Mohon tunggu...
Isnaeni
Isnaeni Mohon Tunggu... Guru - Belajar dengan menulis.

Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mencari Pengasuh Anak yang Tepat

16 Mei 2022   11:20 Diperbarui: 16 Mei 2022   11:37 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suami isteri bekerja merupakan hal yang biasa untuk saat ini. Masalah timbul ketika kami mempunyai buah hati yang perlu perhatian dan bimbingan. Satu sisi kami perlu mengekspresikan kemampuan kami dalam mencari penghidupan, satu sisi lain ada yang mesti tunaikan terhadap anak kami. Kami biasanya saling berbagi tugas. Bila isteri mengajar, saya yang jaga anak dan sebaliknya bila saya mengajar istri yang menjaga. Kebingungan muncul ketika kami sama-sama mengajar pada waktu yang sama.

Ketika kami masih tinggal dengan orang tua, anak kami bisa dititipkan kepada orang tua. Namun kami berusaha agar menitip anak hanya sekedar waktu kami bekerja dan diusahakan tidak terlalu lama. 

Kami berusaha agar tidak merepotkan dan menyusahkan mereka walau kadang mereka senang melakukannya. Untuk itu isteri menyiapkan semua keperluan yang dibutuhkan anak juga yang dibutuhkan orang tua ketika anak diasuh oleh mereka. 

Untuk menghindari menyusahkan orang tua, maka kami berusaha mencari pengasuh di sekitar kami. Kebetulan ada saudara jauh isteri yang punya banyak waktu luang. Maka kami menitipkan anak kami ke si Teteh dengan imbalan sekedarnya. 

Beliau tidak mempunyai anak perempuan, sehingga anak kami dijaganya dengan baik. Tentunya kami hanya menitipkannya ketika isteri bekerja saja, selebihnya isteri anak ditangani isteri.

Ketakutan isteri ketika anak diasuh orang lain adalah anak lebih condong kepada pengasuh dari pada kepada ibunya sendiri. Makanya anak selalu di awasi sejauh mana ketergantungannya kepada pengasuh agar tidak terlalu jauh. Apalagi ketika anak kedua tidak lagi tergantung ASI ketika umur empat bulan, dikhawatirkan anak semakin jauh dari ibunya.

Biaya mengasuh anak semakin besar ketika kami pindah tempat tinggal.  Tentunya kami harus menambah biaya transpor untuk bolak balik yang mengasuh. Kami tetap mempertahankan si teteh mengasuh karena mencari pengasuh anak sangat sulit. Jarang sekali orang yang mau mengasuh dengan imbalan yang sekedarnya dan dapat dipercaya. 

Hal itu berlangsung sampai kami mempunyai anak keempat. Keuntungan dari mendapat pengasuh anak adalah beberapa pekerjaan rumah kami seperti mencuci, menyetrika dan membersihkan rumah bisa sekaligus diatasi. Tentunya mengasuh anak adalah tugas utamanya si Teteh. Makanya isteri tidak sayang untuk memberikan uang tambahan dan pemberian lainnya karena pekerjaannya itu. 

Masalah muncul lagi ketika si Teteh tidak diizinkan oleh suami barunya untuk bekerja pada kami. Kami harus mencari pengasuh baru yang sesuai dengan kriteria kami. Apalagi saya dan isteri  mempunyai kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan. Sesekali kami bisa menitipkan anak kepada neneknya, tetapi kami tidak ingin menyusahkan mereka terus menerus. 

Setelah mencoba meminta bantuan beberapa pengasuh yang kami kenal, ada saja hambatan untuk terus mengasuh anak kami. Hambatan rumah pengasuh terlalu jauh dari rumah kami, hambatan dari keluarganya atau hambatan jumlah uang mengasuhnya yang terlalu kecil. 

Saya pun sering berdiskusi tentang masalah mencari pengasuh ini dengan teman di sekolah yang mempunyai kesulitan yang sama yaitu mencari pengasuh untuk cucunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun