Mohon tunggu...
Isnaeni
Isnaeni Mohon Tunggu... Guru - Belajar dengan menulis.

Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Home Pilihan

Penanganan Instalasi Air Rumah di Kampung

29 Maret 2023   10:06 Diperbarui: 29 Maret 2023   10:13 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Home. Sumber ilustrasi: Unsplash

Air adalah elemen paling penting dalam pertimbangan Kami memilih rumah. Karena  rumah tanpa air menyebabkan jalannya kehidupan akan terasa sulit. Kami pernah memenyaksikan seseorang yang membuat rumah begitu megah dengan segala kemewahannya, namun tidak mempunyai sumber air bersih yang memadai dan memenuhinya dengan pergi ke sungai. Pada akhirnya rumah tersebut ditinggalkan dan dijual karena tidak memberikan kenyamanan bagi penghuninya. 

Pertimbangan menempati rumah yang kami lakukan adalah memastikan adanya sumber air bersih untuk memenuhi kebutuhan minum, memasak, mencuci dan membersihkan diri. Pertama kali Kami tinggal di rumah yang Kami tempati, sebuah sumur yang dangkal cukup untuk memenuhi kebutuhan Kami walaupun air sumur tersebut harus Kami campur dengan air dari kolam tetangga untuk mengurangi warna air yang kekuning-kuningan. Untuk air minum sempat kami menggunakan air sumur tersebut, kemudian membeli air lewat tukang ojek karena takut akan mempengaruhi kesehatan Kami.

Air yang Kami beli biasanya dimasak dulu karena diambil dari sumber mata air di kampung sebelah. Selain digunakan untuk minum, juga digunakan untuk memasak baik itu nasi atau masakan lainnya. Kualitas airnya cukup bersih dan selalu tersedia walaupun di musim kemarau.

Sempat menggunakan air isi ulang untuk air minum, namun kemudian kembali membeli air mentah lewat tukang ojek. Kami tidak pernah menggunakan dispenser untuk minum dengan alasaan tidak punya dan tidak mau menggunakan dispenser. Kami lebih senang memasak air untuk minum.

Untuk memenuhi kebutuhan air mandi, cuci dan kakus, sempat pula memasang pipa ke kolam untuk mencampur air sumur yang kuning. Di musim kemarau sumur kadang kala agak kering dan kualitasnya jelek, begitu pula air pencampur dari kolam kadang kala mampat karena penuh lumpur atau ada benda yang membuat mampat. Tidak adanya air pencampur air sumur membuat kualitas dan kuantitas air menjadi rendah karena air akan kuning, berbau dan tidak baik untuk mencuci pakaian terutama  yang berwarna putih.

Karena kualitas air sumur semakin jelek, maka kami memutuskan untuk membuat sumur dangkal yang kebetulan dekat dengan saluran air yang agak bersih. Membuat sumur dan merapihkannya memakan biaya yang cukup besar. Kuantitas air cukup memenuhi kebutuhan MCK, namun kadang-kadang airnya agak tercemar sabun. Bila musim kemarau, sabun dari hasil cucian tetangga kadang-kadang meresap ke sumur dan membuat busa di bak mandi. Begitu pula dengan lumpur dari sumur cukup cepat menumpuk di dasar sumur dan membuat mesin penyedot air tersumbat dan tidak beroperasi dengan baik.

Mesin penyedot air yang Kami gunakan hanya mesin ukuran kecil, karena sumur yang kami punya tidak terlalu dalam. Dengan bantuan tetangga yang bisa memperbaiki mesin, operasional mesin tidak terlalu sulit apabila ada masalah dengan mesin air tersebut. Dengan memberikan upah sekedarnya, Kami bisa menikmati air yang begitu penting dalam aktifitas sehari-hari.

Untuk saluran air dari kloset, rumah Kami sudah ada septictanknya. Demikian pula dengan air dari kamar mandi atau bak cuci sudah tersedia bak terminal berupa bak kecil. Apabila bak terminal sudah penuh dengan lumpur, maka bak tersebut harus dikeduk lumpurnya. Namun sering kali lumpurnya ini berbau dan airnya juga cepat penuh. Untuk mengatasinya maka dibuat saluran air pembuangan kembali ke saluran air yang di depan. 

Saluran pembuangan ini juga dilengkapi bak kontrol untuk menjaga apabila salurannya mampat. Dalam rangka menjaga bila kondisi pipa mampat, maka pipa-pipa ini dibuat tidak terlalu permanen untuk memudahkan pembersihan pipa. Pipa yang mampat membuat kondisi tidak nyaman terhadap tetangga. Bila air pembuangan mampat akan menyebabkan air yang bau meluber ke halaman tetangga. 

Masa yang akan datang, Kami berencana ingin mempunyai toren untuk bisa menampung air dan membagi air untuk beberapa WC atau kamar mandi dan juga bak cuci. Untuk sementara dengan instalasi yang ada Kami gunakan dulu dan terus mencari cara agar instalasi air yang kami gunakan bisa lebih efektif dan efisien. Tidak mengganggu lingkungan dan nyaman digunakan. 

Setahun yang lalu, pak RT sempat menawarkan pemasangan air PAM, dan Kami hanya cukup membayar pemasangan instalasi pipa dan pekerjanya. Ternyata belum juga terlaksana sampai saat ini, sempat ada petugas yang datang disaat Kami sedang keluar namun tidak datang lagi. Entah bagaimana kelanjutannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun