Teringat waktu kecil pernah menonton film horor yang membuat begidik bulu kuduk walau hari sudah siang. Timbulnya ketakutan itu memang tidak bisa hilang dengan cepat. Namun itu sangat berkesan sebagai pengalaman waktu kecil yang tak terlupakan.
Dimulai dari kebiasaan ikut mengaji ke kota terdekat bersama salah satu paman yang umurnya tidak terlalu jauh. Sang paman selalu punya cara untuk menelusuri berbagai aktivitas di kota tersebut. Setelah  mengaji di malam minggu, beliau selalu mengajak saya untuk menelusuri trotoar jalan raya dan melihat kegiatan di sekitar jalan raya yang menuju rumah Ua untuk menginap.Â
Di sepanjang trotoar jalan raya, banyak toko yang memperlihatkan gemerlapnya malam yang tidak ada di desa kami. Dan yang menarik untuk dilihat adalah tempat penyewaan kaset video (waktu itu belum dikenal VCD atau DVD). Sebelum disewakan, kaset video diputar untuk mengecek isinya. Dengan melihat video yang sebentar pun sangat menyenangkan, karena di kampung jarang sekali yang mempunyai video player bahkan mungkin belum ada.Â
Ada juga sarana bermain yang letaknya di dekat bioskop. Dengan melihat poster-poster film yang akan ditayangkan atau yang sudah ditayangkan merupakan kesenangan tersendiri. Kemudian melihat pemuda dan anak kecil yang memainkan permainan ding dong. Berbagai alat permainan yang akan beroperasi dengan memasukkan koin ke dalamnya. Senang sekali menonton keramaian para pengunjung dan melihat berbagai jenis permainan yang tersedia.
Setelah shalat subuh, saya dan paman pergi mengaji dan pulangnya kami pamit lagi ke Ua untuk pulang ke kampung. Untuk sampai ke kampung, kami harus ke terminal dimana angkutan pedesaan menunggu penumpang. Sang paman yang masih kelas enam SD mengajak untuk saya yang masih kelas dua SD untuk menonton setiap aktifitas di kota tersebut. Salah satunya adalah menonton video yang mengharuskan penonton membayar.
Dengan bekal uang sisa ongkos yang diberikan ibu, saya dan paman ikut menonton film yang judul dan jenis filmnya tidak saya perhatikan. Kami masuk ke sebuah ruangan yang di dalamnya terdapat televisi yang besar, dan penonton yang hadir cukup banyak. Â Setelah penonton masuk, maka lampu ruangan pun dimatikan. Dan film pun dimulai dari hal-hal yang biasa tentang seorang berkunjung ke suatu rumah.
Ternyata film tersebut di dalamnya banyak kejadian-kejadian yang menampilkan korban-korban pembunuhan dan juga kejadian yang mengerikan. Untuk anak yang berumur 8 tahunan, film itu sangat menakutkan dan trauma. Ditambah sifat saya yang penakut dan gambaran hantu yang ada dalam benak saya membuat menonton film tersebut seperti siksaan.
Ketika film berakhir dan lampu ruangan dinyalakan, perasaan lega pun tiba. Tapi terbayang bagaimana film yang telah saya tonton begitu menakutkan. Kemudian saya dan paman pulang kembali ke kampung dengan mengendarai angkutan pedesaan.
Bayangan mayat yang keluar dari lemari yang ada di film membuat meringis dan takut walaupun saya sedang bermain di luar bersama teman-teman. Dan ketakutan itu membuat saya bila halat di mesjid memilih dekat pintu, karena di sebelah mesjid ada ruangan tempat menyimpan keranda mayat. Keranda mayat memiliki gambaran menakutkan bagi anak kecil bahkan orang dewasa, sehingga dengan ada di dekat pintu, bila ada sesuatu saya bisa langsung melarikan diri.
Seiring berjalannya waktu, saya bisa lebih berani untuk menghadapi ketakutan waktu berjalan di tempat gelap di tempat-tempat yang dianggap menakutkan. Kemudian menjadi lebih berani lagi dengan menempati rumah yang kondisinya lebih sepi di pinggir hutan dan dekat kuburan ketika bertugas. Padahal kondisi rumah tersebut mirip dengan gambaran menakutkan waktu kecil.
Kondisi rasa takut ini sekarang pun dialami anak-anak saya yang semuanya perempuan. Mereka kadang merasa takut untuk pergi ke dapur atau kamar mandi, padahal di siang hari. Mereka suka meminta bantuan untuk mengantar mereka ke dapur atau kamar mandi. Anehnya mereka sering menonton hal-hal yang menakutkan di you tube, entah karena penasaran atau lainnya. Sering kami melarang mereka menonton video-video horor, karena kami anggap dapat membuat mereka semakin penakut.