Mohon tunggu...
Isnaeni
Isnaeni Mohon Tunggu... Guru - Belajar dengan menulis.

Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengikuti Acara Reuni Alumni Sekolah Isteri

12 Juni 2022   17:45 Diperbarui: 12 Juni 2022   17:46 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Acara reuni alumni sekolah isteri yang sempat di undur karena pandemi covid-19 akhirnya diadakan juga. Isteri saya kebetulan alumni Sekolah Menengah Negeri di ibu kota kabupaten. Sehingga alumni sekolah tersebut banyak yang merupakan orang-orang yang terpilih, minimal untuk masuk sekolah tersebut NEM nya harus tinggi (waktu itu). 

Saya dulu sekolah menengah negeri yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal saya. Saya kadang-kadang mengikuti acara-acara yang diadakan teman sekolah isteri. Kebetulan sekali salah seorang teman isteri adalah teman saya mengajar waktu tugas di daerah, sehingga saya bisa lebih dekat dengan teman-teman isteri. Tujuan saya adalah memperluas jaringan sebagaimana yang disarankan ferrazi dalam bukunya.

Dari membaca buku ferrazi, saya menangkap pendapat bahwa kita harus berkomunikasi dengan orang yang berada di luar lingkaran pergaulan kita. Tujuannya untuk menambah jaringan pertemanan kita tidak itu-itu saja.  Makanya saya pernah tidak kebagian kamar dengan teman sekabupaten saya waktu pelatihan, tapi saya dengan kondisi itu mengambil hikmah untuk berkumpul dengan peserta dari daerah lain.  

Saya mengambil hikmahnya saja berteman dengan teman-temannya isteri. Sambil mengantar isteri, saya bisa mengenal teman-teman isteri lebih dekat. Walaupun jurusannya A4(budaya), mereka terlihat sangat profesional dan elegan. Bahasa mereka lebih bermutu dan ilmiah, sehingga saya kadang merasa minder. Mungkin karena jurusan budaya memang terlatih untuk selalu berliterasi. Sehingga mereka (teman-teman isteri) banyak yang merupakan alumni dari perguruan Tinggi ternama.

Ada diantara teman isteri yang merupakan birokrat, pengacara, pengusaha dan pendidik. Apabila bertemu, mereka sangat asyik dengan obrolan yang tidak biasa. Lebih ilmiah, kekinian dan elegan tapi tetap mengandung humor. Bebas mengekspresikan pemikiran mereka menjadi suatu budaya. Jurusan budaya yang dianggap jurusan buangan ternyata dinafikan dengan kenyataan lulusannya.

Dari cerita isteri, kelas budaya terbiasa meresensi buku-buku roman dan mempelajari bahasa-bahasa. Lulusan jurusan budaya yang merupakan teman isteri saya banyak yang melanjutkan ke perguruan tinggi yang mempunyai jurusan bahasa. Seperti bahasa Rusia, Bahasa Jepang, Bahasa Perancis, Bahasa Arab dan Bahasa Sunda. Termasuk isteri saya yang pernah belajar di jurusan Bahasa Rusia. Akan tetapi isteri saya akhirnya bisa menyelesaikan S1 nya di jurusan PGSD dan menjadi seorang guru.

Saya membayangkan bahwa literasi yang dilakukan oleh isteri dan kawan-kawannya telah membentuk suatu generasi yang cerdas, berilmu dan elegan. Walaupun profesi mereka bermacam-macam, namun cara berfikir mereka lebih maju dibandingkan teman-teman yang lain. Mereka punya kebanggaan sendiri tentang jurusan mereka, mereka menamakan diri mereka anak CSK (Cultural Section Kids). 

Selain mengikuti reuni SMA nya isteri, saya juga pernah mengikuti reuni SMP isteri. Sekolah inipun adalah sekolah unggulan di daerah kami. Menariknya acara reuni inipun begitu meriah walaupun hanya satu angkatan. Banyak door prize yang diberikan kepada peserta reuni baik alumni siswa maupun alumni guru, hal ini dikarenakan panitia banyak mempunyai sponsor. Hampir semua peserta kebagian door prize dan goody bag berisi produk sponsor. 

Untuk mengingatkan kenangan waktu sekolah, didatangkan pula pedagang makanan yang dari dulu berjualan di sekolah. Peserta di bebaskan untuk menikmati jajanan. Saya hanya mengantar isteri ke acara, dan ketika menjemput saya disuruh ikut menikmati hidangan yang ada. Saya mengambil segi positifnya mengikuti acara reuni isteri. 

Saya sendiri pernah mengikuti reuni sekolah saya sendiri, tapi untuk yang satu angkatan belum bisa membuat reuni yang besar. Untuk SMP, teman sekelas saya jumlahnya hanya sedikit. Sedangkan untuk SMA, sering ada upaya untuk melakukan reuni satu angkatan, namun baru mengadakan acara yang terbatas. Atau mungkin saya sendiri yang jarang mengikuti reuni sekolah sendiri. Apalagi reuni teman kuliah yang kebanyakan teman-teman kuliah tersebut berasal dan sekarang berdomisili di luar pulau Jawa. 

Kembali ke pokok acara reuni adalah untuk silaturahmi. Sekarang ini walaupun tidak ada reuni fisik, reuni bisa dilakukan lewat media sosial baik itu WA, facebook dan lainnya. Selalu saling mengabari dan mendoakan dengan teman-teman seperjuangan. Bahkan saling membantu seperti ketika ada keluarga teman yang meninggal dunia atau sakit. 

 

 

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun