsi lain. Makanya tak heran mereka adalah orang Bandung atau Garut yang membeli lahan di sini karena lebih murah. Mereka menjual tanah di tempat asal mereka dan membeli tanah di daerah lebak yang lebih luas.
Kesulitan penduduk daerah sini adalah sulitnya transportasi dan fasilitas-fasilitas yang jarang tersedia. Misalnya fasilitas kesehatan yang baru mereka dapatkan setelah berkendara sejam lebih dengan kondisi jalan dan alat transportasi yang sulit. Seperti pernah terjadi ibu yang melahirkan tidak dapat tertolong karena terlalu lama diperjalanan sehingga ketika sampai di Rumah Sakit keburu meninggal kehabisan darah.
Setelah selesai urusan sekolah isteri, Kami melanjutkan mengunjungi rumah saudara kami yang kakaknya meninggal karena stroke yang sudah lama, namun Kami pun tidak sempat mengunjungi kenalan kami yang usianya di bawah kami yang juga mengalami stroke. Entah apa penyebabnya penyakit stroke ini bisa terjadi pada saudara kami yang kelihatannya tidak gendut atau menampakkan gejala beresiko penyakit golongan ini.
Kami pulang melewati jalan yang berbeda, dan kondisinya sebagian di cor dan sebagian tidak. Jalan yang Kami lewati menanjak dan berkelok-kelok sehingga dari motor kami tercium bau mesin atau ban.
Untung Kami tidak melewati jalan ini ketika berangkat, karena terlalu terjal dan kondisi jalannya agak rusak. Apalagi Saya lebih takut menghadapi turunan dari pada tanjakan, bila menurun Saya kadang ragu dengan rem motor yang tidak pakem, bahkan kalau pakem pun di turunan bisa menyebabkan ban motor tidak stabil.
Setelah kembali ke jalan besar yang mulus, maka kami pun mengucapkan syukur bisa kembali dengan selamat dan kami akhiri dengan makan mie ayam dan minum air jeruk.